Powered By Blogger

Senin, 31 Januari 2011

PSSI Bantah Suap Pemain Timnas + isi Surat

NEWS - Surat kaleng yang menuduh pengurus PSSI terlibat suap pemain timnas sehingga menyebabkan Indonesia gagal menjuarai Piala AFF 2010 akhirnya mendapat tanggapan. PSSI dengan tegas menyatakan bahwa surat tersebut sebatas fitnah.

Pernyataan bantahan itu dilontarkan oleh Sekretaris Umum PSSI Nugraha Besoes, Senin (31/1/2011). Menurutnya, PSSI tidak mungkin melakukan judi dengan bandar dan menyuap pemain sendiri. "Fitnah itu sangat kejam. Itu menginjak harga diri bangsa," kata Nugraha Besoes.
Dia juga mempertanyakan keberadaan penulis surat. Penulis (Eli Cohen) dinilai tidak bertanggung jawab karena menyembunyikan identitasnya. Eli mengaku sebagai pegawai pajak di Kementrian Keuangan Republik Indonesia, padahal setelah ditelisik, nama tersebut dicatut dari nama seorang agen yang telah mati. "Pastikan, memangnya orangnya itu ada nggak," kata Besoes.

Sekadar diketahui, PSSI mendapat tudingan sangat keras. Pengurus PSSI dituding terlibat judi dengan mafia Malaysia. Agar menang judi, pengurus tersebut lantas menyuap beberapa pemain timnas. "Kekalahan tim sepak bola Indonesia dari tuan rumah Malaysia saat itu adalah sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai. Hal ini terjadi karena adanya permainan atau skandal suap yang dilakukan oleh Bandar Judi di Malaysia dengan petinggi penting di PSSI," tulis Eli dalam suratnya yang ditujukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Eli juga memaparkan bahwa hasil uang judi dipakai untuk membiaya Kongres Tahunan PSSI di Bali. Tujuannya agar Ketua Umum PSSI bisa terpilih kembali. "Keuntungan yang diperoleh oleh dua oknum ini dari Bandar judi ini digunakan untuk kepentingan kongres PSSI yang dilangsungkan pada tahun ini. Uang tersebut untuk menyuap peserta kongres agar memilih XX kembali sebagai Ketua Umum PSSI pada periode berikutnya," tulisnya. [Phe]

Inilah surat tersebut:

From: eli cohen
Date: Sun, 30 Jan 2011 14:36:16 +0700
To:

Subject: Mohon Penyelidikan Skandal Suap saat Piala AFF di Malaysia

Kepada Yth.
Bapak Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden Republik Indonesia

Di Jakarta

Dengan Hormat,

Perkenalkan nama saya Eli Cohen, pegawai pajak dilingkungan kementrian Keuangan Republik Indonesia. Semoga Bapak Presiden dalam keadaan sehat selalu.

Minggu ini saya membaca majalah tempo, yang mengangkat tema khusus soal PSSI. Saya ingin menyampaikan informasi terkait dengan apa yang saya dengar dari salah satu wajib pajak yang saya periksa dan kebetulan adalah pengurus PSSI (maaf saya tidak bisa menyebutkan namanya) . Dari testimony yang disampaikan ternyata sangat mengejutkan yaitu adanya dugaan skandal suap yang terjadi dalam Final Piala AFF yang dilangsungkan di Malaysia.

Disampaikan bahwa kekalahan tim sepak bola Indonesia dari tuan rumah Malaysia saat itu adalah sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai. Hal ini terjadi karena adanya permainan atau skandal suap yang dilakukan oleh Bandar Judi di Malaysia dengan petinggi penting di PSSI yaitu XX dan XXX. (ia menulis inisial dua nama, red).

Dari kekalahan tim Indonesia ini baik Bandar judi maupun 2 orang oknum PSSI ini meraup untung puluhan miliar rupiah.

Informasi dari kawan saya, saat dikamar ganti dua orang oknum PSSI ini masuk ke ruang ganti pemain (menurut aturan resmi seharusnya hal ini dilarang) untuk memberikan instruksi kepada oknum pemain. Insiden “laser” dinilai sebagai salah satu desain dan pemicunya untuk mematahkan semangat bertanding.

Keuntungan yang diperoleh oleh dua oknum ini dari Bandar judi ini digunakan untuk kepentingan kongres PSSI yang dilangsungkan pada tahun ini. Uang tersebut untuk menyuap peserta kongres agar memilih XX kembali sebagai Ketua Umum PSSI pada periode berikutnya.

Saya bukan penggemar sepak bola, namun sebagai seorang nasionalis dan cinta tanah air saya sangat marah atas informasi ini. Nasionalisme kita seakan sudah dijual kepada bandar judi untuk kepentingan pribadi oleh oknum PSSI yang tidak bertanggung jawab.

Oleh karenanya saya meminta Bapak Presiden untuk melakukan penyelidikan atas skandal suap yang sangat memalukan ini.

Semoga Tuhan memberkati Negara ini.

Hormat Kami,
Eli Cohen
Pegawai Pajak

Tembusan
1. Menteri Olah Raga
2. Ketua KPK
3. Ketua DPR
4. Ketua KONI

Laga Malaysia vs Indonesia Dijual Petinggi PSSI?

News - Kasak kusuk tentang adanya dugaan oknum PSSI yang menjual laga leg pertama final AFF Suzuki Cup 2010 di Stadion Bukit Jalil, Kualalumpur, lalu makin kencang terdengar.

Jika sebelumnya isu soal oknum PSSI yang tega menjual kemenangan Indonesia kepada bandar judi kelas kakap di Malaysia hanya beredar dari mulut ke mulut, kini muncul pengakuan dari seseorang yang mengaku bernama Eli Cohen, pegawai pajak di lingkungan Kementrian Keuangan Republik Indonesia, yang menyampaikan surat terbuka melalui email kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sby@presiden.go.id.
Surat tersebut juga dikirim ke email redaksi beberapa media di Jakarta. Dalam surat elektronik tersebut, Eli bercerita soal kekecewaannya mendengar adanya ketidak beresan yang terjadi saat Indonesia yang tampil luar biasa di turnamen tersebut. Apalagi, tiba-tiba Indonesia kemudian dihajar telak Malaysia 3-0. Kekalahan tersebut, menurutnya, telah diatur sebelumnya agar Indonesia kalah dari Malaysia.

"Kekalahan tim sepak bola Indonesia dari tuan rumah Malaysia saat itu adalah sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai. Hal ini terjadi karena adanya permainan atau skandal suap yang dilakukan oleh Bandar Judi di Malaysia dengan petinggi penting di PSSI (ia menulis inisial dua nama, red). Dari kekalahan tim Indonesia ini baik Bandar judi maupun 2 orang oknum PSSI ini meraup untung puluhan miliar rupiah," ujar Eli dalam email tersebut.

Lebih lanjut, Eli juga mengatakan dalam suratnya bahwa hasil menjual kemenangan Indonesia kepada bandar judi tersebut kemudian digunakan untuk membiayai Kongres Tahunan PSSI di Bali beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, Eli juga mengatakan dalam suratnya jika dua oknum PSSI yang menjadi otak kekalahan tersebut sempat masuk ke ruang ganti pemain dan memberikan instruksi khusus kepada oknum pemain yang kemudian ambil bagian memerankan bagiannya mengacaukan dan mematahkan semangat bertanding timnas.

Eli juga menambahkan, persoalan sinar laser yang kemudian timbul dan dianggap sebagai biang kekalahan timnas juga termasuk salah satu bagian dari skenario besar membuat timnas kalah. Karena, dengan kekalahan tersebut, oknum PSSI yang menurut Eli telah berbuat tega membuat timnas kalah tersebut kemudian mendapatkan keuntungan berlipat dari bandar Malaysia, demikian surat Eli kepada Presiden SBY.

Belum ada konfirmasi atas surat ini. Email itu juga dikirimkan ke Menteri Olah Raga, Ketua KPK, Ketua DPR, dan Ketua KONI.

Persikmania, Bonek, dan Arema Akan Teken Nota Damai

,Kediri:Kepolisian Resor Kediri Kota akan mempertemukan suporter Persik Kediri, Aremania Malang, dan Bonek Surabaya di Kediri. Mereka diminta membuat kesepakatan damai untuk mencegah bentrokan yang kerap terjadi di sepanjang jalur kereta api.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Ajun Komisaris Didit Prihantoro mengatakan pertemuan antar suporter tersebut akan dilaksanakan pada minggu ini di Mapolresta Kediri. Polisi telah melayangkan undangan kepada koordinator suporter Persik, Aremania, dan Bonek. “Kami ingin mendamaikan mereka,” kata Didit kepada Tempo, Senin (31/1).
Menurut Didit, perseteruan antar suporter selama ini tak sepenuhnya akibat fanatisme pada tim masing-masing. Sejumlah provokasi dan kesalahpahaman kerap menjadi pemicu terjadinya bentrokan. Tak hanya di lapangan, bentrokan ini juga terjadi di luar lapangan seperti sepanjang jalan bus dan kereta api.
Meski telah melakukan pengamanan dan antisipasi, bentrokan suporter yang terjadi di jalur kereta api menurut Didit sangat sulit dihindari. Bahkan kerusakan rumah dan kereta api yang mengangkut Aremania saat melintas di Kediri sudah tak terhitung lagi dalam dua bentrokan terakhir. “Kami fokus pada pengamanan jalur yang dilintasi suporter,” kata Didit menjelaskan target pertemuan itu.
Karena itu selain mengundang perwakilan suporter, polisi juga meminta Persikmania yang tinggal di sepanjang jalur kereta api turut hadir. Mereka diminta menahan diri untuk tidak menyerang kereta yang membawa suporter klub lain. Demikian pula dengan koordinator suporter di Blitar dan Tulungagung yang juga dilintasi kereta api.
Selain membahas akar perselisihan yang terjadi bertahun-tahun, pertemuan itu juga diakhiri dengan penandatanganan nota kesepakatan damai. Masing-masing koordinator akan menindak anggotanya yang tetap membandel.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Kediri Komisaris Polisi Kuwadi mengakui adanya kendala untuk memfasilitasi pertemuan itu. Koordinator Aremania rata-rata mengaku tak bisa mengendalikan seluruh anggotanya  yang tersebar di Kota Malang dan Kabupaten. “Tak ada koordinator yang bisa mewakili seluruh Aremania,” kata Kuwadi.
Karena itu dia akan memprioritaskan pertemuan Aremania dengan Persik Kediri terlebih dulu. Sebab kedua kelompok ini terlibat permusuhan yang cukup parah pasca pembakaran Stadion Brawijaya oleh Aremania pada Liga Indonesia Januari 2007 silam.

Jaya Hartono Tak Takut Meski Diancam PSSI

Bola.net - Pelatih Persik Kediri ,Jaya Hartono, mengaku tetap siap mendampingi tim ini bergabung dengan Liga Primer Indonesia (LPI), dan tidak takut dengan sanksi pencabutan lisensi kepelatihannya oleh PSSI.
"Apapun risikonya, saya akan tetap melatih Persik Kediri. Keputusan Ketua Umum mendaftarkan Persik Kediri ke LPI sudah benar," katanya di Kediri, Sabtu sore.
Ia mengaku mendukung rencana manajemen untuk bergabung ke LPI. Keputusan ini dinilainya untuk membangun klub yang berjuluk "Macan Putih" ini menjadi tim yang lebih baik, dan benar-benar profesional.
Pihaknya juga menampik jika dikatakan telah berkhianat dengan PSSI yang selama ini menjadi induk organisasi sepak bola di Indonesia. Ia mengatakan pengabdiannya selama ini kepada PSSI sudah cukup lama, hingga 11 tahun.
Pengabdiannya yang cukup lama itu dinilainya cukup. Jika keputusannya untuk tetap melatih Persik yang berencana bergabung ke LPI adalah bentuk tanggung jawab pada klub yang pernah diantarkannya menjadi juara dalam ajang Liga Super Indonesia.
Manajemen Persik Kediri berencana pindah ke LPI, menyusul "saudara tuanya" Persebaya 1927 dan Persema Malang yang lebih memilih bergabung dulu ke LPI. Secara kesempatan sendiri, saat ini Persik masih "fifty-fifty".
Keputusan hijrahnya tim kebanggaan Kota Kediri ini lebih disebabkan masalah anggaran yang dinilai cukup membantu Persik. Terlebih lagi, pemerintah berencana untuk membuat aturan yang tidak memperbolehkan penggunaan APBD untuk klub sepak bola profesional.
Ketua Umum Persik Samsul Ashar menyatakan, untuk keputusan positif atau tidaknya Persik bergabung ke LPI akan dilakukan pekan depan. Saat ini, manajemen Persik sudah mengirimkan surat formulir keikutsertaannya ke LPI.
Rencana mengikuti LPI ternyata juga mendapat dukungan dari para suporter. Ketua Forum Komunikasi Suporter Persik Kediri Hanif mengaku para suporter tidak keberatan jika klub yang mereka banggakan bergabung dengan LPI.
"Kami tetap mendukung di manapun Persik bermain. Jika memang ke LPI, kami tidak keberatan, karena Persik juga kebanggaan kami," ujar Hanif.