Powered By Blogger

Jumat, 04 Maret 2011

Toisutta Bantah Dalangi Demo Anti-Nurdin

Jakarta - Kepala Staf
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
Jenderal George Toisutta, Jumat (4/3),
membantah mendalangi sejumlah demontrasi
menentang Ketua Umum PSSI Nurdin Halid di
kantor PSSI di komplek Stadion Utama Gelora
Bung Karno, Senayan. »Saya cukup terhormat
sebagai Kepala Staf TNI-AD dan tidak akan
melakukan tindakan-tindakan seperti itu, ” kata
Toisutta.
Menurut dia, Toisutta dicalonkan sejumlah pihak
untuk bersaing dengan Nurdin sebagai bakal
calon ketua umum PSSI 2011-2017. Demo anti-
Nurdin sudah berlangsung jauh sebelum
proses pencalonan kepengurusan baru.
Toisutta menanggapi pernyataan pengacara
Nurdin, Indra Shanun Lubis, bahwa ada
perintah para pemimpin di TNI-AD untuk
menggalang dukungan demo-demo tersebut.
Shahnun membacakan pesan elektronik serta
menyebut-nyebut sejumlah nama dalam
struktur TNI-AD seperti Komandan Resort
Militer. Ia menganggap Nurdin berhalusinasi
ketika menyatakan dirinya diancam dibunuh
saat pengurus PSSI bertemu Dewan Perwakilan
Rakyat.
Secara terpisah Nurdin membantah
menyembunyikan surat dari badan sepak bola
dunia, FIFA, pada 2007 yang berisi perintah
agar Nurdin tak maju lagi sebagai ketua umum
karena terlibat kasus koripsi. Nurdin
menegaskan surat dari FIFA tidak seperti itu.
Pernyataan itu disampaikannya Jumat (4/3)
siang setelah bertemu Ketua Umum Komite
Olahraga Nasional Indonesia/Komite Olimpiade
Indonesia (KONI/KOI), Rita Subowo, di
kantornya, Senayan, Jakarta.
Sehari sebelumnya Duta Besar Indonesia untuk
Swiss, Djoko Susilo, mengatakan Nurdin telah
melakukan kebohongan publik karena
menyembunyikan surat larangan FIFA.
Organisasi yang berkantor pusat di Zurich,
Swiss, ini pada Juni 2007 sudah melarang
Nurdin menjadi Ketua Umum PSSI karena
divonis bersalah dan dipenjara.
FIFA dalam suratnya meminta PSSI melakukan
pemilihan ulang Ketua Umum PSSI. "Tapi
Nurdin dan petinggi PSSI lainnya
menyembunyikan surat FIFA itu dan tetap
menjabat hingga sekarang. Ini tindakan
kebohongan. Ini sudah kriminal sebenarnya,"
kata Djoko kepada Tempo.

Tidak ada komentar: