Powered By Blogger

Jumat, 21 Januari 2011

PERSIK KEDIRI IKUT LPI

Persik Kediri jadi tim peserta Liga Primer Indonesia (LPI) yang ke-20?

Teka-teki tim ke-20 yang mengikuti Liga Primer Indonesia (LPI) tampaknya segera terjawab pekan depan.

Hingga memasuki pekan ketiga setelah kick-off, LPI belum merilis jadwal lengkap satu musim kompetisi dengan alasan masih menunggu tim peserta ke-20 yang sedang dipertimbangkan konsorsium. Bersama dengan itu, LPI juga akan mengumumkan stasiun televisi ketiga yang memegang hak siar. Pengumuman dijanjikan tengah pekan ini, tapi ternyata harus diundur hingga waktu yang tidak ditentukan.

Ditemui wartawan pada acara peluncuran Jakarta FC 1928, Kamis (20/1) malam, juru bicara LPI Abi Hasantoso memberi sinyal positif tentang siapa tim peserta ke-20.

"Hingga saat ini, Persik Kediri menjadi klub yang paling serius mendekati LPI," terangnya.

"Ada empat klub yang dipertimbangkan, tapi Persik yang paling serius. Bahkan pekan depan mereka minta bertemu dengan LPI sehingga jadwal lengkap kompetisi pun juga bisa dilansir."

Persik saat ini mengikuti kompetisi Divisi Utama liga Indonesia. Belum diketahui apakah Persik mengundurkan diri ataukah membentuk entitas baru jika memastikan diri berpartisipasi di LPI.

Kongres Tahunan PSSI Digelar Malam Ini

TABANAN, KOMPAS.com - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) akan menggelar Kongres Tahunan di Hotel Pan Pasific, Tanah Lot, Bali, pada Jumat (21/1/2011) malam ini. Kongres yang akan digelar selama dua hari ini akan dibuka langsung oleh Ketua Umum, Nurdin Halid dengan didampingi seluruh anggota Komite Eksecutive (Exco) PSSI.

kongres dihadiri lebih dari 100 peserta, terdiri dari ketua atau perwakilan 33 pengurus provinsi PSSI di Tanah Air. Hadir juga representasi klub-klub Djarum Indonesia Super League (DISL) dan Ti-Phone Divisi Utama
Kongres PSSI merupakan kongres tahunan terakhir dari kepengurusan PSSI periode 2007-2011 yang beberapa kali mengalami penyempurnaan, termasuk restrukturisasi kepengurusan dan revitalisasi bidang-bidang, diantaranya Badan Tim Nasional (BTN).
Dilansir situs resmi PSSI, Sekjen PSSI Nugraha Besoes menyatakan bahwa kongres dihadiri lebih dari 100 peserta, terdiri dari ketua atau perwakilan 33 pengurus provinsi PSSI di Tanah Air. Hadir juga representasi klub-klub Djarum Indonesia Super League (DISL) dan Ti-Phone Divisi Utama yang dikelola oleh PT Liga Indonesia, dan representasi dari tiga kompetisi liga amatir yang diselenggarakan oleh Badan Liga Sepakbola Amatir Indonesia (BLAI) PSSI.
Representasi dari kompetisi DISL adalah sebanyak 15 tim, dari Ti-Phone Divisi Utama 16 tim, kompetisi Divisi I diwakili 14 tim, kemudian 12 tim dari Divisi II, dan 10 tim dari Divisi III. Sementara itu, pelatih Alred Riedl dan asisten Wolfgang Pikal dijadwalkan akan ikut serta di tengah-tengah peserta kongres untuk membahas program kerja timnas selanjutnya.
Alfred Riedl juga akan memberikan presentasi di Kongres PSSI dan menyampaikan rencana program Timnas  hingga persiapan SEA Games di November 2011.

Suporter Desak PT Djarum Stop Sponsori ISL

JAKARTA—Mulai Kamis (20/1) hingga 24 Januari 2011 mendatang, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mulai melaksanakan musyawarah nasional (Munas) tahunan di Nusa Dua, Bali. Bersamaan dengan itu, berbagai kelompok suporter melaksanakan Jambore Perubahan Sepakbola Indonesia (JPSI) di Tugu Proklamasi, Jakarta untuk mengawal Munas tersebut.

Richard Supriyanto, suporter The Jakmania mengatakan, suporter dari berbagai klub sepakbola telah melakukan diskusi tentang PSSI, yang menjadi salah satu agenda jambore. Salah satu catatan dari diskusi itu adalah Jaringan Suporter Untuk Perubahan Sepakbola Indonesia (JASPSI) akan melakukan gugatan (class action) terkait dugaan pelanggaran PSSI. “Kami akan gugat PSSI di bawah kepengurusan Nurdin Halid,” tegas Richard, usai diskusi yang berakhir jelang tengah malam, Kamis (20/1).

Menurutnya, ranah hukum terkait dugaan pelanggaran PSSI itu memang menjadi adalah isu utama jamboree. “Kami juga akan melakukan audience dengan Komisi X DPR RI dan mendesak KPK melakukan investigasi terkait pengelolaan dana APBN oleh PSSI,” tandasnya.

Helmi Atmaja, koordinator suporter asal Jawa Tengah menambahkan, perkumpulan suporter ini akan meminta PT Djarum Indonesia menghentikan kerjasama dengan PSSI. “Jambore ini akan menyikapi setiap hal yang terjadi di kongres tahunan PSSI sesuai keinginan suporter,” katanya.

Ditambahkannya, konflik suporter yang terjadi selama ini hanya sebuah grand design. “Diatur untuk memperlihatkan dukungan semua kepada PSSI,” tandasnya.

Diskusi malam itu diikuti oleh suporter Pasopati, Joglo Semar, Singa Mania, Persibo, Bobotoh, The Jakmania, Slemania, Spartak Padang, Boraholik Bogor dan Snex Metropolis serta Bonek. Ikut pula dari Aliansi Suporter Indonesia (ASI), Indonesian Corruption Watch (ICW), dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.

Suporter Indonesia Anti Nurdin Halid Gelar Jambore

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok suporter yang tergabung dalam Jaringan Supporter untuk Perubahan Sepak Bola Indonesia mengadakan jambore selama empat hari di Tugu Proklamasi.

Sekretaris The Jakmania yang juga tergabung di dalamnya menegaskan kegiatan ini merupakan upaya untuk mengawal kongres PSSI di Bali agar tak memilih Nurdin Halid sebagai Ketum PSSI kembali. "Jambore sudah dimulai sejak kemarin sampai Minggu. Acara ini adalah gagasan spontan dan peserta dari semua elemen LSM, pengamat, suporter intinya masyarakat umum," kata Sekjen The Jakmania kepada tribunnews.com, Jumat (21/1/2011).

Jambore digelar bertepatan dengan Kongres PSSI di Bali pada 21-23 Januari ini. Agar anggota kongres PSSI mengetahui isi hati suporter Indonesia, para peserta Jambore telah mereka nyatakan dalam sebuah testimoni.

"Kemarin ada testimoni dilanjutkan diskusi bersama LSM di malam harinya," imbuhnya.

Bahkan, hari ini mereka telah bersiap untuk mendatangi Komisi X DPR RI untuk mengajak adanya perubahan di tubuh PSSI demi kemajuan persepakbolaan Tanah Air. "Selain masyarakat kita ajak juga para elit. Kita sudah diberi jadwal sekitar jam 10.00 WIB untuk bertemu dengan Komisi X," ujarnya. Kegiatan ini akan berlanjut ke KPK pada siang harinya untuk mendesak KPK agar mengusat dugaan korupsi di PSSI.

Selain itu, staf ahli Prersiden Bidang Otonomi Daerah, Felix Wanggai juga dijadwalkan hadir pada malam hari ini untuk berdiskusi bersama Jaringan Supporter untuk Perubahan Sepak Bola Indonesia ini.

Jangan Berhenti Berjuang Merevolusi PSSI

Jakarta - Suara suporter jangan "hangat-hangat tahi ayam". Tekad bersama dan upaya untuk merevolusi PSSI yang telah dicuatkan sejak beberapa tahun terakhir tak boleh berhenti sampai perjuangan itu tercapai.

Akhir maret  2008, masih terngiang sebuah nyanyian dari teman teman Aremania: "kita datang ke Jakarta berteriak .... revolusi , revolusi revolusi revolusi PSSI, agar maju sepak bola negeri in"”. Hari itu kami menggelar sebuah demo revolusi PSSI Jilid 1, lewat sebuah aliansi bernama KSI (Kelompok Suporter Indonesia) kami bergerak dari patung kuda Monas menuju kantor Menpora dan kemudian "sarang penyamun" kantor PSSI. 

Waktu itu KSI terdiri dari teman teman Aremania, Jakmania, Pasoepati, Slemania, Benteng Viola dan Singa Mania. Tujuh tuntutan yang kami suarakan adalah (1) pergantian ketua umum dan penggurus PSSI yang bersih dari kepentingan bisnis dan politik, (2) peningkatan kinerja wasit baik kualitas maupun moral, (3), format sistem kompetisi yang terprogram dan konsisten, (4) standardisasi pemain asing baik kualitas teknik maupun mental, (5) peningkatan profesionalisme panpel pertandingan kompetisi, (6) pembinaan suporter yang damai kreatif atraktif dia atas landasan sportivitas, (7) sistem pembinaan klub yang terencana dan konsisten.

Seperti biasa, tidak ada reaksi signifikan dari PSSI soal tujuh tuntutan tersebut. Maka kami pun menggelar agenda Revolusi PSSI Jilid 2 pada 12 Mei 2008, dengan pokok tuntutan yang sama, yaitu perbaik PSSI. Kali itu kami mendatangi KONI dan meminta Ibu Rita Subowo untuk menekan PSSI yang berada di bawah KONI sebagai induk olahraga nasional.

Puncaknya adalah KSN (Kongres Sepakbola Nasional) di Malang yang rencananya adalah untuk menekan Nurdin Halid dan kroni-kroninya. Namun KSN gagal menggolkan wacana pergantian pengurus PSSI melalui Munaslub. KSN "masuk angin", ujar teman dari salah satu media cetak. Selain gagal merekomendasikan Munaslub, KSN sedikit dinodai ketika seorang dirigen kelompok suporter mengalungkan bunga kepada sang ”narapidana” Nurdin Halid.

De javu berulang. Tahun lalu tiga kali The Jakmania menggelar demo di depan kantor PSSI, pada 8, 25, dan 29 April. Tuntutan tetap sama: PSSI dirombak total, Nurdin Halid turun, pengurus-pengurus lain dipersilakan pergi -- dan hasilnya pun tetap nihil.

Begitu keras kepala dan tulinya Nurdin cs, sebuah kompetisi lain pun digulirkan. Digerakkan oleh pengusaha Arifin Panigoro, Liga Primer Indonesia (LPI) digelar pada 8 Januari di Solo. PSSI ditampar sangat telak karena tiga klub yang mengikuti Liga Super Indonesia (LSI), yaitu PSM, Persibo dan Persema, memutuskan pindah gerbong.

Banyak yang bilang LPI seperti membawa angin perubahan baru bagi sepakbola kita, tapi tidak menurut PSSI, yang mati-matian mengganggapnya ilegal. Lalu terjadilah pertarungan statement, saling klaim, tuding-menuding di antara kedua tanpa pernah duduk satu meja, terutama dari pihak PSSI yang selalu merasa paling benar.

Sebagai admin twitter @infosuporter pertanyaan semacam ini kerap penulis dapatkan: "dukung LPI apa dukung LSI?". Sebagai media tentang suporter, tentu kami berusaha tetap di tengah, berusaha senetral mungkin memberi informasi.

Semakin hari semakin meruncing perseteruan ini. Suporter yang menurut kami adalah pemegang suara suci dalam sepakbola kita juga mulai mereda suaranya. Malahan ICW yg gencar meneriakan "Save our Soccer". Beberapa kali ICW melakukan diskusi soal APBD dan sepakbola, ICW juga sudah melaporkan kasus soal penyimpangan APBD ke KPK.

ASI semoga murni suara suporter?


Kemudian lahir lagi sebuah gerakan suporter dalam balutan nama ASI (Aliansi Suporter Indonesia). Dibentuk awal bulan lalu, mereka melakukan gebrakan lewat aksi damai di Bundaran HI Sabtu malam (15/1) lalu, dengan tema 100 lilih untuk keprihatinan sepakbola Indonesia. ASI yang merupakan gabungan beberapa suporter tersebut  mengeluarkan petisi yang nantinya akan di berikan kepada KPK dan anggota DPR.

Adapun isi petisi itu terdiri dari 8 butir tuntutan:

1.Menuntut restrukturisasi atau reformasi dalam kepengurusan PSSI sesegera mungkin.
2.Menolak politisasi sepakbola nasional dengan tidak mendudukkan kader partai dalam posisi puncak dan strategis.
3.PSSI hanya dikelola oleh orang-orang independen dan profesional dalam bidangnya.
4.Mengembalikan fungsi APBD yang sesuai dengan Pasal 155 PP nomor 58 Tahun 2005; Peraturan Mendagri no 58 Tahun 2005 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; dan Permendagri no. 13 Tahun 2006 tentang pedoman Pengelolaan keuangan Daerah; serta Surat Mendagri no .903/187/SJ yang berisi pelarangan penggunaan dana APBD secara rutin bagi klub sepak bola.
5.Menuntut diadakannya audit kelembagaan PSSI secara transparan, bersih dan independen.
6.PSSI harus memberikan izin pada setiap usaha kompetisi profesional yang ingin memajukan persepakbolaan Indonesia.
7.Menolak calon ketua umum PSSI yang mempunyai perkara hukum.
8.Menuntut keamanan, kenyamanan dan fasilitas yang layak bagi penonton.

Yang menarik adalah poin keeenam. Dari berbagai diskusi dengan kawan, ada kesan seolah-olah ASI mendukung LPI. Saya yang juga masuk dalam tim 11 dari ASI tetap tidak akan rela ASI dijadikan corong untuk mendukung LPI dan salah satu kandidat calon ketua PSSI. ASI harus netral dari kepentingan apapun. ASI adalah suara murni suporter. Jika ASI melenceng, saya adalah orang pertama yang akan keluar dari aliansi tersebut, 6 kelompok suporter lainnya siap keluar juga jika ASI memang mengarah ke tujuan tertentu.

Jambore Suporter

Berbarengan dengan kegiatan di HI, teman teman dari The Jakmania membentangkan beberapa spanduk dengan tulisan "Jambore Suporter Indonesia Untuk Perubahan" dan pada Rabu (19/1) lalu di Kantor LBH Jakarta, kawan kawan dari Jaringan Suporter untuk perubahan sepakbola Indonesia (JAPSI) mengadakan konferensi pers soal kegiatan jambore tersebut

Jambore digelar 20-24 Januari di Tugu Proklamasi, Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta, dari pukul 10 pagi sampai 9 malam, dengan berbagai aktivitas seperti mimbar suporter, diskusi publik, dan kampanye kesadaran sepakbola.

"Kami meminta agar Pengcab, Pengda, Peserta Kompetisi dan para pemegang hak suara dalam rapat tahunan (di Bali, 21-23 Januari) untuk mengubah agendanya menjadi Munaslub dan menetapkan kepemimpinan baru tanpa Nurdin Halid dan Nugraha Besoes," ujar koordinator acara "Jambore Perubahan Sepakbola Indonesia", Richard Ahmad Supriyanto, dari The Jakmania

Kelompok suporter yang hadir di antaranya The Jak, Macz Man, Bonek, Persikmania, Panser Biru & Snex Semarang, Singamania, Pasoepati, Saminista Blora, Spartac's Padang, Slemania, Simolodro, Benteng Viola, Bentengmania, Kabomania. Dll.

Semoga usaha ASI , dan teman teman JAPSI tetap masih murni sebagai suara suporter, bukan hasil kreasi dari sia anu atau si itu. Mari berjuang dengan kemurnian, kawan. Perjuangan belum selesai.

Manajer Persik Anggap Rp 4,5 M Terlalu Kecil

KEDIRI- Minimnya anggaran Persik dalam APBD 2011 ini bakal membuat manajemen akan pusing tujuh keliling. Sebab dana sekitar Rp 4,2 miliar yang akan mereka terima dari PSSI Kota Kediri dipastikan tidak akan cukup untuk mengarungi perjalanan Persik sampai dengan akhir kompetisi ini.

Manajer Persik Sunardi mengakui bahwa alokasi tersebut sangat kecil. "Tidak akan cukup. Ini yang membuat kami harus berpikir keras," kata Manajer Persik Sunardi kemarin.

Direktur PT BISI Internasional itu mengatakan bahwa pengeluaran Persik selama satu musim lebih dari jumlah tersebut. Pembayaran gaji skuad Macan Putih yang menurutnya paling banyak menyedot biaya. Diperkirakan, dalam sebulan Macan Putih harus mengeluarkan dana sekitar Rp 400-500 juta untuk membayar gaji. "Dibanding tahun-tahun sebelumnya dana tersebut sangat kecil," lanjutnya.

Seperti diberitakan, dalam APBD 2011 yang masih dalam proses pencairan Persik diperkirakan hanya mendapatkan alokasi dana sebesar Rp 4,25 miliar. Dana tersebut berasal dari hibah KONI Kota Kediri. PSSI yang menjadi "induk" Persik sebenarnya mendapatkan dana sekitar Rp 4,5 miliar. Namun, mereka butuh dana sebesar Rp 250 juta untuk membiayai kegiatan PSSI Kota Kediri selain untuk Persik.

Dibanding periode sebelumnya, dana tersebut memang turun jauh. Tahun lalu saja Macan Putih mendapatkan anggaran sebesar Rp 7,5 miliar. Itu belum termasuk anggaran PAK APBD. Selain minim, dana Persik dari APBD 2011 saat ini belum cair. Diperkirakan baru Februari mendatang aliran dana tersebut masuk ke manajemen Macan Putih. Akibat keterlambatan tersebut, saat ini Persik mengalami seret finansial.

Sudah sejak dua bulan terakhir para pemain hanya menyerima gaji separo dari haknya. Selain itu, gaji untuk bulan ini juga belum dibayarkan. Meski demikian, Sunardi optimistis masalah keuangan tersebut bisa diatasi.

"Kami tetap yakin ada jalan," katanya. Dia juga berharap para pemain tidak terpengaruh dengan krisis keuangan yang dialami pengurus dan manajemen Macan Putih. Sehingga mereka tetap menjaga konsentrasi mengarungi kompetisi yang baru berjalan belum ada separo musim. "Tim harus tetap fokus untuk menghadapi pertandingan dan mencari poin," harapnya.