Powered By Blogger

Selasa, 29 Maret 2011

PSSI Harus Duduk Bersama Untuk Ajukan KLB

Pengprov dan Pengcab PSSI se-
Indonesia beserta klub yang ada perlu duduk
bersama untuk mengajukan kongres luar biasa
(KLB) kepada Menegpora, terkait dibekukannya
kepengurusan PSSI di bawah pimpinan Nurdin
Halid dengan Nugraha Besoes.
"Saya berpendapat untuk menyelesaikan masalah
PSSI ini, maka pengprov, pengcab dan klub yang
memiliki hak suara secepatnya untuk duduk
bersama menyelesaikan persoalan ini agar tidak
berlarut-larut," kata Ketua Pengcab PSSI Kota
Surakarta FX Hadi Rudyatmo, di Solo, Selasa.
Dia mengatakan untuk mengisi kekosongan
dalam kepengurusan PSSI yang dibekukan oleh
Menpora, perlu ada pendelegasian kewenangan
kepada KONI/KOI dan Pengprov PSSI, untuk
menjalankan organisasi sepak bola ini.
Saat ini, lanjutnya, kompetisi putaran kedua baik
Divisi Utama maupun Liga Super masih belum
selesai, agar tidak berhenti di tengah jalan maka
perlu adanya pendelegasian kewenangan tersebut
untuk mengatur jalannya pertandingan ini.
"Langkah-langkah berikutnya juga harus
dipikirkan. Jangan membekukan PSSI, tetapi terus
kompetisi yang masih ada tidak terurus, kalau ini
sampai terjadi tidak ada bedanya dengan
kepengurusan PSSI di bawah pimpinan Nurdin
Halid, seperti yang terjadi pada pembekuan
pengurus di Pengcab Kota Surakarta," katanya.
"Kepengurusan Pengcab Kota Surakarta sekarang
telah dibekukan oleh PSSI di bawah pimpinan
Nurdin Halid, yang katanya akan mengambil alih
semua, tetapi kenyataannya sampai sekarang
juga tidak ada seorang pun dari PSSI yang
mengurus Pengcab Kota Surakarta," jelasnya.
Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah
dalam hal ini Menpora dengan membekukan
kepengurusan Nurdin Halid di PSSI sebenarnya
sudah tepat, tetapi juga perlu diikuti dengan
tindakan-tindakan tersebut.

DPR PSSI:Kemepora Tidak Serius Menghadapi PSSI

Dewan Pengawal Revolusi Persatuan
Sepakbola Seluruh Indonesia (DPR PSSI) menilai
perseteruan antara Kementrian Negara Pemuda
dan Olahraga, Andi Mallarangeng dengan Ketua
Umum PSSI, Nurdin Halid di media massa
hanyalah sensasi belaka.
DPR PSSI menuding Kemenpora juga tidak serius
menyelesaikan masalah yang terjadi di PSSI.
"Itu hanya perang urat syaraf murahan.
Kemenpora (Andi Mallarangeng) hanya cari
simpati publik saja tanpa ada sedikitpun memiliki
niatan yang tulus untuk memperbaiki dan
menyelesaikan masalah yang terjadi di tubuh
PSSI," kata koordinator DPR PSSI, Sangap
Surbakti, kepada BOLA.NET, dikantor PSSI,
komplek stadion Utama Gelora Bung Karno
(SUGBK), Senayan, Jakarta, Selasa (29/3).
"Jika memang Kemenpora serius untuk
membekukan PSSI, maka harusnya segera
mengeluarkan Surat Keterangan (SK). Sayangnya,
sampai saat ini SK tersebut belum ada," lanjutnya.
Hal tersebut, masih menurut Sangap, adalah
cermin ketidakseriusan Kemenpora dalam
menyelesaikan masalah tersebut. Padahal,
Sangap menjelaskan jika Kemenpora memiliki
legitimasi sosial, moral dan hukum dalam
menuntaskannya.
"Kalau Kemenpora tidak mampu, ya sudahlah.
Jangan banyak bicara dengan terus beropini di
media tanpa ada kerja nyata. Kasihan masyarakat
yang terus dibodohi, kami sudah lelah," tutupnya.

PSSI Jabar Sambut Baik Pembekuan PSSI

Pengurus Daerah (Pengda) PSSI Jawa
Barat menganggap langkah pemerintah
membekukan kepengurusan PSSI sudah tepat
untuk menyelamatkan pembinaan olahraga
khususnya sepak bola di tanah air.
"Ibaratnya beberapa waktu lalu PSSI sudah
mendapat kartu kuning dari pemerintah, sekarang
saatnya mendapatkan kartu merah. Kami
sependapat dengan langkah itu, namun
selanjutnya perlu ada langkah segera jangan
sampai kondisi seperti sekarang ini berlanjut,"
kata Ketua Pengda PSSI Jabar, Toni Aprilani ketika
dihubungi di Bandung, Selasa.
Menurut Toni, terlepas dari baik buruknya langkah
yang diambil oleh pemerintah, yang jelas apapun
yang dilakukan harus didasari untuk
penyelamatan PSSI dan pembinaan sepak bola
nasional.
Ia menyebutkan, Pengda PSSI, klub dan seluruh
pemegang suara untuk Kongres PSSI sudah siap
menggelar Kongres terkait pembentukan Komite
Pemilihan dan Komite Banding di Pekanbaru,
namun kenyataannya peserta ditinggalkan oleh
PSSI dengan alasan yang tidak bisa diterima.
"Kami pemegang suara PSSI yang hadir di
Pekanbaru disia-siakan, ditinggal begitu saja.
Seperti kehilangan induk saja kami di sana.
Padahal itu kesempatan dari FIFA bagi PSSI untuk
menyiapkan kongres," kata Toni.
Menurut Toni, Penda PSSI Jawa Barat tidak akan
mempermasalahkan hal-hal yang sudah terjadi,
namun ia berharap ke depan ada langkah dan
penanganan secepatnya.
Pengda PSSI Jabar, kata Toni tetap siap mengawal
dan mengikuti seluruh tahapan Kongres PSSI
demi terbentuknya kepengurusan dan
bergulirnya pembinaan sepak bola nasional yang
baik, sehat dan efektif.
"Dengan suara yang kami miliki, jelas akan
digunakan untuk membangun sepak bola yang
lebih baik," kata Toni.
Terkait rencana untuk melakukan mobilisasi
kekuatan untuk menentukan langkah selanjutnya,
kata Toni pihaknya menunggu perkembangan
dari FIFA dan pemerintah sendiri.
"Kami tunggu, yang jelas sebagai pemegang
suara untuk Kongres kami punya hak untuk
bicara dan sama-sama mengawal," katanya.
Pada kesempatan itu, ia enggan menyebutkan
dukungan Pengda PSSI Jawa Barat untuk calon
Ketua Umum PSSI mendatang. Menurut Toni
suara Pengda PSSI Jabar hanya akan diberikan
saat dilakukan pemilihan pada Kongres
mendatang.
"Yang penting sekarang tentukan waktu Kongres
dan pastikan seluruh tahapan bisa berjalan.
Fasilitasi diperlukan agar bisa berjalan baik,"
katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah
membekukan PSSI di bawah kepengurusan Ketua
Umum Nurdin Halid dan Sekjen Noegraha
Besoes.
Pembekuan itu berakibat seluruh fasilitas pejabat
PSSI dicabut, termasuk membekukan sementara
penggunaan dana APBN hingga terbentuknya
kepengurusan baru PSSI periode 2011-2015.
Keputusan tersebut diambil pemerintah setelah
melihat perkembangan terakhir Kongres PSSI
yang digelar di Pekanbaru dianggap ricuh dan
tidak menghasilkan hal yang diharapkan sebagai
tahapan Kongres PSSI.
"Bagi Pengda PSSI Jabar sendiri pembekuan oleh
pemerintah terhadap PSSI tidak masalah, selama
ini operasional dan kegiatan Pengda PSSI Jabar
tidak pernah mendapat bantuan dari pusat," kata
Ketua Pengda PSSI Jabar itu menambahkan.

Saat Lebah Ikut Bermain Sepak Bola

Rio De Janeiro -- Ada
yang unik dalam pertandingan sepakbola junior
di Brasil. Sekumpulan lebah masuk lapangan
dan menyengat pemain serta wasit
pertandingan, Andrea Amorim. Pertadingan
pun sempat ditunda.
"Semula, saya mengira itu mungkin semacam
taktik lawan kami (agar pertandingan ditunda)
sejak kami kalah 1-0," kata Sergio China, pelatih
klub Nauticoyang bertandang di kandang klub
Ypiranga-PE, Santa Cruz do Capiperibe.
Rupanya lebah tak hanya menyengat pemain
tuan rumah. Pemimpin pertandingan Amorim
pun menjadi sasaran segatan dalam
pertandingan satu setengah jam yang digelar di
wilayah Pernambuco Ahad lalu itu.
"Saat wasit terjatuh di lapangan saya menyadari
ini sangat serius. Dia paling banyak disengat,
mungkin karena baju (kuning) yang
dipakainya," kata China seperti dikutip dari situs
media olahraga lokal Globo,
globoesporte.com.br.
"Kami tidak mendapat penjelasan (mengenai
serangan lebah) tapi kami hanya mencoba
mencari tahu kenapa pertandingan dibatalkan,"
kata China. Lucunya, lebah-lebah itu tak
menyengat satu pemain pun dari kubu China.
Dengan bantuan sengatan lebah tadi, rupanya
keberuntungan berbalik. Amorin bisa
melanjutkan pertandingan. Tim China pun
membalik keadaan menjadi unggul 3-1.

Menegpora: Silakan Nurdin Menggugat

BOGOR - Ketua Umum PSSI Nirdin Halid
dikabarkan akan menempuh jalur hukum terkait
campur tangan pemerintah dalam Kongres
PSSI. Sasaran Nurdin tentunya Menteri Negara
Pemuda dan Olahraga (Menegpora) Andi
Mallarangeng.
Ketika ditemui wartawan di Istana Bogor, Selasa
(29/3/2011), Andi mempersilakan Nurdin
melayangkan gugatan hukum. Semua aktivitas
yang dijalankan di Indonesia berlandaskan
hukum.
"Namanya warga negara silakan saja kalau
melakukan gugatan," kata Andi di sela-sela
makan siang.
Mantan Jubir Presiden tersebut menjelaskan
pemerintah menjalankan kebijakannya
berdasarkan peraturan yang berlaku. Untuk itu,
segala sesuatu yang sudah melenceng dari
koridor hukum diluruskan kembali.
Andi juga menepis anggapan Nurdin yang
mengklaim pemerintah melakukan intervensi
terhadap PSSI. Kementeriannya selalu
menjalankan tugas berdasarkan amanat
Presiden.
Perlu disadari semua pihak, lanjut Andi,
berbagai kegiatan PSSI seperti pertandingan
sepakbola harus mendapat rekomendasi.
Sebaliknya, pemerintah tidak akan memberikan
rekomendasi dari pengurus PSSI saat ini.

Politisi Demokrat: Putusan Menpora Sudah Tepat

Jakarta- Politisi Partai
Demokrat Mahyuddin mengatakan, keputusan
pemerintah membekukan PSSI sudah tepat.
Menurut Ketua Komisi X DPR yang membidangi
olahraga itu, keputusan Menpora Andi
Mallarangeng sudah sesuai dengan Undang-
Undang.
"Sependapat atau tidak, ada aturannya sendiri,
kemelut di dalam olahraga, bukan hanya PSSI,
pemerintah sudah tepat. Saya kira dasarnya
undang-undang, di dalam juga ada kisruh," ujar
Mahyudin, seperti diberitakan metrotv, Selasa,
(29/3/2011).
Mahyudin menjelaskan, keputusan pemerintah itu
tidak memerlukan izin DPR. Mahyuddin
mengatakan, ada kemungkinan Komisi X
memanggil PSSI dalam rapat dengar pendapat
umum terkait masalah tersebut.
"FIFA sudah mengamanatkan untuk kongres dan
itu gagal. Komisi X berupaya memediasi PSSI-
Menpora. Kita tidak ada mitra kerja sama dengan
PSSI, tapi dalam rapat kita bisa panggil," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah telah
membekukan PSSI di bawah pimpinan Ketua
Umum PSSI Nurdin Halid dan Nugraha Besoes.
Tidak diakuinya lagi PSSI oleh pemerintah juga
mengakibatkan semua fasilitas pejabat PSSI
dicabut, termasuk membekukan sementara
penggunaan dana APBN untuk PSSI hingga
periode 2011-2015 dibentuk.
Keputusan yang diambil pemerintah khususnya
Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga Andi
Malarangeng tersebut berdasarkan pengamatan
KONI/KOI yang menilai pelaksanaan kongres di
Pekanbaru yang berakhir ricuh tersebut tidak
memberi hasil dan tidak jelas pelaksanaannya.

Politisi Golkar: Menpora Kayak Anak Kecil

Jakarta- Politisi Partai
Golkar Bambang Soesatyo menilai,
pengambilalihan PSSI yang dilakukan oleh
Kemenegpora dinilai sebagai tindakan kekanak-
kanakan.
"Sama aja Menpora ngambek kayak anak kecil.
Seharusnya pemerintah menjalankan mekanisme
organisasi PSSI, bukan dengan mengancam
untuk menyetop dana PSSI dan segalam macam.
Ini kan sama saja kayak anak kecil," tandas
Bambang di Gedung DPR RI, Selasa (29/3/2011).
Menurut anggota Komisi III DPR ini, Ketua Umum
PSSI Nurdin Halid tidak bisa dilengserkan secara
paksa, sebab hanya Kongres yang berwenang
memberhentikan.
"Kalaupun Nurdin harus mundur dan kalah itu
melalui pertarungan, bukan dilengserkan. Saya
yakin, Nurdin tidak perlu dilengserkan, dia pasti
kalah. Karena dukungan daripada para pemilik
suara sudah berkurang. Kalau melalui mekanisme
yang ada, maka kekisruhan di PSSI akan selesai
dengan baik," terangnya.
Bambang mendesak agar pemerintah mengambil
sikap tegas dengan mendorong penyelenggaraan
kongres dengan lancar.
"Pemerintah harus mengambil tindakan tegas,
mendorong penyelenggaran kongres dengan
berbagai kekuatan yang dilimiki pemerintah. Saya
yakin Nurdin akan menerima lapang dada
kekalahan dia," tandasnya.
Menurutnya, tugas pemerintah hanya melakukan
pembinaan, bukan ikut campur. Selain itu,
Bambang minta pemerintah mencermati langkah
intervensi tni dalam ajang kongres PSSI.
"Harusnya pemerintah juga melihat sejauh mana
keterlibatan TNI AD dalam kasus PSSI ini. Dalam
undang-undang TNI ditegaskan, tidak boleh
menjabat apapun selama menjadi TNI aktif,
termasuk menjabat ketua PSSI," jelasnya.

Perizinan Pertandingan Sepakbola Butuh Rekomendasi KONI

Bogor, Walau PSSI di bawah
kepemimpinan Nurdin Halid sudah tidak diakui
oleh Pemerintah, tetapi pertandingan Liga
Indonesia masih bisa berlangsung. Untuk
perizinan, harus ada rekomendasi KONI.
Sejak Senin (28/3/2011), Pemerintah melalui
Menpora Andi Mallarangeng memutuskan tidak
mengakui PSSi di bawah kepemimpinan Ketua
Umum Nurdin Halid dan Sekjen Nugraha Besoes.
Meski begitu, Pemerintah memastikan bahwa
keputusan itu tidak akan menghentikan jalannya
Liga Indonesia mulai dari Indonesia Super League
(ISL), Divisi Utama, 1, 2 dan 3.
"Sekarang ini seluruh pertandingan sepakbola
seperti ISL, Divisi Utama, 1, 2 dan 3 tetap bisa
berjalan," tegas Menpora Andi Mallarangeng di
Istana Bogor, Selasa (29/3/2011).
Namun akan terjadi perubahan dalam prosedur
perizinan ke aparat keamanan, dalam hal ini,
Polri. Untuk bisa menggelar sebuah
pertandingan, butuh rekomendasi dari KONI/KOI.
"Rekomendasinya harus datang dari KONI/KOI,
atau bersama-sama pengprov PSSI setempat"
timpal Andi.
"Jadi, pengprovnya tidak ada masalah. Yang
dipermasalahkan kepengurusan di pusat. Semua
berjalan saja, termasuk timnas untuk persiapan
SEA Games. Hanya saja kami tidak mengakui
kepengurusan PSSI yang sekarang ini dengan
semua kegiatan keluarganya," kata dia.
"Pertandingan-pertandingan sepakbola tentu saja
harus mendapat rekomendasi. Kalau
rekomendasi dari pengurus PSSI sekarang pasti
tidak dilayani," tegas Menteri dari Partai Demokrat
itu.

PSSI Kisruh, Bagaimana Nasib Sponsor?

Jakarta, Kekisruhan kongres PSSI
membuat citra pengurus organisasi tersebut
berada di titik nadir. Bagaimana nasib sponsor
yang sejauh ini menyokong kompetisi yang
digelar PSSI?
Kekisruhan di tubuh PSSI semakin menjadi-jadi
setelah kongres PSSI di Pekanbaru, Riau akhir
pekan kemarin batal. Dalam perkembangan
selanjutnya pemerintah melalui Menpora Andi
Mallarangeng menyatakan tidak mengakui PSSI di
bawah kepemimpinan Nurdin Halid. Situasi
semakin kisruh usai Nurdin Halid balik
"menyerang" Andi Mallarangeng dan
mengatakan seharusnya eks jubir presiden SBY
itu dicopot dari jabatan Menpora.
Pengamat olahraga Fritz E Simanjuntak
menuturkan bahwa saat ini citra pengurus badan
tertinggi sepakbola Indonesia itu sudah sangat
tidak baik. "Citra pengurus badan olahraga itu
(PSSI) kini sudah di titik nadir. Citranya sangat
tidak baik. Namun tidak mengakui bukan berarti
PSSI organisasi terlarang. Pengurus PSSI
diangkat dan diberhentikan anggota," jelas Fritz
saat dihubungi detikSport, Selasa (29/3/2011).
Meski citra pengurus PSSI buruk, Fritz menilai hal
itu tidak terlalu berpengaruh kepada citra pada
kompetisi yang ada di bawah naungan PSSI.
Dengan begitu maka kisruh kongres PSSI
kemungkinan tidak membuat sponsor hengkang
dari kompetisi.
"Sponsor-sponsor kompetisi kan didapat dari
swasta. Jadi ga ada pengaruh. Cuma memang
kisruh bisa membuat sponsor siapa pun jadi
mempertanyakan. Sponsor tak mau sudah
keluar duit, tiba-tiba kompetisi berhenti," jelas
Fritz yang juga pelaku bisnis ini.
"Terpengaruh bisa saja. Namun kompetisi 'kan
diurus BLI, institusi yang berbeda dengan PSSI.
BLI bisnis sendiri. Dua badan itu terpisah,"
imbuhnya
Fritz berpendapat bahwa kekisruhan ini memiliki
dua dampak yakni dampak emosional dan
dampak rasional. Fritz menejelaskan bahwa
dampak emosional itu adalah munculnya sikap
tidak senang kepada PSSI sementara dampak
rasional adalah mengusahakan agar kompetisi
terus berjalan.
Dampak rasional ini yang kemudian menjadi
pertimbangan utama sponsor dalam
menyokong kompetisi yang di bawah naungan
PSSI. "Memang kisruh di induk organisasi akan
berpengaruh ke kompetisi. Tetapi soal lanjutan
dari kompetisi, itu mempertimbangkan dampak
rasional. Sponsor memikirkan dampak rasional.
Berdasarkan penonton, viewers berapa. Jadi
kalau induk organisasi kisruh, namun penonton
tetap 100 ribu ya sponsor tidak hengkang,"
jelasnya.

HORMATI IBUMU

Allah mempunyai maksud tertentu ketika
menciptakan manusia, dan maksud
tersebutmenjadi Tugas bagi setiap Manusia
yang dilahirkan di muka bumi. Agar masing-
masing manusia dapat menjalankan tugas
yang diembannya. Allah tidak pernah lupa
untuk memberikan "fasilitas" yang unik kepada
masing-masing Orang yang kemudian
dinamakan "Bakat". Kalau sajasetiap manusia
bisa menemukan "bakat"-nya masing-masing,
berarti bahwa kita bisa menemukan "jalan"
sukses masing-masing. Dan untuk bisa
mendapat tiket masuk ke jalan tersebut,
dibutuhkan "Do'a Ibu", karena Ibu memiliki
kedudukan yang sangat tinggi di mata Allah.
Ingatlah Ibumu disaat kita senang maupun
sedih karena dengan itu kita akan
mendapatkan tiket masuk ke jalan sukses, dan
kita harus bisa menjaga perilaku, dengan cara
memelihara silaturrachmi dengan Orangtua
kita. Amiin.
Kenanglah Ibu yang menyayangimu...
Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata
ketika kita pergi...
Ingatkah engkau, ketika ibumu rela tidur tanpa
selimut demi melihatmu, tidur nyenyak
dengan dua selimut membalut tubuhmu...
Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap
lembut kepalamu..? Dan ingatkah engkau
ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika
ia melihatmu terbaring sakit..?
Sesekali jenguklah ibumu yang selalu
menantikan kepulanganmu di rumah tempat
kau dilahirkan. Kembalilah memohon maaf
pada ibumu yang selalu rindu akan
senyumanmu.
Simpanlah sejenak kesibukan-kesibukan
duniawi yang selalu membuatmu lupa untuk
pulang.
Segeralah jenguk ibumu yang berdiri
menantimu di depan pintu bahkan sampai
malampun kian larut.
Jangan biarkan engkau kehilangan saat yang
akan kau rindukan di masa datang ketika ibu
telah tiada...
Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu
menyambut kita...
Tak ada lagi senyuman indah tanda bahagia...
Yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada
penghuninya.
Yang ada hanyalah baju yang digantung di
lemari kamarnya.
Tak ada lagi yang menyiapkan sarapan pagi
untukmu makan...
Tak ada lagi yang rela merawatmu sampai
larut malam ketika engkau sakit...
Tak ada lagi dan tak ada lagi yang meneteskan
air mata mendo'akanmu di setiap hembusan
nafasnya...
Kembalilah segera...
Peluklah ibu yang selalu menyayangimu...
Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu
dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya.
Sahabat... berdo'alah untuk kesehatannya dan
rasakanlah pelukan cinta dan kasih sayangnya.
Jangan biarkan engkau menyesal di masa
datang, kembalilah pada ibu yang selalu
menyayangimu...
Kenanglah semua cinta dan kasih sayangnya...
Ibu... maafkan aku...
Sampai kapanpun jasamu tak akan terbalas...

Pahami kehidupanmu, baru rasakan bahagianya

Kadang kita berfikir kalau menjadi kaya dan
banyak harta itu pasti bisa bikin kita bahagia....
benarkah ?????
Filosofi dr kehidupan yg sebenarnya adalah :
Pernahkah kamu berpikir, untuk apa kamu
dilahirkan di dunia ini?
Pernahkah kamu berpikir, untuk apa kamu
hidup?
Memang sulit jika kita memaknai atau
memahami arti hidup sebenarnya.
Secara biologis, hidup dapat diartikan sebagai
sesuatu yang dianggap ada, nyata, bergerak,
dan dapat berkembang biak.
Tetapi apakah kamu tahu secara harfiah
apakah hidup itu?
Orang bilang : Hidup adalah perjuangan.
Definisi perjuangan itu sendiri jika kita kaji lebih
dalam sangatlah abstrak.
Perjuangan yang berasal dari kata “juang”
yang artinya “usaha” belum cukup untuk
menjelaskan arti hidup itu sebenarnya.
Jadi, pernyataan bahwa Hidup adalah
perjuangan kurang tepat.
Orang bilang : Hidup itu indah.
Definisi indah lagi-lagi kurang tepat untuk
mendefinisikan arti hidup sebenarnya.
Tidak semua orang memiliki hidup yang
indah, sebagian besar merasa hidupnya tidak
indah.
Jadi, pernyataan bahwa Hidup itu indah kurang
tepat.
Lantas? Arti hidup itu apa?
Jawabannya hanya ada di lubuk hati kita
semua.
Pertanyaan tersebut dapat dijawab sesuai arah
dan tujuan untuk apa kita hidup.
Akhirnya, kita sendiri-lah yang harus
menentukan arah tersebut bagaimanapun
caranya agar hidup kita dapat bermakna.
Oleh karena itu, arti hidup bagi setiap orang
memiliki penafsiran yang berbeda-
beda.kutipan pembicaraan sang Ulama besar
Imam Al-Ghazali :
Pertama, "Apa yang paling dekat dengan diri
kita di dunia ini?". Murid- muridnya menjawab
"Orang tua, guru, kawan , dan sahabatnya".
Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu
benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita
adalah "mati". Sebab, sesuai dengan janji Allah
SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan
mati.(Ali Imran : 185)
Kedua."Apa yang paling jauh dari diri kita di
dunia ini?". Murid-muridnya menjawab
"Negara Cina, bulan, matahari dan bintang-
bintang". Lalu Imam Ghozali menjelaskan
bahwa semua jawaban yang mereka berikan
itu adalah benar. Tapi yang paling benar adalah
"masa lalu". Walau dengan cara apa sekalipun
kita tidak dapat kembali ke masa lalu. Oleh
sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-
hari yang akan datang dengan perbuatan yang
sesuai dengan ajaran Agama.
Ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab "Gunung, bumi
dan matahari". semua jawaban itu benar,
kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari
yang ada di dunia ini adalah "hawa-nafsu" (Al-
A'raaf :179). Maka kita harus berhati-hati
dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu
membawa kita ke neraka.
Keempat. "Apa yang paling berat di dunia ini?".
Ada yang menjawab "besi dan gajah" Semua
jawaban adalah benar, kata Imam Ghozali, tapi
yang paling berat adalah "memegang
amanah" (Al-Ahzab:72) Tumbuh-tumbuhan,
binatang, gunung, dan malaikat semua tidak
mampu ketika Allah SWT meminta mereka
untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya
menyanggupi permintaan Allah SWT,
sehingga banyak dari manusia masuk ke
neraka karena ia tidak dapat memegang
amanahnya.
Kelima. "Apa yang paling ringan di dunia ini?"
Ada yang menjawab "Kapas, angin, debu dan
daun-daunan". Semua itu benar, kata Imam
Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini
adalah “meninggalkan sholat”. Gara-gara
pekerjaan, kita meninggalkan sholat; gara-gara
bermasyarakat, kita meninggalkan sholat.
Maknai hidup dengan sebenarnya, kaya atau
miskin itu hanyalah predikat, tp bahagia itu
adalah mutlak akan dirasakan
oleh orang yg benar" memaknai apa arti dari
hidup........
karna teramat banyak contoh orang kaya yg
justru hancur dan sensara dalam kekayaannya
dan orang miskin justru bahagia
dengan kemiskinannya........
Just share teman, moga kita dapat maknai
hidup dengan sebenar" nya..

Tak Diakui Pemerintah, Bendahara PSSI Pasrah

Bendahara Persatuan Sepak bola
Seluruh Indonesia (PSSI), Achsanul Qosasi,
kecewa dengan keputusan pemerintah yang tidak
mengakui PSSI di bawah kepemimpinan Ketua
Umum Nurdin Halid dan Sekjen Nugraha Besoes.
"Itu disayangkan. Saya terus terang kaget dengan
statement Pak Andi (Menpora)," ujar Achsanul
sebelum rapat Paripurna DPR di Gedung
Parlemen, Jakarta, Selasa 29 Maret 2011.
Sikap pemerintah, Achsanul memperkirakan,
diambil karena mendapat informasi-informasi
yang kurang berimbang. "Sehingga sampai
kelihatan beliau emosi menyampaikan hal ini. Tapi
kami menghargai itu," kata dia.
Tapi Achsanul meyakini hal tersebut sebagai
upaya pemerintah menghentikan kekacauan yang
ada di PSSI. "Ini mungkin cara pemerintah untuk
menghentikan kekisruhan di PSSI," kata Achsanul
yang juga politisi Partai Demokrat ini.
Hingga saat ini, Achsanul mengatakan, PSSI
secara institusi belum bersikap secara resmi
menanggapi pernyataan Menpora tersebut.
Achsanul menjelaskan PSSI hanya dapat pasrah
dan menunggu keputusan badan sepak bola
dunia FIFA.
"PSSI secara institusi tak bisa berbuat apa-apa.
Kita tak usah memanasi suasana lagi. Tunggu
FIFA saja bagaimana keputusannya," ucap
Achsanul.
Meski demikian, Achsanul menilai, PSSI sebaiknya
tetap ada secara institusi. Karena semua kompetisi
sepakbola diatur oleh PSSI. Jika PSSI dibekukan
maka semua jadwal kompetisi akan terganggu.
"Pasti akan terganggu. karena bagaimanapun
yang mengurus kompetisi itu adalah BLI (Badan
Liga Indonesia). BLI kan bagian dari PSSI, dan
semua keputusan BLI dilaporkan kepada PSSI.
Kalau PSSI dibekukan, otomatis BLI akan seperti
kehilangan induk dan juga tidak akan berani
bersikap," kata Achsanul.
Selain itu, lanjut Achsanul, Komisi Disiplin ada di
tubuh PSSI. Sementara Komisi Disiplin dan
Komisi Banding serta perangkat lainnya mestinya
dapat tetap berjalan jika ada kompetisi. Tetapi jika
kompetisi itu pun dibekukan oleh pemerintah,
menurut Achsanul, Komisi Disiplin, dan Komisi
Banding, serta perangkat lainnya itu juga otomatis
tak bisa bekerja.
"Jadi tak ada artinya mengatakan bahwa
kompetisi masih berjalan, dilakukan oleh
pemprov-pemprov. karena yang mjalankan
kompetisi saat ini adalah PSSI," kata Achsanul.
"Apakah ini sah diakui FIFA dimanapun ia akan
menyelenggarakan kompetisi dan
mengatasnamakan PSSI memimpin timnas,"
tambah Achsanul.
Lebih jauh, Achsanul meyakini FIFA akan segera
menjatuhkan sanksi kepada Pemerintah. "Saya
kok merasa yakin dengan ada kondisi ini FIFA
akan memberikan sanksi," kata Achsanul.
Sesuai aturan FIFA, jika Pemerintah
mengintervensi badan sepak bola suatu negara,
maka sanksi larangan bermain bagi tim nasional
negara bersangkutan akan dijatuhkan.
Menanggapi ancaman sanksi ini, Achsanul pun
mengaku hanya bisa pasrah.
"Kalau pemerintah membekukan kan berarti
pemerintah tidak menganggap PSSI ada. Yang
pasti dengan posisi kita dibekukan berarti kita
sudah tidak dianggap keberadaannya. Ya sudah
kita terima. Sebaiknya kita tidak melakukan
apapun. Sebaiknya kita diam saja," kata Achsanul.

Kisruh PSSI, Kompetisi ISL Tetap Jalan

CEO PT Liga Indonesia, Joko
Driyono menegaskan kisruh antara PSSI dan
pemerintah tidak akan mempengaruhi jalannya
kompetisi sepakbola Indonesia Superliga (ISL).
Joko memastikan itu, setelah Menegpora Andi
Mallarangeng menyatakan sikap membekukan
pengurus PSSI yang dipimpin Nurdin Halid.
"Liga Indonesia akan tetap menjalankan semua
rencana-rencana yang telah ditetapkan. Jadi
apapun keputusan pemerintah, kompetisi tidak
bisa dihentikan," kata Joko Driyono kepada antv,
Selasa, 29 Maret 2011.
Menurutnya, PT Liga sedang tidak berhadapan
dengan pihak manapun sehingga tidak ada
bayangan kompetisi akan dihentikan. "Saya
melihat tak ada spirit ke arah situ,"
Apalagi, jika Indonesia menginginkan kompetisi di
Indonesia meningkat, maka janganlah kompetisi
dibekukan, tapi justru harus ditingkatkan
kualitasnya. "Saya berharap, bila pemerintah
memang menginginkan kompetisi meningkat,
maka janganlah dibekukan, tapi justru harus
ditingkatkan," tuturnya.
Terkait pernyataan Menpora yang mengatakan
kompetisi akan dikendalikan supervisi KONI/KOI
bersama Pengprov PSSI dan klub, Joko Driyono
menegaskan semua pihak harus memahami
persoalan.
"Sekarang banyak yang peduli sama sepakbola.
Tapi satu hal harus diketahui, kompetisi berjalan
sesuai regulasi," jelasnya.

Gusti Randa: Keputusan Menpora Tidak Tegas

Jakarta, Menteri Pemuda dan
Olahraga sudah memutuskan tak lagi mengakui
kepengurusan PSSI di bawah ketua umum
Nurdin Halid. Menanggapi hal tersebut, Gusti
Randa menyebut kalau Menpora tidak tegas
mengambil keputusan.
"Apa yang diungkapkan Menpora menurut saya
tidak tegas karena masih menunggu sikap FIFA.
Masih ada apabila, apabila, apabila. Kalau masih
banyak apabila itu bukan sebuah keputusan. Itu
tidak menunjukkan ketegasan," sahut Ketua
Badan Futsal Nasional Gusti Randa dalam dialog
yang ditayangkan di MetroTV.
Setelah kongres pemilihan komite pemilihan dan
komite banding batal digelar akhir pekan lalu,
pemerintah melalui Menpora akhirnya
mengambil sikap. Menpora menyatakan tidak
mengakui lagi Pengurus PSSI di bawah
pimpinan Ketua Umum Nurdin Halid dan
Sekretaris Jenderal Noegraha Besoes, serta
seluruh kegiatan keolahragaan yang
diselenggarakan kepengurusan PSSI tersebut.
Dalam pernyataan yang dibuat setelah melakukan
pertemuan dengan Ketua KONI Pusat Rita
Subowo, Andi Mallarangeng memang menyebut
kalau pemerintah masih akan menunggu
keputusan FIFA terhadap kongres yang
kemudian digelar oleh 78 pemilik suara PSSI.
Disebutkan, jika FIFA memberi tanggapan positif
maka Pemerintah bersama KONI/KOI
mendukung segera dilaksanakannya kongres
PSSI untuk memilih Ketua Umum, Wakil Ketua
Umum, dan Anggota Executive Committee PSSI
Periode 2011-2015.
Namun jika FIFA bersikap lain, maka Pemerintah
bersama KONI/KOI mendukung segera
diselenggarakannya kongres PSSI untuk memilih
Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan
yang baru, dan selanjutnya melaksanakan
kongres pemilihan Ketua Umum, Wakil Ketua
Umum, dan Anggota Executive Committee PSSI
Periode 2011-2015.
"Tidak ada pembekuan, yang ada hanya
mengakui dan tidak mengakui. Mengakui dan
tidak mengakui (kepengurusan PSSI) itu terletak
pada anggota (pemilik suara PSSI), karena itulah
pentingnya sebuah kongres. Kalau diakui ya
dipilih lagi kalau tidak diakui ya tidak dipilih lagi."
"Apa yang dikatakan Menpora itu tidak ada apa-
apanya. Hanya sebagai ketidakpercayaan," tuntas
pria yang juga menjabat sebagai salah satu
panitia pelaksana kongres di Pekanbaru lalu.

Menpora: Pemerintah Ingin Selamatkan PSSI

Jakarta, Menpora Andi
Mallarangeng menyatakan bahwa sikap
pemerintah yang tidak lagi mengakui dan
membekukan kepengurusan Nurdin Halid
merupakan upaya untuk menyelamatkan PSSI.
Hal tersebut dikatakan Andi di Istana Bogor, Jawa
Barat, Selasa (29/3/2011), menyusul kebijakannya
atas nama pemerintah untuk tidak lagi
mengakui PSSI di bawah kendali Nurdin Halid.
Semua aktivitas persepakbolaan diambil alih dan
diawasi oleh KONI/KOI.
"Sikap pemerintah sudah jelas dan pemerintah
tidak bisa lagi memberikan fasilitas pelayanan
kepada kepengurusan PSSI yang sekarang ini,
dan seluruh kegiatan keluarganya, sampai
terbentuk pengurus yang baru yang kredibel
sesuai aturan-aturan FIFA dan standar
kekeluargaan seluruh Indonesia," tutur Andi.
"Berkomunikasi dengan FIFA dan KONI/KOI
untuk mencari solusi yang terbaik dalam rangka
agar segera terbentuk kepengurusan baru
periode 2011-2015 dari PSSI. Kita harus
menyelamatkan PSSI. Organisasi PSSI adalah
milik bangsa Indonesia. Hanya pengurusnya ini
tidak lagi diakui pemerintah."
Menpora menambahkan, pihaknya dan KONI/
KOI terus melakukan komunikasi dengan FIFA,
antara lain untuk menunjukkan bahwa tidak ada
lagi monopoli akses terhadap badan sepakbola
dunia itu.
"Dulu seolah-olah, seakan-akan hanya pengurus
PSSI yang bisa. Kata FIFA begini-begitu, ternyata
berbeda dari yang dikatakan langsung dengan
FIFA. Kita sudah mencari solusi terbaik," tukas
menteri yang juga politisi dari Partai Demokrat
itu.
Mengenai pernyataan Nurdin Halid yang meminta
Presiden SBY untuk memecat dirinya, Andi
mengaku menanggapinya dengan tertawa saja.
Ia juga siap menghadapi apabila Nurdin akan
menggugat dirinya.
"Namanya warga negara, silakan saja kalau mau
melakukan gugatan. Pemerintah melakukan
kebijakannya berdasarkan peraturan yang
berlaku di Republik Indonesia. Dan karena itu
maka harus bisa diperjuangkan sesuai peraturan
perundang-undangan," jawab Menpora.

Ketum PSM Makassar: Akumulasi Kekecewaan Tumpah Di Kongres Riau

Ilham Arif Sirajuddin menilai situasi di
kongres PSSI merupakan akumulasi
kekecewaan anggota PSSI.
Ketua umum PSM Makassar, Ilham Arif
Sirajuddin, mengungkapkan bahwa situasi yang
terjadi di kongres PSSI di kota Pekanbaru, Riau,
merupakan bentuk dari akumulasi kekecewaan
terhadap organisasi PSSI selama ini.
Ilham mengatakan bahwa anggota-anggota
Komite Penyelamatan Persepakbolaan Nasional
(KPPN) sudah lama ingin melihat PSSI berubah ke
arah yang lebih baik, tetapi setelah ditunggu
perubahan tersebut tidak terlihat di PSSI.
"Jadi saya kira ini sesuatu yang perlu betul-betul
disadari oleh pengurus pusat PSSI, bahwa apa
yang dilakukan Komite Penyelamatan
Persepakbolaan Nasional bukan sesuatu yang
tidak memiliki komitmen kebersamaan," ujar
Ilham di Makassar.
Seperti yang diketahui, kongres PSSI di Riau
berakhir ricuh dan kongres tersebut akhirnya
dibatalkan. Namun, KPPN yang mengklaim
didukung mayoritas suara melanjutkan kongres
tersebut dan telah menghasilkan putusan.

PSSI Sulsel Tetap Dukung Nurdin

MAKASSAR – PSSI Pengprov Sulawesi Selatan
masih terus memberikan dukungannya kepada
pengurus PSSI Pusat, terkait besarnya tekanan
saat ini. Ketua Pengprov Sulsel, Kadir Halid, tidak
akan mengakui adanya pembekuan PSSI.
Kadir, yang juga adik kandung dari Ketum PSSI
Nurdin Halid, menyatakan bahwa bila ada
pembekuan PSSI, semua ada mekanismenya
yakni melalui kongres yang seusai dengan
Statuta PSSI.
“Menegpora Andi Alfian Mallarangeng sudah
terlalu jauh mengintervensi induk organisasi
PSSI. Sejak awal, Andi memang sudah
bertujuan mengobok-obok PSSI, ” tegas Kadir,
Selasa (29/3/2011).
Kadir menambahkan Menegpora semestinya
tidak terlalu mencampuri semua urusan PSSI.
Karena menurutnya, semua sudah ada
mekanisme dan diatur jelas dalam Statuta PSSI.
Kadir Halid mewakili Sulsel berencana akan
berkoordinasi dengan sejumlah Pengprov PSSI
lainnya, untuk mengambil langkah selanjutnya
terkait degan pembekuan PSSI.

Panglima TNI: Kehadiran TNI di Kongres PSSI untuk Mengamankan

Bogor, Kehadiran aparat tentara di
arena Kongres PSSI di Pekanbaru akhir pekan lalu
mengundang banyak tanya. Panglima TNI
Laksamana Agus Suhartono menilai kehadiran
mereka memang dibutuhkan.
Seperti diketahui, sekitar 50-60 aparat TNI
berseragam berada di lobi hotel The Premier,
Pekanbaru, Sabtu (26/3/2011). Panglima TNI
menegaskan lagi bahwa kehadiran mereka adalah
permintaan Polda Riau.
"Saya kira semua tahu kehadiran TNI di situ atas
permintaan Polda (Riau)," ungkap Agus saat
ditanyai wartawan di Istana Bogor, Selasa
(29/3/2011).
"Dan itu sah dan boleh, TNI membantu kepolisian
daerah membantu atas permintaan mereka.
Undang-undangnya bunyinya seperti itu.
Kehadiran aparat kemanan memberikan
perlindungan bagi keamanan masyarakat," papar
Agus lagi.
Agus menilai, seharusnya kehadiran TNI tidak
dilihat sebagai ancaman, tetapi menjadi pelindung
keamanan. Yang merasa tidak aman dengan
kehadiran TNI adalah mereka yang punya kasus.
"Saya yakin sebagian kemarin merasa aman,
bagi yang tidak bermasah. Seperti kita kalau
mengendarai kendaraan, kalau semuanya
lengkap, ada polisi akan merasa aman. Tapi kalau
tidak punya SIM grogi, pasti minggir. Saya kira
sama seperti itu lah," urai dia.
"Saya kira kehadiran aparat di wilayah itu
hendaknya dirasakan manfaatnya. Saya kira itu
memberikan manfaat bagi mereka yang
menginginkan aparat keamanan di situ. Kita di
situ mencegah jangan sampai ada konflik sesama
kita yg mengakibatkan hal yang tidak diinginkan.
Jadi posisi kita hanya itu saja," tambah Panglima
TNI dari Angkatan Laut itu.
Agus juga menepis tuduhan bahwa kehadiran
aparat TNI di arena Kongres PSSI adalah bentuk
intervensi karena Kepala Staf AD, George
Toisutta, berniat untuk maju sebagai calon Ketua
Umum PSSI.
"Loh kenapa mereka merasa diintervensi?
Seharusnya mereka merasa aman. Karena
kehadiran kita itu atas permintaan Polda yang
menganggap perlu dibantu. Sesuai dengan
permintaan kepolisian di daerah. Jumlahnya tidak
sampai 1 SSK (satuan setingkat kompi)," elak
Agus.
"Kita tidak mengaitkan sistem kemanan dengan
pencalonan sesorang. Kalau polisi minta kita
lakukan bantuan. Jangan sampai ketika kita tidak
memberi bantuan saat ada masalah tidak bisa
menghadapi, itu kan akan merugikan
masyarakat," tambahnya.
"Kita mengamankan Kongres tersebut jadi tidak
ada hubugnnya dengan Pak George. Yang
penting bagaimana kongres bisa berjalan dengan
lancar," kata Agus.
Saat ditanya apakah Pangilma TNI memberi
dukungan kepada George untuk maju sebagai
calon Ketum PSSI, Agus menjawab, "Semua
warga negara itu berhak dicalonkan. Berhak
menduduki suatu jabatan yang sifatnya sosial.
Permaslahannya apakah TNI boleh apa tidak di
situ. Saya kira, (mengurus) olah raga boleh
dlakukan TNI."

Ada Demo Tentang Pencalonan GT Sebagai Ketum PSSI

Jakarta, Sekelompok massa
menggelar demonstrasi menentang pencalonan
George Toisutta sebagai ketua umum PSSI.
Sebagai perwira TNI, pria yang menjabat sebagai
KASAD itu diminta kembali ke barak.
Demo tersebut dilakukan oleh sekitar 200-an
orang pada Selasa (29/3/2011) sekitar pukul 11
siang. Sebagian besar mereka berpakaian bebas,
beberapa memakai seperti jaket kampus, ada
pula yang berpakaian loreng ala tentara.
Semula mereka hendak beraksi di depan Mabes
TNI AD di Jln. Medan Merdeka Utara, Jakarta, tapi
dilarang oleh polisi. Para demonstran akhirnya
melakukan orasi di depan kantor Depdagri, yang
tak jauh dari Mabes TNI AD.
Dalam orasinya mereka mengingatkan bahwa
funsi dan tugas TNI sudah jelas diatur dalam
Undang Undang No. 34 tahun 2004, salah
satunya adalah tidak boleh berpolitik praktis.
George Toisutta dianggap menyalahi aturan
hukum dan melakukan penyalahgunaan
kekuasaan apabila meneruskan niatnya mengikuti
bursa ketua umum PSSI.
Para pendemo yang menamakan dirinya Koalisi
TNI untuk Rakyat itu membuat tiga pernyataan
sikap: 1) TNI wajib kembali ke barak; 2) Pecat
George Toisutta sebagai KASAD; 3) Adili George
Toisutta karena telah melanggar UU No. 34/2004.
Dalam aksinya itu ada pendemo yang memakai
topeng wajah Presiden SBY, pengusaha Arifin
Panigoro da, George Toisutta. "Hai Jenderal, rebut
PSSI masak kalah sama NH?" Demikian salah satu
yang tertuang dalam poster yang mereka usung.

PSSI: Menegpora Tak Punya Informasi Akurat

JAKARTA – Menteri Negara Pemuda dan
Olahraga Andi Alfian Mallarangeng, makin
mengeluarkan sikap tegas kepada pengurus
PSSI saat ini. Sikap tegas tersebut sangat
disayangkan pengurus PSSI Asanul Kosasih.
Pengurus PSSI yang juga menjabat sebagai
anggota DPR dari Komisi XI ini, menilai
ketegasan Andi Mallarangeng selama ini
disebabkan karena informasi yang kurang kuat.
Akhirnya, Andi pun tidak punya data yang kuat
tentang kepengurusan PSSI.
“Saya kaget dengan pernyataan Pak Andi. Sikap
tegas dari beliau itu mungkin karena info-info
yang didapat beliau kurang berimbang. Sampai
tampak sekali emosi saat menyampaikan itu.
Tapi, kami menghargai ketegasan tersebut, ”
jelas Asanul Kosasih saat ditemui di Gedung
DPR RI, Jakarta, Selasa (29/3/2011).
“Kami ada di dalam kepengurusan karena kami
diangkat pada Kongres 2003 dan 2007. PSSI
harus tetap ada meski tidak diakui pemerintah.
Kini tingal bagaimana implikasinya terhadap
pesepakbolaana dan pertandingan kita. Intinya,
kami sangat menghargai itu dan kami belum
menentukan sikap karena sedang sibuk dengan
RUU akuntan,” lanjut politisi dari partai
Demokrat ini.
Kosasih juga menjelaskan pihaknya tidak akan
memberikan perlawanan apa-apa, karena akan
makin memperkeruh masalah. PSSI memilih
untuk diam dengan semua pernyataan dari
berbagai pihak, dan akan menunggu sikap dari
Badan Sepakbola Dunia (FIFA).
Mengenai rencana pengambilalihan PSSI oleh
KONI, Kosasih menilai rencana tersebut akan
berimbas ke beragam masalah.
“Ini baru pertama kali terjadi jika diambil KONI.
Tapi, apakah ini sah dan diakui oleh FIFA?
Dimanapun menyelenggarakan pertandingan
mengatasnamakan PSSI. Tapi saya tetap yakin
dengan kondisi ini, FIFA pasti akan memberi
sanksi, ” lanjutnya.
“Semua pertandingan pasti terganggu. PSSI itu
mengurus BLI, dan BLI adalah bagian dari PSSI.
Jika PSSI dibekukan dan dibubarkan, maka
otomatis BLI tidak akan berani bersikap, ” tutup
Kosasih.