Powered By Blogger

Kamis, 10 Februari 2011

Persik Mulai Bimbang Gabung LPI

Molornya pengumuman hasil verifikasi kelayakan fasilitas pertandingan kesebelasan Persik Kediri untuk bisa bergabung dengan Liga Primer Indonesia (LPI) membuat keyakinan manajemen tim berjuluk Macan Putih goyah.

Tekad untuk hijrah ke gerbong liga bentukan pengusaha Arifin Panigoro mulai memudar. Sejumlah petinggi Persik pesimis terhadap keberlangsungan LPI dalam menyelenggarakan event sepakbola Nasional

Sekreteris Umum (Sekum) Persik Kediri Barnadi mengatakan, pihaknya ragu dengan kelangsungan LPI. Bahkan, purna TNI itu mengatakan bahwa keputusan LPI membuat liga tandingan PSSI bisa juga untuk kepengingan Arifin Panigoro agar masuk menjadi kandidat petinggi induk organisasi sepak bola Indonesia

"Jika hal itu memang benar, maka LPI yang rugi sendiri karena tidak akan langgeng," kata Barnadi kepada GOAL.com Indonesia, Kamis (10/2)

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI Kota Kediri menambahkan, jika Persik nantinya benar-benar ikut LPI maka tim kebanggan Kota Kediri ini akan dicoret oleh PSSI

Kondisi ini akan berdampak terhadap liga amatir Persik, dan terhadap nasib pamain muda akan terkatung katung.

Libur Panjang, Persik Dievaluasi Menyeluruh

KEDIRI - Libur jeda kompetisi yang panjang membuat skuad Persik Kediri bisa santai sejenak. Setelah pulang dari Papua, tim berjuluk Macan Putih itu diliburkan dari aktivitas latihan dengan durasi yang lumayan panjang.

Legimin Raharjo dkk akan libur latihan kurang lebih selama seminggu. "Baru latihan lagi Senin depan," kata Pelatih Persik Jaya Hartono.

Dengan begitu, para pemain tim Kota Tahu bisa beristirahat selama enam hari. "Perjalanan dari Papua melelahkan, sehingga pelatih memberikan libur," sebutnya.

Jaya mengatakan bahwa para pemain Persik baru tiba di Kediri dini hari kemarin. "Karena libur, banyak yang langsung pulang dulu agar bisa berkumpul dengan keluarga," sebutnya.

Seperti diketahui, Persik baru saja menjalani away ke Papua. Mereka menghadapi tuan rumah Persiram Raja Ampat dan Perseman Manokwari. Dari lawatan ke Pulau Cenderawasih itu mereka membawa pulang satu poin. Yakni seri di Manokwari.

Sementara itu, Manajer Persik Sunardi mengatakan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan evaluasi. "Pasti ada evaluasi dulu setelah putaran pertama ini," katanya kepada Radar Kediri (grup Jawa Pos) kemarin (8/2).

Evaluasi tersebut menurutnya untuk lebih meningkatkan performa Macan Putih pada lanjutan kompetisi mendatang. Baik jika tetap berlaga di ajang Divisi Utama (DU) maupun jika benar-benar pindah ke ajang LPI. "Evaluasi akan dilakukan secara bersama-sama dan menyeluruh, tidak hanya oleh manajemen," sebutnya.

Sampai dengan berakhirnya putaran pertama ajang DU di grup II, Persik saat ini finish di peringkat keenam. Mereka mengoleksi 19 poin dari hasil 12 pertandingan. Mereka menorehkan enam kali kemenangan, satu seri dan lima kali kalah.

Persikmania Ulang Tahun ke-10

Tak terasa usia Persikmania telah memasuki 10 tahun. Meski masih muda, banyak prestasi yang ditorehkan kelompok suporter ini bersama tim idolanya, Persik, selama berkiprah di sepakbola nasional.
Terutama dukungan mereka saat Persik dua kali juara LI 2003 dan 2006 lalu. Ini belum termasuk empat gelar Piala Gubernur Jatim.

Kini Persik turun kasta dari ISL ke pentas Divisi Utama. Namun level ini tak mengurangi dukungan Persikmania terhadap perjuangan Macan Putih—julukan Persik. Bahkan wadah yang dikomandani M. Hanif pun siap mengawal Persik yang berencana tampil di LPI.

“Kami wadah yang netral. Kami tetap setia mendukung Persik, meski rencana main di LPI terwujud. Bagi kami, bukan bentuk kompetisinya. Namun eksistensi klub ini tetap jadi idola publik Kediri. Kami hanya berharap sepakbola di kota ini tetap ada dan jadi hiburan masyarakat,” tutur Hanif saat perayaan ultah ke-10 pada 7 Februari lalu di Gedung GNI Kota Kediri.

Tapi, lanjut Hanif, saat tampil di LPI nanti, Persikmania berharap manajemen tetap mengontrak pemain berkualitas. Sehingga warga dan suporter dapat tontonan bermutu.

“Jangan seperti klub LPI lain yang asal-asalan merekrut pemain. Kalau pindah LPI, Persik harus bisa menjaga nama besarnya yang pernah jadi tim tangguh di Indonesia,” katanya.

Kisah segelas susu

Sebuah kisah nyata yang memberi inspirasi tentang kebaikkan

Suatu hari, seorang anak miskin yang bekerja menjual barang dari pintu ke pintu untuk membayar biaya sekolahnya, menemukan bahwa uang miliknya hanya tinggal satu sen, sedangkan ia merasa lapar. Ia lalu memutuskan akan meminta makanan di rumah berikutnya. Namun, ia kehilangan keberaniannya ketika didapatinya seorang wanita muda cantik yang membuka pintu. Ia akhirnya meminta segelas air daripada makanan.

Sang wanita berpikir kalau anak tersebut tampak lapar sehingga membawakan segelas besar susu. Sang anak meminum susu tersebut perlahan-lahan, dan kemudian bertanya, "Berapa biayanya?"

"Kamu tidak perlu membayar apa-apa," jawab sang wanita. "Ibu telah mengajarkan kita untuk tidak mengharapkan sesuatu untuk sebuah kebaikan."

Anak itu berkata "Terima kasih banyak dari lubuk hati saya yang terdalam." Lalu sang anak kecil meninggalkan rumah itu, ia tidak hanya merasa lebih kuat secara fisik, tapi juga rasa percaya kepada Tuhan dan manusia. Tadinya ia telah siap untuk menyerah dan berhenti.

Bertahun-tahun kemudian, sang wanita muda ini menderita sakit parah yang langka. Para dokter setempat tidak mampu mengobatinya. Mereka lalu mengirimnya ke kota besar, di mana disana ada spesialis yang bisa mempelajari penyakit yang dideritanya.

Dr. Howard Kelly dipanggil untuk menangani kasus ini, ketika ia mendengar nama kota wanita ini datang, sebuah cahaya memenuhi matanya. Dengan segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit menuju kamar pasien wanita ini. Ketika ia melihatnya, ia langsung mengenalinya. Lalu ia kembali ke ruang konsultasinya dan memutuskan untuk melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan hidup sang wanita.

Dari hari itu juga ia memberikan perhatian khusus pada kasus ini.

Setelah perjuangan yang panjang dan lama, akhirnya penyakit itu berhasil disembuhkan. Dr. Howard Kelly meminta petugas rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya dulu sebelum diberikan kepada pasien. Ia melihatnya, kemudian menulis sesuatu pada pojok atas tagihan tersebut.

Sang Wanita takut untuk membuka tagihan tersebut karena ia yakin biayanya akan menghabiskan seluruh sisa hidupnya untuk membayarnya. Pada akhirnya dia melihat, dan ada sesuatu yang menarik perhatiannya di pojok atas tagihan.

Dia membaca kata-kata yang tertulis disana :

"Lunas dibayar dengan segelas susu"

Nurdin & Toisutta Mulai Diverifikasi

Jakarta (beritajatim.com) - Tim verifikasi pencalonan anggota Komite Eksekutive (Exco) PSSI periode 2011-2015 hari Senin (7/2) ini mulai bekerja. Disamping meneliti keabsahan dokumen-dokumen persyaratan dukungan untuk bakal calon atau balon, tim verifikasi juga menyesuaikan keseluruhan nama balon yang diajukan dengan kriteria yang ditentukan dalam Statuta PSSI.

"Kami akan mulai bekerja hari ini. Insya Allah, pada waktunya nanti hasil kerja tim verifikasi ini sudah bisa diserahkan kembali kepada Exco PSSI," ungkap Gusti Randa, jurubicara tim verifikasi pencalonan anggota Exco PSSI 2011-2015, Senin (7/2/2011).

Tim verifikasi pada Minggu (6/2) sore sudah menerima berkas pencalonan anggota Exco PSSI 2011-2015 dari Sekretariat Jenderal PSSI. Dari keterangan Sekjen PSSI Nugraha Besoes, dari hasil pendaftaran bakal calon Exco PSSI 2011-2015 yang berakhir Sabtu (5/2) tengah malam, ada tiga nama yang diajukan untuk jabatan ketua umum. Kemudian, enam nama untuk posisi wakil ketua umum, dan 29 nama untuk anggota Exco.

Jabatan ketua umum dan wakil ketua umum sendiri adalah bagian dari Exco, yang menurut Statuta PSSI secara keseluruhan berjumlah 11 orang.

Tiga figur untuk balon ketum adalah H.A.M Nurdin Halid, incumbent pemimpin puncak PSSI sejak kepengurusan 2003-2007, Nirwan Dermawan Bakrie, yang mendampingi Nurdin Halid sebagai waketum sejak delapan tahun silam, serta George Toisutta, KSAD yang sejak 2007 menjadi ketua umum PB PJSI. Nama H.A.M Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie juga masuk bursa untuk posisi balon waketum PSSI 2011-2015. Empat mama balon waketum lainnya adalah Arifin Panigoro, Ibnu Munzir, Ketua Pengprov PSSI Jateng Sukawi Sutarip, dan mantan pemain nasional Bob Hippy.

Untuk posisi anggota Exco lainnya, dari 29 nama balon, diantaranya terdapat figur-figur yang sudah memangku jabatan itu pada kepengurusan PSSI 2007-2001 ini. Mereka adalah Ibnu Munzir, Mafirion, Muhammad Zein, Subardi, Ferry Paulus, Ashar Suryobroto, Benhard Limbong, T.M Nurlif, Togar Manahan Nero.

Andi Darussalam Tabusalla, Presdir PT Liga Indonesia, serta Iwan Budianto yang ketua Badan Liga Amatir Sepakbola Indonesia (BLAI PSSI), juga masuk dalam daftar 29 nama balon Exco PSSI 2011-2015 ini. Andi Darussalam dan Iwan Budianto sebelumnya juga menjadi anggota Exco PSSI 2007-2011, sebelum mengundurkan diri karena larangan perangkapan jabatan anggota Exco dan ketua badan. Sekjen PSSI Nugraha Besoes, juga ikut didaftarkan sebagai balon anggota Exco mendatang. Gusti Randa menjelaskan, dalam melaksanakan tugasnya, tim verifikasi akan bersikap profesional dengan berlandaskan Statuta PSSI.

"Statuta PSSI tentunya akan menjadi pegangan kita," tegas Gusti Randa, yang ketua Badan Futsal Nasional (BFN) PSSI.

Gusti Randa meminta pers dan komunitas sepakbola nasional pada umumnya tidak under-estimate terhadap kerja tim verifikasi. Misalnya akan berada di bawah tekanan karena adanya pencalonan George Toisutta yang Jenderal berbintang empat.

"Semuanya kita kembalikan kepada Statuta PSSI," tegas Gusti Randa, seraya menambahkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya anggota tim verifikasi tentunya tidak ingin mempertaruhkan kredibilitasnya.

Tim verifikasi pencalonan Exco PSSI 2011-2015 diketuai oleh Muhammad Zein, dengan wakil ketua Hinca Pandjaitan, sekretaris Nugraha Besoes, serta Trimedya Pandjaitan, Syarifuddin Suding, Arteria Dahlan, Gusti Randa, dan Togar Manahan Nero.

Sebagian besar dari anggota tim verifikasi ini sehari-harinya berprofesi sebagai pengacara, yakni Hinca Pandjaitan, Arteria Dahlan, Gusti Randa dan Togar Manahan Nero. Sementara itu, Syarifuddin Suding adalah anggota Komisi III DPR RI yang membidangi masalah hukum, serupa dengan Trimedya Pandjaitan, yang sebelumnya juga aktif sebagai pengacara.