Powered By Blogger

Selasa, 06 September 2011

Pakai Kaos Arema, Wartawan Metro TV Dilucuti Bonek,walaupun di jga ketat aparat.

Gara-gara memakai kostum tim Arema Malang, salah satu wartawan televisi swasta metro harus mendapatkan sasaran kekesalan para bonek Persebaya 1927, di Stasiun Kereta Api Mojokerto, (05/09/2011) kemarin sore.
Wartawan Metro TV, Saiful AminSholikin, harus bersitegang dengan para bonek yang dikenal kenekatannya ...tersebut sebelum akhirnya melepas kaos yang ia kenakan saat meliput kedatangan para bonek dari Yogyakarta yg mau mudik balik ke surabaya,Para bonek yang berada di dalam kereta itu memaksa wartawan Metro TV, Saiful Amin Solikin untuk melepaskan kaos yang ia kenakan dengan nada tidak suka. Dengan logat khas Jawa-coploen kaos mu cok, para bonek yang menumpangi KA Sri Tanjung Surabaya ini memaksa sampai Heboh sluruh gerbong KA untk melepaskan kaos yang ia kenakan.
Padahal, aparat Kepolisian dari Polres Mojokerto Kota yang bersiaga sejak pukul 14.30 WIB melerai. Namun, aksi pelucutan tetap terjadi. Dengan agak kesal, akhirnya ia memilih untuk melepaskan kaos yang ia kenakan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. ''Daripada ada apa-apa, mendingsaya pilih untuk melepas kaos saya,'' ujarnya.
Usai melihat, wartawan Metro TV ini membuka baju dan membuangnya di tempat sampah. Bonek kembali ke dalam kereta dan melanjutkan perjalanan ke surabaya.

Seleksi Pemain Persik Kediri Tanpa Bintang

100 pemain mengikuti seleksi yang diselenggarakan Persik.

 Sebanyak 100 pemain mengikuti seleksi yang diselenggarakan Persik Kediri. Tetapi, di antara mereka tidak ada satu pun pemain bintang.

"Mas Danilo (Danilo Fernando) memang sudah berada di sini (Stadion Brawijaya Kota Kediri). Tetapi, tidak mengenakan kostum serta tidak ikut dalam seleksi," ujar sekretaris umum Persik Barnadi,
Senin (5/9). 

Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI Kota Kediri itu menambahkan, 100 pemain yang mengikuti seleksi berasal dari para pemain Persik (U-21), pemain Persik yang berlaga pada ajang Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur (Porprov Jatim) III/2011, Deltras Sidoarjo, Banjarmasin FC, Persema Malang, PSS Sleman, Persis Solo dan PSCS Cilacap

Terpisah, pelatih Jaya Hartono mengaku telah memberikan waktu selama 30 menit kepada mereka untuk menunjukkan skill individu maupun tim. Mereka akan mengikuti seleksi selama kurang lebih satu minggu. Tetapi, apabila dianggap tidak memenuhi kriteria, mereka bakal langsung dieliminasi.

"Kita lihat kemampuan mereka bermain secara individu maupun tim. Oleh karena itu, kita bagi dalam beberapa tim yang kita pertandingkan. Ada beberapa di antara mereka yang tadi saya lihat memiliki kemampuan di atas pemain lainnya," imbuh Jaya Hartono.

Seleksi pemain yang berlangsung di Stadion Brawijaya, Kota Kediri, tersebut disaksikan langsung oleh manajer Sunardi, dan beberapa orang pengurus. Selain itu, seleksi juga ditonton oleh ratusan suporter fanatik Persik dan beberapa masyarakat Kota K
ediri

"Berapa pun jumlah yang bakal diambil, pastinya satu tim. Kebutuhan kita sekitar 22 orang pemain. Empat di antara mereka adalah pemain asing. Sesuai aturan, dalam satu tim, diberikan kewenangan untuk merekrut tiga pemain non Asia, dan satu pemain Asia," terang Jaya Hartono.

Muhammad Bonek Jaya Ramadhan Anak Pertama Fans Persebaya

SURABAYA – Siapa pun tahu totalitas suporter bonek dalam mendukung Persebaya 1927. Kerap kali tanpa modal memadai, mereka berangkat ke luar daerah untuk menyemangati perjuangan timnya. Itulah sebabnya mereka disebut bonek alias modal nekat.
Namun, kenekatan Muhammad Aris Margaricorela terbilang luar biasa. Untuk mengungkapkan epkspresi kecintaanya kepada Persebaya 1927, warga Kanginan Surabaya ini memberi nama anak pertamanya Muhammad Bonek Jaya Ramadhan.
Aris atau biasa disapa Gegek, mengaku sebagai bonek sejati. Kemana pun Persebaya bertanding, dia tidak pernah melewatkan kesempatan memberikan dukungan langsung dari pinggir lapangan. "Yang belum saya singgahi hanya dua pulau saja, yaitu Sulawesi dan Papua,” kata Gegek, seperti dikutip dari ligaprimer.co.id.
Sebagai bonek sejati, Aris juga tidak mau bergabung dengan kelompok suporter tertentu. Sebab Gegek mempunyai prinsip, mendukung Persebaya 1927 adalah bentuk ekspresi pribadi. Dari aktivitas mbonek itulah dia kemudian berkenalan dengan Tarina, istri yang baru memberinya satu anak. "Awal kenalannya di facebook. Kemudian berlanjut ketemu ketika ada rapat bonek Jabodetabek pada 2009," ungkapnya.
Usai menikah, kecintaan keduanya terhadap bola tidak juga luntur. Bahkan ketika hamil lima bulan, Gegek nekat mengajak istrinya nggandol kereta tangki ke Tangerang guna menyaksikan pertandingan Persebaya 1927 vs Tangerang Wolves di kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI). "Pulangnya kami sempat dilempari suporter Lamongan. Tapi alhamdulillah, saya, istri, dan calon bayi kami selamat,” kenang pria berperawakan kurus ini.
Anak pertama mereka akhirnya lahir pada 10 Agustus lalu. "Awalnya saya mengira anak saya perempuan. Sebab ketika di-USG kata dokter perempuan. Karena itu saya sempat menyiapkan nama Geisya Bonita Jaya. Nggak tahunya lahir laki-laki, dan akhirnya saya beri nama Muhammad Bonek Jaya Ramadhan,” urainya.
Pemberian nama Bonek itu, sambung Gegek, juga sebagai bentuk rasa syukur atas perjuangannya menyelamatkan diri dari lemparan suporter di Lamongan. "Kalau tidak saya kasih nama Bonek, perjuangan saya dan istri sepertinya akan sia-sia. Bonek juga sebagai simbol keberhasilan saya menyelamatkan calon pendukung Persebaya ini," cetus Gegek.