Powered By Blogger

Kamis, 03 Maret 2011

Dukungan Penentang Nurdin Bertambah

Jakarta - Dukungan
terhadap Komite Penyelamat Persepakbolaan
Nasional (KPPN) yang tidak percaya terhadap
PSSI semakin bertambah. Dari 84 suara yang
menyatakan mosi tidak percaya terhadap
Nurdin Halid cs, kini menjadi 86 organisasi.
Ketua KPPN Syachrial Domopolii mengatakan,
tambahan dukungan berasal dari Pengurus
Provinsi Gorontalo dan Pengprov Daerah
Istimewa Yogyakarta. "Dengan tambahan itu
kekuatan kita semakin besar dan akan
mempercepat pelaksanaan Kongres Luar Biasa,"
katanya Kamis (3/3).
Dengan merosotnya imej Nurdin dia berharap
anggota Komite ini bisa terus bertambah hingga
100 persen.
Jumlah pemilik suara di PSSI ada 100 karena
hampir seluruh daerah bergabung.
"Pengurus PSSI harusnya tahu dirilah. Mereka
bukan gagal tapi memang maksimal hanya
segitu. Berilah kesempatan kepada yang lain biar
bisa berbuat lebih baik," ujarnya.
Menurut Syachrial, Kongres Luar Biasa yang
sedang disiapkan sifatnya formal dan sudah
sesuai statuta FIFA. "Anggotanya adalah mereka
yang memiliki hak suara. Saat ini saya juga
masih menunggu keputusan FIFA," katanya.

"KPSN Sebaiknya Tunggu Keputusan Final FIFA"

Bola.net - Meski perjuangan mereka bisa
dikatakan selangkah lagi menemui kemenangan,
Komite Penyelamat Sepakbola Nasional (KPSN)
dihimbau agar tidak gegabah. Seruan ini
disampaikan oleh pengamat sepak bola, Tondo
Widodo.
Menurut Tondo, sebaiknya saat ini KPSN tidak
grusa-grusu dalam mengambil sikap. Sebaiknya
KPSN, menurut Tondo, menunggu keputusan
final dari FIFA.
"Saat ini, KPSN bisa dikatakan setengah jalan
menuju kemenangan. Dalam keputusan mereka,
Komite Asosiasi telah merekomendasikan pada
PSSI agar melaksanakan Kongres Luar Biasa
paling lambat Juli mendatang.
Hal ini telah mereka rekomendasikan pada Komite
Eksekutif FIFA yang sedang bersidang hari ini,"
papar Tondo, yang juga mantan pengurus PSSI
pada bola.net, Kamis (03/03).
"Sebaiknya KPSN menunggu keputusan Komite
Eksekutif FIFA. Sebab apabila mereka mengambil
langkah sendiri, yang ada malah bakal jadi PSSI
tandingan."
Sementara itu, menanggapi mosi tidak percaya
dari 83 pemilik suara pada PSSI, Tondo mengaku
bahwa hal tersebut merupakan sebuah pukulan
telak pada PSSI. "Ini merupakan sebuah jumlah
yang sangat banyak dan sudah bisa menuntut
diadakannya Kongres Luar Biasa.
Apabila dalam tiga bulan sejak keluarnya mosi ini,
PSSI tidak menggelar KLB, maka anggota bisa
menggelar sendiri. Namun, marilah kita bersikap
konstitusional dengan menanti keputusan Komite
Eksekutif FIFA," tandasnya.

Andi Mallarangeng: Kita Masih Tunggu Keputusan FIFA

Jakarta - Menteri Pemuda
dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng
mengatakan, pemerintah masih menunggu
keputusan akhir dari Badan Sepak Bola Dunia
(FIFA) terhadap Indonesia.
Nasib Badan Sepak Bola Indonesia akan
ditentutan oleh sidang Komite Eksekutif FIFA di
markasnya yang berlokasi di Swiss, Kamis (3/3)
malam waktu Indonesia. "Kita tunggu saja
finalnya," kata Andi di Senayan, Kamis (3/3).
"Yang jelas apa yang menjadi standar Statuta
FIFA, AFC, ketentuan AD/ART KONI maupun
KOI serta Undang-Undang dan Peraturan
Pemerintah, nafas dan semangatnya sama,"
ujarnya.
Setelah Komite Banding menganulir calon Ketua
Umum PSSI sekaligus menyerahkan
kewenangan kembali ke Komite Eksekutif PSSI,
secara otomatis "bola" sekarang ada tangan
PSSI. Apa nanti yang akan dilakukan PSSI, kata
Andi, dirinya masih tetap menunggu.
Organisasi PSSI berencana akan menggadakan
silaturahmi dengan Ketua Umum KONI/KOI,
Rita Subowo di kantor KONI Senayan. Sekretaris
Jenderal PSSI, Nugraha Besoes, mengatakan
PSSI telah menerima undangan silaturahmi dari
Rita dan mereka menyanggupi akan melakukan
pertemuan itu Jumat siang, usai waktu salat
Jumat.
Langkah Rita tersebut disambut baik oleh Andi.
Ia berencana akan membicarakan hasil dari
pertemuan tersebut. "Kami memberikan
kesempatan kepada PSSI berkonsultasi dengan
KONI/KOI."

PSSI Gorontalo Akan di Demo Jika Memilih Nurdin Halid

Gorontalo – Wali Kota
Gorontalo, Adhan Dambea, mengancam akan
mendemo pimpinan PSSI Gorontalo yang
diketuai Gusnar Ismail, jika tetap memilih Nurdin
Halid dalam kongres nanti.
»Saya akan mengerahkan seluruh pengurus
cabang PSSI di wilayah kabupaten dan
kotamadya untuk demo menggantikan Gusnar
Ismail jika tetap memihak pada Nurdin Halid, ”
kata Adhan Dambea, Kamis (3/2).
Adhan Dambea yang juga saat ini masih
menjabat sebagai manajer Persigo Gorontalo,
klub yang berkompetisi di level divisi utama itu
menambahkan, dimasa kepengurusan Nurdin
Halid tidak ada prestasi yang diberikan bagi
dunia persepakbolaan Indonesia. »Yang ada
Nurdin Halid hanya mementingkan kepentingan
pribadi dan kelompok-kelompoknya, ” ujar
Adhan.
Karenanya, ia berharap pengurus PSSI Provinsi
Gorontalo harus jujur dan lebih menggunakan
hati nurani dalam melihat kondisi
persepakbolaan Indonesia. Caranya yakni
dengan tidak memilih Nurdin Halid pada
kongres mendatang.
Sementara Ketua PSSI Provinsi Gorontalo,
Gusnar Ismail, saat diklarifikasi dan dimintai
sikapnya soal pemilihan ketua umum PSSI,
tidak bisa dihubungi. Bahkan pesan singkat
yang dikirim hingga saat ini belum dibalas.
Hal serupa juga terjadi pada Sekretaris Umum
PSSI Gorontalo, Adi Pala. Ketika dihubungi Adi
Pala belum memberikan penjelasannya terkait
dengan masalah tersebut.

Antara Nurdin Halid dan Mayer-Vorfelder

Jakarta - Jika sepakbola Indonesia mempunyai sosok Nurdin Halid, Jerman pernah akrab dengan nama Gerhard Mayer-Vorfelder. Baik Nurdin maupun Mayer-Vorfelder adalah petinggi asosiasi sepakbola di negaranya masing-masing. Nurdin saat ini masih menjabat ketua umum PSSI, sementara Mayer-Vorfelder presiden PSSI-nya Jerman, Deutsche Fussball Bund (DFB), dari 2001 sampai 2006.

Baik Nurdin maupun Mayer-Vorfelder di masa lalunya pernah bersinggungan dengan dunia hukum, walaupun dengan cara berbeda. Saat menjabat ketua PSSI, Nurdin oleh pengadilan pernah dua kali diputus terbukti bersalah dan harus menjalani hukuman di penjara. Sementara, jauh sebelum menjadi Presiden DFB, Mayer-Vorfelder pernah menempuh pendidikan tinggi bidang hukum di dua Universitas, Freiburg dan Heidelberg.

Sebagaimana halnya Nurdin yang dalam berbagai kesempatan mengaku sebagai kader Partai Golkar, Mayer-Vorfelder juga bergabung dengan partai politik, partai "Christlich Demokratische Union (CDU)". CDU merupakan partainya Kanselir Jerman saat ini, Angela Merkel. Sebagai politikus, Nurdin gagal ketika mencalonkan diri menjadi gubernur Sulawesi Selatan. Sedangkan Mayer-Vorfelder pernah memegang jabatan di sejumlah kementerian Negara Bagian Baden-Wuerttemberg untuk jangka waktu yang cukup lama, dari 1976 sampai 1998.

Sebagai birokrat olahraga sepakbola, kedua nama itu juga berusaha berkiprah di lingkup organisasi yang lebih tinggi. Nurdin mencoba meniti karir di lingkungan asosiasi sepakbola Asia, AFC. Januari lalu Nurdin gagal terpilih menjadi anggota Komite Eksekutif AFC. Mayer-Vorfelder lebih mujur. Ia pernah merasakan kursi Komite Eksekutif di level FIFA, antara 1992-1998, dan kemudian terpilih lagi untuk periode 2002-2007. Ia juga menjabat wakil presiden asosiasi sepakbola Eropa, EUFA, dari 2007-2009.

Akibat minimnya prestasi timnas saat PSSI dipimpin Nurdin, tuntutan agar ia mundur sebagai ketua umum PSSI sudah dan masih terus disuarakan oleh banyak kalangan di berbagai penjuru tanah air. Peristiwa yang serupa juga terjadi di Jerman saat Mayer-Vorfelder menjadi Presiden DFB. Ketika prestasi timnas Jerman jeblok, yang ditandai dengan tersisihnya mereka secara tragis di babak penyisihan Piala Eropa 2004, dan berujung dengan pengunduran diri sang pelatih, Rudi Voller, tuntutan mundur bagi Mayer-Vorfelder saat itu pun sangat nyaring terdengar.

Entah sekadar kebetulan, atau malah suatu pengulangan sejarah, reaksi keduanya saat menghadapi kritik nyaris setali tiga uang. Di akhir bulan Juni 2004, dalam wawancaranya dengan majalah Der Spiegel di tengah derasnya kritikan, Mayer-Vorfelder mengatakan: "Ich werde auf jeden Fall kandidieren. Ich weiss nicht, warum ich das nicht tun sollte. Wie kame ich denn dazu, nicht anzutreten: (Pokoknya saya akan tetap mencalonkan diri lagi. Saya tidak paham, mengapa saya dicegah melakukan itu. Bagaimana mungkin saya dilarang ikut memperebutkan posisi itu."

Demikian pula halnya dengan Nurdin. Walaupun kritik yang dialamatkan kepadanya tidak kalah deras, sikap Nurdin yang tertuang dalam berbagai pernyataannya pun sama tegasnya: tidak mau mundur. Ia ingin bersaing memperebutkan jabatan Ketua Umum PSSI periode berikutnya.

Walaupun begitu, masih ada yang sedikit membedakan diantara sikap ngotot keduanya. Mayer-Vorfelder dengan jelas menyatakan akan mencalonkan diri lagi. Sementara, Nurdin mengatakan bahwa dia tidak mencalonkan, tetapi dicalonkan oleh anggota PSSI yang memiliki hak suara. Di antara peserta Kongres DFB 2004, tidak ada anggota keluarga atau kerabat dari Mayer-Vorfelder, berbeda dengan Nurdin yang adiknya kemungkinan besar akan menjadi peserta yang mewakili PSSI Sulawesi Selatan. Pun saat timnas Jerman lolos ke babak final Piala Dunia 2002, Mayer-Vorfelder ketika itu tidak mengaitkan keberhasilan timnas Jerman dengan partai CDU. Sebaliknya, ketika masuk final Piala AFF 2010, Nurdin menyatakan itu sebagai keberhasilan Partai Golkar.

Ketika kisruh di DFB semakin keruh, induk organisasi sepakbola sedunia, FIFA, pun bersuara. Maraknya desakan agar Mayer-Vorfelder mundur ditanggapi Sepp Blatter, sang ketua FIFA . Blatter menyatakan waktunya tidak tepat bagi pergantian pucuk pimpinan DFB mengingat pelaksanaan Piala Dunia 2006 yang saat itu tinggal dua tahun lagi. Sementara untuk kasus ketua umum PSSI, menurut Sekjen PSSI Nugraha Besoes, sebagaimana dikutip detiksport.com, masih menunggu keputusan FIFA.

Pada Kongres DFB di Osnabrueck, 23 Oktober 2004, Mayer-Vorfelder dinaungi sedikit nasib baik. Untuk menghindari tajamnya persaingan antar kandidat yang dinilai bisa mengganggu persiapan Jerman menjadi tuan rumah Piala Dunia 2006, Kongres memutuskan jabatan Presiden DFB dipegang bersama oleh Mayer-Vorfelder dan Theo Zwanziger. Mayer-Vorfelder bertanggung jawab untuk urusan luar negeri, termasuk hubungan DFB dengan UEFA dan FIFA. Sementara, urusan dalam negeri dan hubungan dengan para anggota serta komisi-komisi di DFB menjadi tanggung jawab Zwanziger.

Di Kongres Osnabrueck itu juga kengototan Mayer-Vorfelder melunak. Ia menyatakan sikap  tidak akan mencalonkan diri saat Kongres Luar Biasa pascaperhelatan Piala Dunia 2006 digelar. Suatu graceful exit bagi Mayer-Vorfelder dan persepakbolaan Jerman pun terhindar dari perselisihan berlarut-larut. Jadilah sejak 8 September 2006 sampai hari ini jabatan Presiden DFB dipegang oleh Theo Zwanziger.

Kita belum tahu apa yang akan terjadi dengan ketua umum PSSI dan Kongres yang saat ini belum jelas kapan jadinya digelar. Yang pasti, kita tidak sedang mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia atau even sepakbola akbar apa pun di waktu-waktu dekat ini. Karena itu, tidak seperti Kongres 2004 DFB yang dengan dalih penyelenggaraan Piala Dunia 2006 masih memberi kesempatan pada Mayer-Vorfelder, Kongres PSSI 2011 nanti tidak memiliki cukup alasan untuk memberi tempat bagi sikap ngotot Nurdin Halid. Nurdin, enough is enough!

Turunnya Nurdin Bisa Berefek Positif bagi Olahraga Lain

Jakarta - Lengsernya Nurdin Halid dari kursi Ketua Umum PSSI tak hanya berimbas positif bagi persepakbolaan Indonesia. Namun secara luas akan membawa angin segar bagi perbaikan prestasi di cabang-cabang olahraga lainnya.

Hal itu disampaikan oleh pengamat sepakbola Budiarto Shambazy dalam perbincangannya dengan detiksport, Kamis (3/3/2011) siang WIB.

Menurutnya turunnya Nurdin susah pasti bakal membawa kebahagiaan bagi seluruh masyarakat sepakbola Indonesia yang memang sudah menginginkan perubahan di tubuh PSSI.

"Nurdin turun akan jadi kemenangan masyarakat. Ini bakal jadi preseden yang baik di mata bangsa Indonesia kalau PSSI mau berubah. Jangan memaksakan diri lagi kalau memang sudah tidak bisa beprestasi," tutur pria yang akrab disapa Bung Baz itu.

Lebih jauh lagi Budiarto menilai perubahan yang dilakukan PSSI dengan turunnya Nurdin bakal membawa efek baik bagi cabang-cabang olahraga lainnya, terutama menjelang bergulirnya SEA Games November mendatang.

Budiarto mencontohkan jika ada beberapa cabang andalan yang melempem prestasinya di Asian Games lalu bisa berkaca pada PSSI dan membuat perubahan serupa. Dia pun juga menyayangkan kenapa justru cabang-cabang non olimpiade yang berjaya di Guangzhou 2010 seperti contohnya Perahu Naga yang menyumbang medali emas.

"Dengan turunnya Nurdin ini bakal feel good effect istilahnya, menular juga ke cabang-cabang olahraga lainnya. Beberapa cabang lain yang biasa menyumbang medali namun akhir-akhir ini melempem bisa berbenah diri dan bekerja sebaik mungkin," sambungnya.

"Ini bakal jadi dorongan buat kita juga untuk jadi juara umum SEA Games besok. Semua senang semua happy lah intinya," tukasnya.

Kembali ke soal sepakbola, turunnya Nurdin juga akan membuat pekerjaan Alfred Riedl sebagai pelatih timnas menjadi lebih tenang. Terkait dengan kisruh PSSI yang terjadi akhir-akhir ini, Riedl mengaku cemas jika kekisruhan itu membawa efek buruk ke anak-anak asuhnya di timnas Pra Olimpiade dan U-23.

"Untuk atletnya juga baik. Riedl kan sempat mengeluh karena tidak bisa konsen akibat kekisruhan yang terjadi di PSSI. Dengan turunnya Nurdin, jadi para pemain timnas bisa berlatih dengan baik dan bisa berkonsentrasi lagi," ujar pria yang berprofesi sebagai wartawan itu.

"Tak kalah pentingnya ini adalah untuk LPI. Tentunya ada harapan merger LPI dan ISL jadinya ISL yang tadinya rusak-rusakan ikut berbenah," tuntasnya.

Misi Perintah Luruskan Mekanisme PSSI

Jakarta - Staf ahli menteri pemuda dan olahraga, Faisal Abdullah, mengatakan, pemerintah tak punya keinginan melarang Nurdin Halid ikut bursa ketua umum lagi, tapi mekanisme kongres harus diluruskan.

"Pemerintah tidak punya misi untuk menghilangkan Nurdin Halid dari PSSI," ujar Faisal dalam diskusi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (3/3/2011).

Ia menuturkan, pemerintah hanya bertindak sebagai regulator. Oleh karena itu pemerintah merasa tidak berhak mengintervensi PSSI terlalu jauh.

"Kita hanya ingin memastikan semua aturan di PSSI dan UU dipatuhi," tutur Faisal.

Mengenai dorongan kuat agar Nurdin turun, Faisal menuturkan, hanya anggota PSSI yang dapat menentukan. Sebab, ada statuta PSSI terkait mekanisme pemilihan ketua umum PSSI.

"Titik mana turunnya Nurdin itu soal jumlah anggota yang sudah diatur dalam statuta PSSI," tandasnya.

'Nurdin Sudah Selesai'

Jakarta - Kabar jika FIFA akan melarang Nurdin Halid mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI periode berikutnya, sudah jadi pertanda jika rezim Nurdin akan segera habis di sepakbola Indonesia. Namun Nurdin diprediksi tak akan menyerah begitu saja.

Seperti diberitakan sebelumnya, Komite Asosiasi FIFA melakukan pertemuan untuk membahas permasalahan di asosiasi-asosiasi termasuk Indonesia (PSSI). Sebuah situs worldfootballinsider.com menulis, berdasarkan informasi dari sumber di komite tersebut, Nurdin akan dilarang untuk masuk bursa lagi terutama karena statuta organisasi jelas-jelas menyebut bahwa orang yang pernah dipenjara tidak boleh mengikuti pemilihan.

Hal ini kemudian menimbulkan harapan besar bagi masyarakat Indonesia yang memang sudah sejak lama menginginkan Nurdin turun dari kursi Ketua Umum. Mereka mengharapkan jika PSSI benar-benar direvolusi agar persepakbolaan Indonesia jadi lebih baik.

Meski belum terbukti kebenarannya namun berita itu sudah menjadi sinyal jika masa Nurdin di PSSI sudahlah habis. Nurdin cs tidak bisa lagi menggunakan statuta dan peraturan FIFA lainnya untuk melindungi posisinya seperti yang selama ini dilakukan.

"Dengan begini artinya Nurdin sudah selesai, jadi selama ini mereka selalu Menuhankan statuta dan FIFA, seolah-olah statuta itu "kitab suci" dan FIFA itu "Tuhan". Sekarang akhirnya  FIFA sendiri yang sekarang melarang Nurdin maju lagi karena Nurdin adalah bekas narapidana. He is finish," analisa pengamat sepakbola Budiarto Shambazy kepada detiksport dalam sambungan telepon, Kamis (3/3/2011) siang WIB.

"Tapi jangan salah dia pasti bakal memakai segala cara untuk tetap ikut. Yang saya lihat kemungkinannya dia mencari figur yang memenuhi syarat dan dia mudah kendalikan. Seperti boneka lah istilahnya," sambung Budiarto terkait soal kemungkinan Nurdin memakai cara-cara lain untuk tetap mencalonkan diri.

Memang Nurdin selama ini dikenal dekat dengan beberapa petinggi AFC dan FIFA khususnya Presiden AFC Mohammad bin Hammam yang mantan anggota EXCO FIFA. Namun menurut Budiarto, sia-sia jika Nurdin meminta bantuan kepada orang Qatar tersebut.

Malah lebih baik jika Nurdin legowo untuk meletakkan jabatannya karena memang masyarakat sudah tak ingin lagi melihat sosok Nurdin memimpin PSSI. Demo-demo yang dilakukan belakangan ini adalah contohnya bagaimana respon masyarakat terkait ngototnya Puang untuk tetap berada di kursi ketua umum.

"Minta bantuan ke Hammam? Udah gak realistis, soalnya Nurdin memang sudah abis, sudah tidak ada gunanya menurut saya. Mungkin dia masih berpikir  untuk cari cara lain untuk tetap maju namun perasaan saya dalam waktu dekat dia akan turun," tutur pria yang juga berprofesi sebagai wartawan itu.

"Untuk saat ini mungkin dia masih putar otak cari langkah lain. Namun pada dia akhirnya menyadari dalam waktu dekat semua itu sudah tak ada gunanya dan lebih baik mundur. Pada akhirnya rasa cinta masyarakat yang hilang kepada PSSI bakal timbul kembali. Yang penting Nurdin turun masyarakat senang," tuntasnya.

Menpora Tunggu Inisiatif PSSI

Bola.net - Menghindari tudingan adanya intervensi, Menpora tidak akan melakukan panggilan ke pihak PSSI.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Andi A.Mallarangeng mengatakan, tidak akan memanggil pihak Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menyangkut kekisruhan pemilihan calon ketua umum PSSI periode 2011-2015 yang seharusnya digelar pada bulan Maret ini.
Andi beralasan, bahwa jika dirinya yang memanggil PSSI untuk membicarakan hal tersebut, bisa dianggap sebagai bentuk intervensi dari pemerintah.
Karena itu, Andi kerap menghindari tuduhan negatif tersebut dengan tidak akan memanggil pihak PSSI. Namun, dirinya dengan terbuka akan menerima apabila PSSI datang dengan keinginannya sendiri.
"Saya tidak ingin salah persepsi lagi. Sebab, Kalau kami memanggil, nanti dikira intervensi. Tetapi jika PSSI berinisiatif datang ke kami untuk melakukan komunikasi maka kami siap melayani," kata Andi.
Lebih jauh Andi mengungkapkan hal tersebut karena mendengar bahwa pihak PSSI menyesalkan sikap Kemenpora yang tidak pernah berkomunikasi dengan PSSI sehingga terjadi kericuhan.
Selain itu, Andi juga membantah bahwa dirinya melakukan intervensi, menurutnya yang dilakukannya hanya bentuk teguran atau mengingatkan.

'Jabatan Ketum PSSI Rawan Kritik'

Jakarta - Ketua Komite Pemilihan Ketua PSSI Syarif Bastaman ikut berkomentar terkait kisruh PSSI. Melihat situasi yang kusut, Syarif menyebut bahwa siapa pun yang bakal menjadi Ketua Umum PSSI, pasti tak akan lepas dari kritik.

Kisruh pada pemilihan Ketua Umum PSSI bermula dari banyaknya protes yang menyatakan menentang pencalonan kembali Nurdin Halid. Bahkan protes yang banyak dilakukan oleh suporter Indonesia itu juga meminta PSSI direvolusi demi kepentingan sepakbola nasional.

Kendati demikian, tak semua pihak menyatakan kontra. Sebagai bukti, Nurdin masih kembali dicalonkan menjadi Ketua Umum PSSI, besama Nirwan Bakrie, George Toisutta dan Arifin Panigoro.

Pada akhirnya, keempat calon tersebut ditolak oleh komite banding, mengakibatkan Kongres PSSI yang sedianya dihelat pada 26 Maret mendatang ditunda.

Lalu, siapa yang layak dicalonkan menjadi Ketua Umum PSSI. Menurut Syarif, siapa saja yang bakal menduduki jabatan tersebut sangat rawan akan kritik. Ia sendiri mengaku, dirinya tak mau menduduki jabatan tersebut.

"Kalau saya ditanya menjadi Ketua Umum PSSI, saya jawab tidak," ujar Syarif, dalam diskusi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (3/3/2011).

"Karena sepakbola ini kalau juara yang disanjung atletnya tapi kalau kalah Ketum PSSI-nya yang dihujat. Jadi ini kondisi sepakbola," keluh Syarif.

Syarif lalu menegaskan posisinya tetap independen sebagai Ketua Komite Pemilihan Ketum PSSI. Syarif mengaku ingin membangun PSSI lebih baik.

"Saya orang independen, kendatipun saya masih anggota Komisi VII DPR. Tapi dalam konteks PSSI saya independen. Saya aktif di legal commitee di AFC. Karena itu sebabnya saya dipilih sebagai Ketua Komite Pemilihan," tutupnya.

KPSI Siapkan Pelaksanaan Kongres PSSI

Bola.net - Tak puas atas kepemimpinan Nurdin Halid dalam menjalankan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sejak 2003 lalu, terbentuklah Komite Penyelamatan Sepakbola Indonesia (KPSI).
Anggota KPSI merupakan 84 pemegang mandat hak suara yang akan memilih kepengurusan PSSI 2011-2015 mendatang.
Belum lama ini Ketua KPSI Syachrial Damopoli mengatakan, "Langkah awal adalah mempersiapkan pelaksanaan kongres untuk memilih kepengurusan," kata Yal, sapaan akrab Syachrial.
Menurutnya, sesuai mandat para pemilik suara, pekerjaan KPSI saat ini adalah melakukan persiapan pelaksanaan kongres.
"Kami diberi waktu 60 hari setelah KPSI terbentuk 28 Februari lalu," kata Yal yang didampingi wakil ketua KPSI, Atqia Abubakar dari Persiraja, Banda Aceh.
KPSI juga ditugaskan untuk melakukan langkah-langkah penyelamatan sepakbola. "Artinya semua kompetisi harus tetap berjalan meski PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin Halid bermasalah," tegasnya.
Ia menambahkan, KPSI telah melakukan konsultasi dengan pemerintah dalam hal ini Ketua KONI dan Menteri Pemuda dan Olahraga. Koordinasi juga akan dilakukan dengan Ketua Kehormatan PSSI, Agum Gumelar.
"Kami juga telah menyurat ke FIFA. Balasannya telah ada pada anggota komite tapi saya belum membacanya," jelasnya.
Sebelum melakukan kongres, Yal mengatakan, saat ini KPSI sedang mempersiapkan draf perubahan statuta PSSI yang akan didasarkan pada UU Olahraga Nasional nomor 3 tahun 2005.
"Ini merupakan penyempurnaan karena statuta yang ada menyimpang dari statuta FIFA," ujarnya.
Diyakininya, FIFA akan objektif menilai persoalan PSSI di Indonesia saat ini dan membuka pintu bagi KPSI. "Masalahnya kami ini para pemegang mandat dan pemilik hak suara yang sah dan itu pasti diperhatikan FIFA," katanya.
Terpisah, wakil ketua KPSI Atqia mengatakan, penarikan mandat 83 pemilik suara PSSI itu terjadi secara spontan. Semata-mata karena kekecewaan atas kepemimpinan Nurdin dan makin memanasnya penolakan terhadap ketum PSSI itu di berbagai daerah. “Kami bukan menyatakan mosi tidak percaya seperti diberitakan sejumlah media massa. Tapi kami menolak dengan tegas kepemimpinan Nurdin,” tandasnya.
84 anggota KPSI terdiri dari Pengprov, yakni Jawa Barat, Jambi, Gorontalo, Kepulauan Riau, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Kaltim, Lampung, Bengkulu, Banten, Aceh, NTT, Sulut, Bangka Belitung, Lampung, Kalteng, Yogyakarta, Sumsel, Papua Barat, Papua, Maluku Utara, NTB, Sulawesi Tenggara, Kalbar, Jawa Timur, Maluku.
Sedangkan untuk klub terdiri dari PS Pidie Jaya, Persekat Katingan, Persiraja Banda Aceh, Persal Aceh Selatan, PSGL Gayo Lues, Bintang Jaya Asahan, PS Semen Padang, PS Bungo, Persijap Jepara, PSCS Cilapap, Persiba Bantul, PSBI Blitar, Persibolmut, Madiun Putra, Persenga Nganjuk, Persela Lamongan.
Persik Kediri, Persepar Palangkaraya, Arema Indonesia, Perseba Bangkalan, Persiwangi Banyuwangi, Deltras Sidoarjo, Gresik Putra, Persepam Pamekasan, Persid Jember, Persebaya Surabaya, Gresik United, Persekap Kota Pasuruan, KSB Sumbawa Barat, Persisum Sumbawa, Persigo Gorontalo, Pasir Utara, Persedan Denpasar, Persewar Waropen, Perseman Manokwari, Persipura Jayapura, Persiwa Wamena.
PS Biak, Persidafon Danfonsoro, Persipuja Puncak Jaya, PS Kaimana, Persiba Balikpapan, Bontang FC, Persisam Samarinda, PSIM Yogyakarta, Persires Riau, Persipasi Bekasi, PS Tenggarong, Mitra Kukar, Persikab Kabupaten Bandung, PSPS Pekanbaru, Blitar Kota, PSAP Sigli, ISP Purworejo, Mitra Bola Utama Surabaya, PSBL Langsa, Persemalra Maluku Tenggara, PS Martapura.

'Pengusung Mosi Tidak Percaya kini Berjumlah 86 Suara'

Jakarta - Jumlah suara yang melayangkan mosi tidak percaya terhadap PSSI telah meningkat. Hari ini jumlah suara tersebut berjumlah menjadi 86.

Mosi tidak percaya dilayangkan oleh 83 dari 100 pemilik suara di PSSI kepada organisasi sepakbola tertinggi di tanah air tersebut. Selanjutnya mereka membentuk Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPPN) dan akan menggelar kongres tersendiri.

Jumlah pemilik suara yang bergabung dengan mosi tidak percaya tersebut, bertambah. Hal itu dikatakan oleh Syachrial Domopolii selaku ketua KPPN.

"Saat ini pemilik suara yang bergabung menjadi 86. Kemarin yang masuk dari Pengprov Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pengprov Gorontalo," ujar Syachrial saat dihubungi detiksport, Kamis (3/3/2011) siang WIB.

KPPN diberi mandat oleh mereka yang mengusung mosi tidak percaya salah satunya untuk melaksanakan tugas kongres paling lambat 60 hari ke depan. Mereka juga berkeinginan mengembalikan statuta PSSI dengan mengacu secara lebih benar pada statuta FIFA.

Seperti diberitakan sebelumnya, sekretaris KPPN Tuty Dau menjelaskan bahwa pihaknya telah mengirimkan surat mengenai mosi tidak percaya kepada Menpora, KONI, Komisi X DPR, dan juga FIFA. Hingga saat ini KPPN masih menunggu respon dari surat yang mereka kirimkan.

Komite Eksekutif FIFA Bahas Nasib Nurdin Halid Hari Ini

Zurich - Komite Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dikabarkan merekomendasikan untuk mencegah Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia Nurdin Halid kembali menjadi ketua umum PSSI. Rekomendasi tersebut akan dibahas di rapat Komite Eksekutif FIFA hari ini.Menurut situs Worldfootballinsider, Rabu (2/3), salah seorang sumber dari Komite Asosiasi FIFA mengatakan dalam rapat di markas Zurich pada Selasa Komite Asosiasi merekomendasikan agar Nurdin dilarang kembali ikut pemilihan Ketua Umum PSSI ketika masa jabatannya berakhir pengujung bulan ini.

Worldfootballinsider menulis rekomendasi tersebut bakal mengakhiri masa kepemimpinan Nurdin di PSSI yang telah berlangsung dua periode atau delapan tahun. Nurdin sendiri pernah memimpin PSSI dari jeruji besi akibat kasus korupsi. Di bawah kepemimpinan Nurdin, peringkat Indonesia di dunia berada pada posisi 129.

Menurut Worldfootballinsider, berdasarkan Kode Etik FIFA, orang-orang yang sudah dipenjara tidak boleh memimpin asosiasi sepak bola negaranya.

Akan tetapi, ada kekhawatiran di antara kubu anti-Nurdin saat rapat Komite Eksekutif FIFA hari ini. Sebab, para pendukung Nurdin di Komite Eksekutif FIFA diperkirakan berusaha melindungi Nurdin.

Rapat Komite Eksekutif FIFA hari ini akan membahas situasi sepak bola di Indonesia.

Menurut sumber Worldfootballinsider bulan lalu mengklaim pendukung Nurdin di Komite Eksekutif telah menyokong Nurdin ketika Komite Asosiasi FIFA pada 2007 memerintahkan pemilihan Ketua Umum PSSI saat itu diulang.

Ketika dihubungi Worldfootballinsider pagi ini, juru bicara FIFA menolak mengomentari rapat tersebut. Menurut juru bicara FIFA, rekomendasi tersebut harus diratifikasi Komite Eksekutif FIFA yang bertemu hari ini.

Dalam situs resmi PSSI, www.pssi-football.com, Sekretaris Jendera PSSI Nugraha Besoes mengatakan, "Kita masih menunggu keputusan resmi dari FIFA."

Sementara, utusan PSSI yang berada di Zurich, Suryadharma Dali Tahir, dalam situs resmi PSSI mengatakan, "FIFA sendiri sesungguhnya tak ingin memberi sanksi kepada Indonesia. Sebagai negara dengan populasi penggemar sepakbola yang terbesar di dunia FIFA sangat mendukung perkembangan sepakbola di negeri ini."

Menunggu FIFA Menolak Nurdin (Lagi)

Jakarta, Surat tahun 2007
menunjukkan bahwa FIFA pernah melarang PSSI
untuk memilih kembali Nurdin Halid sebagai
ketua karena terlibat kasus pidana. Ada
kemungkinan FIFA melakukannya lagi saat ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, hampir empat
tahun lalu FIFA mengindikasikan bahwa "PSSI
harus mengulangi pemilihan (Ketua Umum PSSI)
, karena proses pemilihan yang dilakukan pada
20 April 2007 (sehari setelah ratifikasi perubahan
statuta) tidak dilaksanakan sesuai dengan garis
waktu yang diatur di Statuta PSSI. Komite
meratifikasi keputusan ini dan juga memutuskan
bahwa sesuai dengan statuta, seseorang yang
sudah diputuskan bersalah atas tindak pidana dan
sedang dipenjara tidak boleh mengikuti
pemilihan."
Akan tetapi, pada perkembangannya Nurdin tetap
menjalankan organisasinya termasuk dari dalam
penjara, terkait kasus korupsi. Entah kenapa,
pada Kongres di Ancol 2009, FIFA melalui Thierry
Regenass menyetujui perubahan statuta PSSI
dan Nurdin langgeng.
Walaupun terus digoyang dari dalam, Nurdin
tetap bertahan dan bahkan sampai mencalonkan
diri sebagai anggota Komite Eksekutif AFC
pimpinan Mohammmed bin Hammam --tapi
gagal. Ia tak menyerah dan maju ke bursa calon
presiden Federasi Sepakbola ASEAN (AFF).
Notifikasi dari FIFA per 2007 itu seperti
"menguap".
Kisruh PSSI dikabarkan telah sampai ke meja
FIFA, tak sekadar dari surat-surat PSSI, mulai dari
yang melaporkan adanya kompetisi "tandingan"
bernama Liga Primer Indonesia, sampai
kegagalan menggelar Kongres akhir ini karena
belum ada calon ketua umum, wakil ketua
umum, dan anggota Komite Eksekutif.
Namun, derasnya desakan masyarakat yang
meminta reformasi di tubuh PSSI, dengan
tuntutan utama Nurdin mundur, juga diyakini
terpantau oleh Zurich. Wartawan sebuah harian
di Jakarta pernah mengirim surat elektronik yang
mempertanyakan surat FIFA kepada PSSI pada
Januari lalu, juga serangkaian demonstrasi
suporter, plus PSSI sampai dipanggil oleh DPR
dua hari lalu.
Pemerintah melalui kementerian pemuda dan
olahraga juga mengaku akan melakukan
komunikasi langsung dengan FIFA terjadi situasi
di PSSI saat ini, antara lain dengan menugaskan
duta besar di Swiss.
Pada Selasa (1/3) kemarin, Komite Asosiasi FIFA
melakukan pertemuan untuk membahas
permasalahan di asosiasi-asosiasi termasuk
Indonesia (PSSI). Sebuah situs
worldfootballinsider.com menulis, berdasarkan
informasi dari sumber di komite tersebut, Nurdin
akan dilarang untuk masuk bursa lagi terutama
karena statuta organisasi jelas-jelas menyebut
bahwa orang yang pernah dipenjara tidak boleh
mengikuti pemilihan.
Kabarnya, sidang yang dipimpin oleh wakil
presiden FIFA yang juga ketua Komite Asosiasi
FIFA, Geoff Thompson, itu telah mengeluarkan
tiga rekomendasi yang akan dilempar di sidang
Komite Eksekutif FIFA pada Rabu dan Kamis (3/3)
ini.
Informasi yang beredar, beberapa poin yang
dihasilkan Komite Asosiasi adalah, PSSI
diharuskan membentuk komite pemilihan paling
lambat 19 April, yang bertepatan dengan hari
terakhir masa kepemimpinan Nurdin Halid.
Sebulan setelah terpilih, komite pemilihan
melakukan seleksi untuk calon ketua, wakil ketua
dan anggota Komite Eksekutif. Terakhir, Komite
Asosiasi FIFA melarang Nurdin kembali
mencalonkan diri sebagai ketua karena trek
rekornya sebagai mantan narapidana.
Hasil sidang FIFA tersebut, jika tidak hari ini juga,
akan diumumkan besok. Masyarakat sepakbola
Indonesia sudah pasti menunggu apa hasilnya.

Info FIFA Tolak Nurdin Juga Dikabarkan Insider

Surabaya (beritajatim.com) - Informasi
bahwa FIFA menolak pencalonan Nurdin Halid
dalam Kongres Luar Biasa PSSI juga diberitakan
oleh media World Football Insider. Di situ
dijelaskan, Insider mendapat informasi dari orang
dalam FIFA.
Dalam pemberitaan tanggal 1 Maret 2011, Insider
menulis bahwa FIFA merekomendasikan
pelarangan Nurdin Halid untuk menjadi Ketua
Umum PSSI periode 2011-2015. Alasan yang
dikemukakan, Nurdin pernah divonis hukuman
penjara karena kasus korupsi.
Pada rapat itu, FIFA juga merekomendasikan
tentang pelaksanaan Kongres PSSI dalam dua
tahap. Tahap pertama, membentuk sebuah
komisi pemilihan independen yang sejalan
dengan statuta FIFA. Tahap kedua, satu bulan
kemudian, komisi pemilihan mengadakan
kongres.
Walau begitu, menurut Insider, juru bicara FIFA
menolak berkomentar tentang adanya pertemuan
yang membahas PSSI. Rekomendasi tentang
PSSI katanya masih akan dibahas dalam rapat
Exco FIFA pada hari Kamis (3/3/2011).
Insider juga menurunkan informasi tentang
demo masyarakat Indonesia kepada Nurdin Halid.
Masyarakat khawatir Nurdin akan memanipulasi
kongres agar terpilih lagi sebagai ketua umum
dalam 4 tahun mendatang. Terakhir, Insider
mengemukakan tentang gagalnya pencalonan
George Toisutta dan Arifin Panigoro.

Kongres di Solo akan Kembalikan Roh PSSI

Surakarta - Rencana
Komite Penyelamat Sepak Bola Nasional untuk
menyelenggarakan kongres luar biasa
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI)
di Solo didukung penuh calon tuan rumah.
Ketua Pengurus Cabang PSSI Solo Hadi
Rudyatmo menyatakan penyelenggaraan
kongres PSSI di Solo akan mengembalikan roh
PSSI. "PSSI didirikan di Solo pada 1930 dengan
bersandar pada persatuan dan kesatuan
bangsa," terangnya kepada Tempo, Kamis (3/3).
Karenanya, kata dia, bila KLB PSSI jadi
dilaksanakan di Solo, roh sepak bola diyakini
akan kembali lagi ke PSSI. "Roh yang sempat
dihilangkan akan kembali," tuturnya..
Roh PSSI yang dimaksud adalah adalah
mengembalikan ketentuan di mana pengurus
cabang (Pengcab) memiliki hak bicara dan hak
suara dalam kongres. Sebab yang mendirikan
PSSI adala Pengcab.
Hadi mengaku sudah dihubungi perwakilan dari
Komite Penyelamat terkait rencana tersebut. Dia
pun sudah menyatakan kesanggupannya
sebagai tuan rumah. Misalnya ruang pertemuan
untuk seribu orang peserta beserta
penginapannya. "Rencananya akan digelar 17-19
April nanti," ucapnya.
Kongres tersebut, lanjutnya, tidak perlu
persetujuan PSSI. Sebab yang mendukung
adanya kongres adalah 84 dari 100 pemilik
suara di PSSI. "Kalau pemilik suara
menghendaki ada kongres luar biasa, bisa
dilakukan karena sudah memenuhi kuorum,"
tegasnya.

Persik Tetap Tolak Nurdin, Bukan Memusuhi PSSI

KEDIRI - Sekretaris Umum
Persik Kediri Barnadi mengatakan, Persik tetap
menolak Nurdin Halid memimpin PSSI. Namun
Persik tidak ingin terjebak pada pemberian mosi
tidak percaya terhadap PSSI seperti yang
dilakukan sejumlah klub.
Menurut Barnadi, Persik tidak ingin memusuhi
PSSI sebagai organisasi persepakbolaan di
Indonesia. Aksi mosi tidak percaya terhadap
PSSI oleh sejumlah pengurus daerah (Pengda)
dan klub sepak bola tidak akan menyelesaikan
persoalan.
Organisasi PSSI, menurut Barnadi, saat ini
sedang membutuhkan bantuan semua pihak
untuk berbenah diri. »Kami tak akan ikut arus
mosi tidak percaya, ” kata Barnadi kepada
Tempo, Kamis (3/3).
Barnadi menjelaskan, jauh sebelum Komite
Penyelamat Sepakbola Indonesia
menyampaikan mosi tidak percaya, Persik
sudah lebih dulu melakukan perlawanan
terhadap Nurdin Halid. Salah satunya dengan
tidak mendukung Nurdin dalam Kongres PSSI
dan menjatuhkan pilihan kepada Jenderal
George Toisutta. Sikap tersebut dianggap sudah
cukup untuk mewakili keinginan Persik
melakukan perubahan di tubuh PSSI.
Barnadi berharap berkurangnya pendukung
Nurdin Halid dari kalangan pengurus klub
seharusnya mendapat perhatian serius dari
Nurdin. »Harusnya Pak Nurdin legowo untuk
mundur, toh banyak klub yang tak lagi
menginginkan dia, ” ujar Barnadi.
Manajer Persik Sunardi bersikap sama.
Keputusan Persik untuk tidak mendukung
Nurdin Halid pada kongres dianggap sudah
cukup mewakili peran Persik pada gerakan
revolusi PSSI.
Nurdin Halid juga diminta menerima keadaan
dan mengikuti dinamika untuk tidak ngotot
mencalonkan diri. »Ini peran kami demi
perbaikan PSSI, ” ucapnya.
Sebelumnya Ketua Umum Persik yang juga
Wali Kota Kediri Samsul Ashar menyatakan
pemberian dukungan kepada George Toisutta
membawa pesan perubahan di tubuh PSSI.
Meski masih menimbulkan pertanyaan tentang
kapasitas Toisutta dalam memimpin organisasi
sepak bola, Toisutta dianggap sosok yang
bersih dan tegas membawa perubahan.

Saleh: PSSI Tipu Rakyat Indonesia

Surabaya (beritajatim.com) - Salah satu
pelaku bola, Saleh Ismail Mukadar menyebut PSSI
melakukan penipuan pada seluruh rakyat
Indonesia. Kali ini terkait bayang-bayang
hukuman FIFA. Saleh menyebut, hukuman itu
hanya dibesar-besarkan oleh PSSI. Padahal FIFA
sendiri tidak membahas hal itu.
"Sanksi untuk Indonesia tidak masuk dalam
agenda FIFA. Tapi PSSI sudah publikasi seolah
mereka telah berjuang sehingga kita bebas dari
hukuman," terang Saleh kepada beritajatim.com,
Kamis (3/3/2011) pagi.
"Jadi, publikasi mereka tentang Indonesia tidak
disanksi itu penipuan. Karena belum pernah ada
surat dan tidak masuk agenda rapat di FIFA,"
lanjut Saleh dalam percakapan via smartphone.
Sebelumnya, Deputi Sekjen Bidang Luar Negeri
PSSI, Dali Tahir juga mengakui jika masalah
sanksi tidak disebut oleh Sekjen FIFA, Jerome
Valcke. Tapi hal ini langsung dibantah oleh
Sekretaris Jenderal PSSI, Nugraha Besoes.
Menurut Nugraha, PSSI sepenuhnya belum lolos
dari sanksi FIFA karena belum ada keputusan
formal dari otoritas tertinggi sepakbola dunia ini.
Sementara itu, Saleh menambahkan, ia mendapat
bocoran dari Swiss jika agenda rapat FIFA hari ini
salah satu agendanya menyinggung tentang
Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid.
"Saya yakin penolakan resmi FIFA terhadap
Nurdin akan diputuskan. Karena FIFA pada
tanggal 29 Oktober 2009 juga telah melarang
Nurdin maju, tapi surat tersebut juga
disembunyikan," lanjut Saleh.
Saleh juga memberi apresiasi positif dengan
upaya pemerintah menjalin komunikasi langsung
dengan FIFA. "Dengan adanya pemerintah ikut
memantau Nurdin, tidak akan ada lagi
kesempatan baginya menipu rakyat Indonesia,"
tutup Saleh.

Besok, PSSI Bertemu KON/KOI

Jakarta, Sekjen PSSI Nugraha
Besoes mengatakan pihaknya telah menerima
undangan dari KON/KOI untuk bertemu
membahas apa yang terjadi akhir-akhir ini.
Pertemuan itu digelar pada Jumat (4/3/2011)
besok.
Kekisruhan yang terjadi di PSSI membuat Komite
Olahraga Nasional (KON) pusat dan Menpora
selaku pemerintah angkat bicara. PSSI pun
diperingatkan agar segera melakukan
pembenahan.
Ketua umum PSSI Nurdin Halid dalam rapat
dengar pendapat bersama Komisi X DPR
mengatakan telah melaporkan surat peringatan
dari Menpora tersbut kepada FIFA. Nurdin
mengatakan bahwa badan tertinggi sepakbola
dunia tersebut menyatakan surat dari Menpora
merupakan bentuk intervensi.
Ketua umum PSSI sejak 2003 itu juga
menambahkan bahwa PSSI sejauh ini belum
pernah melaporkan adanya intervensi kepada
FIFA. Nurdin mengatakan menunggu undangan
dari pihak Menpora untuk berdiskusi.
Dalam perkembangan selanjutnya, sekjen PSSI
Nugraha Besoes mengatakan pihaknya sudah
menerima undangan dari KON/KOI. PSSI akan
bertemu dengan KON/KOI pada besok Jumat
(4/3/2011).
"PSSI sudah menerima undangan melalui surat
yang ditandatangani oleh Ketua Umum KON/KOI,
ibu Rita Subowo. Kami akan bertemu selepas
shalat Jumat," jelas Nugraha Besoes.
Nugraha mengatakan bahwa pertemuan
dilangsungkan di gedung KON/KOI Pusat di
Senayan. Nugraha tidak merinci agenda apa saja
yang akan dibahas.
Dikutip dari situs resmi PSSI, tujuan pertemuan
itu adalah "Selaras dengan keinginan untuk
meningkatkan kebersamaan dan memperkuat
silaturahmi, PSSI akan lebih menjalin komunikasi
dengan pihak Kantor Menegpora maupun Komite
Olahraga Nasional (KON) Pusat."
"Kami tentu herharap hubungan diantara kami
kedepannya akan terjalin lebih baik lagi," ungkap
Nugraha.
Ia mengemukakan hal itu menyikapi
perkembangan yang terjadi dalam
persepakbolaan nasional saat ini, khususnya
mengenai hubungan antara PSSI dengan KON/
KOI dan Kantor Menegpora yang disebut-sebut
kurang harmonis.
Nugraha menjelaskan, PSSI tidak pernah merasa
punya masalah dengan Kantor Menegpora dan
KON/KOI, sebab bagaimana pun PSSI
menghargai peran Kantor Menegpora sebagai
representasi pemerintah dan KON/KOI

Pencalonan Nurdin Halid Ditolak FIFA

Bola.net - FIFA menggelar rapat membahas
kisruh yang terjadi di PSSI. Salah satu wacana
yang diagendakan dalam rapat tersebut adalah
melarang Nurdin Halid mencalonkan diri lagi
sebagai Ketua Umum PSSI.
Dikutip dari World Football Insider, sumber yang
dekat dengan FIFA mengatakan anggota rapat
komite Asosiasi FIFA di Zurich, Selasa (1/3)
merekomendasikan agar Nurdin tidak lagi
mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI
periode 2011-2015.
Salah satu dasar penolakan mereka adalah catatan
hitam Nurdin Halid yang sempat masuk penjara
karena kasus korupsi. Kode etik FIFA melarang
seseorang yang pernah terganjal kasus hukum
menjadi pemimpin federasi sepakbola, termasuk
PSSI.
Saat Nurdin Halid terjerat kasus korupsi dan
dipenjara tahun 2007 lalu, komite FIFA
sebenarnya telah meminta PSSI untuk melakukan
pemilihan Ketua Umum. Namun, permintaan
FIFA saat itu tak digubris PSSI dan Nurdin tetap
memimpin PSSI dari balik jeruji besi hingga
bebas tahun 2008 dan terpilih kembali sebagai
Ketua Umum PSSI pada 2009.
Selain membahas Nurdin, FIFA juga meminta
segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) yang
dibagi dalam dua tahap. Pertama memilih komite
pemilihan yang independen berdasarkan statuta
FIFA, tahap kedua menggelar kongres pemilihan
Ketua Umum.
Juru bicara FIFA yang dihubungi Insider enggan
memberi komentar soal materi rapat komite FIFA
karena wacana melarang Nurdin mencalonkan
diri lagi sebagai Ketua Umum PSSI harus disetujui
oleh anggota Komite Eksekutif FIFA. Hasil rapat
rencananya akan diumumkan Kamis (3/3) siang
waktu Swiss.
Selasa (1/3) kemarin, 84 anggota pemprov dan
klub PSSI membentuk Komite Penyelamatan
Persebakbolaan Nasional yang membuat mosi
tidak percaya kepada Ketua Umum PSSI Nurdin
Halid dan mengagendakan Kongres Luar Biasa.

FIFA Dikabarkan Tolak Nurdin, PSSI Membantah

Jakarta (beritajatim.com) - Sejak Rabu
(2/3/2011) kemarin, beredar kabar PSSI telah
berkirim surat kepada PSSI. Isinya penolakan
FIFA terhadap pencalonan Nurdin Halid sebagai
Ketua Umum PSSI periode 2011-2015. Terhadap
kabar ini, PSSI dengan tegas membantah.
Kabar turunnya surat FIFA itu disampaikan oleh
Ketua Umum Persebaya Saleh Mukadar. “Ada
dua poin penting dalam surat yang diberikan
FIFA. Yang pertama adalah keputusan mereka
untuk tidak memberikan sanksi pada
persepakbolaan Indonesia. Yang kedua, tidak
menyetujui Nurdin Halid sebagai calon Ketua
umum PSSI periode mendatang, ” tegas Saleh
Mukadar, seperti dilansir duniasoccer.net.
Saleh Mukadar memastikan bahwa surat dari
FIFA tersebut valid. Dia beralasan, surat tersebut
dikirim FIFA langsung dari Swiss dan dia sudah
melakukan pengecekan keasliannya.
“ Sebelumnya, Nurdin hanya memaparkan poin
pertama saja. Dia tidak membeberkan poin kedua
yang tertulis dalam surat yang dikirim FIFA, ”
lanjut Saleh.
Menyikapi informasi yang beredar tersebut,
Sekjen PSSI Nugraha Besoes menyatakan bahwa
FIFA memang tidak memberi sanksi kepada PSSI.
FIFA selanjutnya menugaskan PSSI untuk
menggelar Kongres Luar Biasa paling lambat Juli
2011. Hanya saja PSSI baru mendengar informasi
tersebut melalui pernyataan lisan dari anggota
Komite Etik FIFA Suryadharma “Dali” Tahir melalui
telepon dari Swiss.
Besoes memastikan, FIFA belum berkirim surat
kepada PSSI. "Saya kira surat resmi dari FIFA ini
baru akan turun setelah Sidang Komite Eksekutive
yang berlangsung Rabu dan Kamis ini di Zurich,"
jelas Nugraha Besoes.

FIFA Rekomendasikan Nurdin Tak Maju Lagi?

VIVAnews - Badan Sepakbola Dunia, FIFA,
dikabarkan merekomendasikan Nurdin Halid
untuk tidak mencalonkan diri lagi dalam pemilihan
Ketua Umum PSSI periode mendatang.
Rekomendasi ini dihasilkan dalam rapat Komite
Asosiasi FIFA di Zurich, Swiss, pada Selasa
kemarin, 1 Maret 2011, waktu setempat.
Demikian dikabarkan World Football Insider yang
menyatakan mendapat informasi ini dari sebuah
sumber yang dekat dengan Komite Asosiasi FIFA.
Informasi ini dikonfirmasikan Duta Besar
Indonesia untuk Swiss, Djoko Susilo.
Selain soal Nurdin, FIFA juga merekomendasikan
PSSI untuk segera menggelar Kongres Luar Biasa
dengan dua tahap. Tahap pertama, memilih
komite pemilihan yang independen, yang bekerja
berlandaskan statuta FIFA. Tahap kedua, di bulan
berikutnya, barulah menggelar pemilihan Ketua
Umum.
Meski demikian, juru Bicara FIFA yang dihubungi
Insider masih menolak berkomentar mengenai isi
rapat itu. Dia hanya menyatakan, rekomendasi itu
harus disahkan terlebih dahulu oleh Komite
Eksekutif FIFA yang baru akan bersidang Rabu
dan Kamis besok, waktu setempat. Baru setelah
itu, pada Kamis siang, akan digelar jumpa pers.
Sementara itu, PSSI menyatakan masih
menunggu keputusan resmi FIFA tentang
kemelut yang melanda persepakbolaan nasional
belakangan ini. Anggota Komite Etik FIFA yang
juga Deputi Sekjen Bidang Luar Negeri PSSI,
Suryadharma “Dali” Tahir, mengutarakan hasil
pertemuannya dengan Sekjen FIFA, Jerome
Valcke. Dali menyebut kemungkinan besar PSSI
dan juga Indonesia takkan terkena sanksi FIFA.
"Dalam pertemuan saya dengan Sekjen FIFA,
Jerome Valcke, Senin sore lalu, masalah sanksi itu
memang tidak disebut-sebut olehnya. Hal itu
sekaligus membuktikan bahwa FIFA masih
memberikan dukungannya kepada kita, sehingga
masalah sanksi untuk kita tidak dibahas pada
sidang Komite Asosiasi tersebut," kata Dali, Rabu
pagi, 2 Maret 2011, seperti diberitakan situs PSSI.
"Kami masih menunggu keputusan resmi dari
FIFA," kata Sekjen PSSI, Nugraha Besoes. Dia
mengatakan komite-komite tetap FIFA menggelar
pertemuan pada pekan ini bertepatan dengan
Rapat Komite Eksekutif FIFA pada 2-3 Maret di
Zurich, Swiss. Rapat Exco FIFA dipimpin langsung
Presiden Joseph 'Sepp' Blatter.