Powered By Blogger

Senin, 04 April 2011

Diajukan Jadi Komite Eksekutif PSSI, Erwin Pilih Merendah

Makassar--Erwin Aksa,
putra bos PT. Bosowa, Aksa Mahmud,
mengaku akan melihat dinamika perkembangan
di tubuh Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia (PSSI) terlebih dahulu, sebelum
menyatakan bersedia menjadi pengurus di
tubuh organisasi persepakbolaan itu.
"Saya sangat berterima kasih kepada PSM,
khususnya Pak Ilham yang menjadikan saya
nominator," kata Erwin menanggapi namanya
akan diusulkan jadi anggota Komite Eksekutif
PSSI, 2011-2015 oleh PSM, Senin (4/4).
Menurutnya, biarlah George Toisutta dan Arifin
Panigoro yang dianggapnya senior, terlebih
dahulu diberi peluang dan kepercayaan untuk
maju pada kongres nanti.
Ketua umum PSM, Ilham Arief Sirajuddin (4/4)
di kantornya, Balai Kota Makassar, ngotot
mencalonkan Erwin Aksa sebagai kandidat.
Menurutnya, selama ini pengurus Himpunan
Pengusaha Muda Indonesia tersebut cukup
besar jasanya dalam memajukan dunia sepak
bola di tanah air. Terlebih kata Ilham, sampai
saat ini pun bantuan buat kemajuan klub,
terutama PSM tidak pernah berhenti.
"Perusahaannya (Bosowa) tetap menjadi
sponsor PSM. Dan itu bentuk dukungan
morilnya terkait kemajuan persepakbolaan kita
selama ini," ujar Ilham.
Selain nama Erwin, juga ada nama George
Toisutta dan Arifin Panigoro yang akan
diusulkan PSM ke Komite Pemilihan PSSI.
Erwin kata Ilham, adalah tokoh muda yang kaya
pengalaman dan besar harapan masyarakat
akan kemajuan PSSI ke depan di tangan
pengusaha sukses tersebut.
Erwin Aksa sendiri mengaku, selama ini diskusi
mengenai perbaikan dunia sepak bola, baik
dengan jajaran pengurus PSM maupun dengan
klub lainnya intens digelar. "Makanya saya
katakan, untuk perkembangan dan kemajuan
persepakbolaan di Indonesia, harus dikelola
dengan kejujuran, kedisiplinan dan yang paling
penting pola pembinaan berkelanjutan," papar
Erwin.
Adapun mengenai kisruh PSSI yang marak
akhir-akhir ini menurutnya hanya karena
komunikasi yang tidak berjalan dengan lancar.

Polisi Ancam Tangkap Perusuh Kongres PSSI di Surabaya

SURABAYA - Kepala
Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Polisi
Untung Suharsono Radjab mengancam akan
menangkap perusuh di kongres Persatuan
Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang
rencananya akan digelar di Surabaya pada 29
April 2011 mendatang.
"Kalau buat rusuh acara apap un tidak usah
ditanya, pasti kami tangkap dan proses," kata
Untung usai menghadiri rapat koordinasi
mengenai pengamanan konggres PSSI dengan
Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Gedung
Negara Grahadi Surabaya siang tadi (4/4).
Menurut Untung, polisi dalam hal ini akan selalu
siap mengawal seluruh peserta konggres.
Bahkan pihaknya sudah merencanakan akan
merangkul seluruh elemen suporter sepak bola
untuk ikut menjaga berlangsungnya kongres.
"Hingga saat ini panitia belum menghubungi
kami, prinsipnya polisi selalu siap dan akan
kawal acara ini," kata Untung.
Di tempat yang sama, Panglima Kodam V
Brawijaya Mayor Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
juga mengaku siap jika diminta membantu
pengamanan kongres ini. Pangdam juga
berjanji, meski salah satu bakal calon ketua
Umum PSSI adalah Kepala Staf TNI Angkatan
Darat Jenderal TNI George Toisutta, pihaknya
tetap akan netral. "Ndak ada intervensi, TNI
hanya bantu keamanan, itupun kalau diminta
oleh Pemprov dan Polisi," kata Gatot.
Selama ini, jika pemerintah memiliki hajatan
semisal pemilu ataupun kongres PSSI seperti
saat ini, TNI sifatnya hanya membantu
keamanan. "TNI itu stanby di barak, tapi selalu
siap on call kapanpun jika diminta bantuan,"
imbuhnya.

GH Sutedjo Calonkan Diri Jadi Waketum PSSI

Ketua Pengurus Cabang (Pengcab)
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI)
Jakarta Utara, Gatot Haryo Sutedjo, menginginkan
adanya kemajuan prestasi di persepakbolaan
nasional. Caranya, menurut Sutedjo, harus ada
perubahan di kepengurusan PSSI di bawah
pimpinan Nurdin Halid.
Karena itu, dirinya menyatakan kesiapannya
untuk maju sebagai calon Wakil Ketua Umum
PSSI periode 2011/2015. Sejumlah program kerja,
diakuinya sudah disiapkan.
"Saya menyatakan siap tempur dalam pemilihan
Kongres nanti. sejumlah klub di Jakarta Timur
telah menyatakan dukungan. Meski demikian,
saya siap menang dan juga siap kalah, yang
penting PSSI nanti harus ada perubahan," katanya
kepada BOLA.NET, disela-sela Festival Sepakbola
Anak Gawang C dan D di Stadion Bea Cukai,
Jakarta, Minggu (3/4).
Sutedjo dikenal sudah cukup lama dalam
melakukan pembinaan sepakbola sejak 1984.
Dirinya menuturkan, akan memprioritaskan
pembinaan usia dini dalam kompetisi sepakbola
nasional. Sutedjo menyayangkan, banyak tokoh
sepakbola nasional selalu berteriak dan
melontarkan jargon pentingnya pembinaan usia
dini, namun tidak mengimplementasikannya di
lapangan.
Dia mengaku sudah lama berkecimpung dalam
pembinaan usia dini di Jakarta Timur. Sebagai
contoh, di Jakarta Timur Sutedjo bersama rekan-
rekannya menggiatkan kompetisi sepakbola mulai
U-10, U-12, U-14, U-17, hingga senior.
"Di Jakarta Timur kompetisi berbagai usia selalu
berjalan. Kalau ditotal, satu musimnya bisa digelar
hingga 300 pertandingan dan banyak pemain
nasional lahir dari sini seperti Maman dan Boy Jati
Asmara," lanjutnya.
Karena itu, dia menghimbau agar PSSI tidak lagi
melakukan program naturalisasi. Program ini
dianggap akan merusak pembinaan sepakbola
nasional.
Selain pembinaan usia dini, Sutedjo juga akan
menggagas digelarnya Kongres Pemain
Sepakbola Nasional, yang melibatkan pemain
yang sudah gantung sepatu ataupun yang masih
aktif. Selama ini, PSSI kurang mendengar aspirasi
dan masukan dari mereka, dan mereka tidak
mendapat hak suara dalam kongres.
"Masukan dari mereka amat penting, karena para
pemainlah yang langsung merasakan asam-
garam pertandingan, jadi mereka lebih tahu
sepakbola. Mantan pemain juga harus banyak
yang masuk dalam pengurus PSSI nantinya,"
tuturnya.