Powered By Blogger

Minggu, 20 Februari 2011

Pemain Persik Jadi Incaran Klub Lain

Bola.net - Beberapa pemain kesebelasan Persik Kediri saat ini sudah mulai dilirik klub lain pasca usainya kompetisi Divisi Utama PSSI putaran I, dan berniat merangkulnya untuk bergabung dalam kompetisi lanjutan putaran II.Pelatih Persik Kediri Jaya Hartono, Jumat mengemukakan, salah satu pemain yang dilirik klub lain adalah Mekan Nasirov. Ia sempat dilirik Persijap karena dinilai mempunyai performa yang cukup baik.
"Pak Suimin (pelatih Persijap) menghubungi saya untuk menanyakan Mekan. Tetapi, dia tetap dipertahankan," katanya di Kediri, Jawa Timur.
Mantan Pelatih Persib Bandung ini menilai, performa Mekan saat ini sudah lebih baik daripada sebelumnya. Hal itu terlihat dalam dua pertandingan terakhir laga Divisi Utama PSSI putaran I di Papua, Mekan bermain sangat bagus.
Ia juga mengatakan, saat ini sudah melakukan seleksi lanjutan untuk memilih pemain yang bertanding dalam putaran II yang dimulai 4 Maret mendatang.
Sebanyak sembilan orang pemain sudah dicoret, karena dinilai tidak mempunyai performa yang cukup bagus, salah satunya OK Jhon. Saat ini hanya tinggal 18 pemain yang dinilai pola permainannya cukup menarik.
Beberapa pemain yang tersisa itu di antaranya Kiper Hery Prasetyo, Zulbahra, bek Tito Purnomo, Slamet Sampurno, Mekan Nasirov, Legimin Rahardjo, Jordi Kartiko, striker Adrian Trinidad, Dodit Fitrio, Berta Yuana Putra, Sigit Sudarmawan, Wawan Widiantoro, Andi Sudarta, serta Adnan Buyung.
Pada pertandingan lanjutan putaran II Divisi Utama, Jaya mengatakan beberapa posisi pemain akan diubah. Mekan akan ditarik ke belakang. Posisi itu dinilainya sesuai dengan karakter pemain bernomor punggung 82 tersebut.
Sementara itu, posisi bek yang sebelumnya dijaga oleh OK Jhon akan diisi oleh pemain lokal yang sudah lolos seleksi. Persik saat ini sudah melakukan proses seleksi, demi mendapatkan pemain yang bagus.

Persik Incar Pemain Amerika Latin

Kediri -Manajemen Persik Kediri mengincar satu pemain asing dari Amerika Latin dan dua pemain lokal untuk menyelesaikan Liga Super Indonesia 2011. Rekrutmen ini untuk mengganti posisi sembilan pemain yang dicoret karena tidak produktif.

Pelatih Persik Jaya Hartono mengatakan perburuan tiga pemain tersebut akan dimulai dalam waktu dekat. Saat ini Persik membutuhkan satu pemain asing yang akan berperan sebagai play maker. Sedangkan dua lainnya akan difungsikan di bagian tengah dan belakang. “Kami mengincar pemain Amerika Latin,” kata Jaya kepada Tempo, Jumat (18/2).

Sebelumnya manajemen Persik telah memberhentikan sembilan pemain yang dinilai tidak produktif. Mereka adalah Heri Suanto, Aris Susanto, Aan Andik, Andika, M Yusuf, OK John, Budi Wibowo, Catur Satriawan, serta Arivilanop. “Skill mereka juga tak bisa didongkrak lagi,” kata Jaya.

Pemberhentian di paruh musim ini, menurut Jaya, sudah diatur dalam adendum kontrak pemain. Karena itu tak ada satu pun dari mereka yang menyatakan keberatan atas pemecatan tersebut.

Saat ini Persik tengah melakukan persiapan laga rumah menghadapi Perseman Manokwari tanggal 27 Februari 2011 di Stadion Brawijaya. Hengkangnya sembilan pemain Persik telah membuat skuad Macan Putih ini hanya memiliki 20 pemain. “Kami targetkan jumlah pemain hanya 23 orang,” kata Jaya.

Persik Kediri Coret Sembilan Pemain

Kediri: Sebanyak sembilan orang pemain Persik Kediri dicoret. Manajemen bakal menggantinya dengan tiga orang pemain baru yang akan direkrut dalam seleksi pemain. Seperti ditulis Goal.com, keputusan melepas sembilan orang pemain tersebut diungkapkan oleh Pelatih Jaya Hartono. Jaya Hartono mengatakan, kesembilannya dicoret dari skuad tim Macan Putih dengan berbagai alasan.

"Kami sudah memanggil kesembilan pemain tersebut. Mereka sudah kita beritahu masalah ini, sekaligus penyelesaian gaji sebagaimana tertuang dalam kontrak awal," kata Jaya Hartono, Jumat (18/2)

Kesembilan pemain yang dicoret tersebut mulai dari posisi lini belakang, tengah dan depan. Mereka, bek O.K Jhon asal Nigeria, Heri Suanto, Aris Susanto, M. Yusuf, Catur, Aan Andik P, Ari Vilanop, dan Andika.

"Pencoretan ini murni hasil evaluasi. Alasannya, ada yang kemampuannya sudah tidak bisa ditingkatkan lagi, ada yang mengalami cedera, dan ada pula mengalami permasalahan mental bertanding," kata Jaya Hartono

Saat ini, skuad Persik hanya dihuni oleh 18 pemain. Jaya Hartono menyebut jika jumlah pemain Persik pada putaran pertama kompetisi Divisi Utama Liga Ti-Phone mengalami pembengkakan hingga 27 orang. Akibatnya, banyak pemain tidak turunkan.

Kini pemain Persik yang tersisa antara lain, Tito Purnomo, Slamet Sampurno, Mekan Nazirov, Legimin Raharjo, Jordi Kartiko, Adrian Trinidad, Berta Yuana Putra, Dodit Fitrio, Sigit Sudarmawan, Wawan Widiantoro, Andi Sudarta, Adnan Buyung, Hery Prasetyo dan Zulbahra.

Berita Foto: Selamatkan Sepakbola Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan suporter yang tergabung dalam Aliansi Suporter Indonesia dan Save Our Soccer, menggelar aksi demonstrasi di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (20/2/2011).
Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan mereka terhadap keputusan Komite Pemilihan yang kembali meloloskan Nurdin Halid sebagai calon Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 dan menggugurkan bakal calon yang dianggap reformis yaitu Arifin Panigoro dan George Toisutta.
Mereka menganggap dengan masuknya Nurdin Halid sebagai calon ketua umum, akan membuat persepakbolaan Indonesia semakin terpuruk dan harus dicegah.
Massa aksi membawa spanduk panjang berwarna putih bertuliskan "Stop Sandiwara PSSI". Selain itu ada suporter yang mengenakan topeng bergambar wajah Nurdin Halid dan bertuliskan "The New Dictator."
Selain membawa spanduk dan poster, massa aksi juga melakukan aksi tidur di Bundaran Hotel Indonesia dan membubuhkan tanda tangan di atas spanduk putih sebagai tanda protes atas keputusan tersebut.

PSM Makassar: Harusnya Nurdin yang Tak Lolos

Makassar - PSM Makassar kecewa atas keputusan yang dikeluarkan Komite Pemilihan Calon Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, yang tidak meloloskan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Goerge Toisutta dan pengusaha Arifin Panigoro sebagai kandidat ketua.
“Sangat disayangkan. Kami kecewa,” kata penasihat hukum PSM Makassar, Syahrir Cakkari, Ahad (20/2) di Makassar. Menurut dia, keputusan itu melenceng dari kriteria calon ketua statuta FIFA.
Syahrir mengatakan kalau soal pengabdian George Toisutta yang dijadikan alasan Komite PSSI sehingga tidak meloloskannya, justru pengabdian dan pengalaman sepak bola sang Jenderal TNI itu sudah tidak bisa diragukan lagi. “Dia (Toisutta) yang besarkan klub sepak bola Angkatan Darat. Justru Nurdin Halid yang harusnya tidak lolos,” ujar Syahrir.
Menurut dia, Nurdin Halid yang sekarang ini menjabat sebagai Ketua Umum PSSI melanggar dari kriteria statuta FIFA. Di situ dikatakan, mantan narapidana tidak diperkenankan mengurus organisasi sepak bola.
Syahrir mengatakan PSM Makassar sebagai pendorong utama majunya George Toisutta sebagai kandidat calon ketua, akan menempuh langkah normatif, yaitu dengan mengajukan banding. Kalau hal itu juga tidak tercapai, dan FIFA tetap meloloskan Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI nantinya, pihaknya akan mendesak pemerintah untuk turun tangan. "Kalau perlu, kita jangan takut untuk keluar dari FIFA. Sungguh kacau kalau Nurdin lagi yang pimpin PSSI,” kata dia.
Sementara Ketua PSSI Sulawesi Selatan, Kadir Halid, menyambut gembira keputusan dari tim verifikasi itu. “Tentunya kami senang. Dan dari awal sudah diduga bahwa hanya keduanya (Nurdin Halid dan Nirwan Dermawan Bakrie) akan terpilih, sebab cuma keduanya yang kami nilai punya pengalaman banyak,” ujar adik kandung Nurdin Halid ini.
Sabtu lalu, Tim verifikasi Komite Pemilihan Kongres PSSI mengumumkan hasil kerjanya dalam penetapan calon ketua umum. Hasilnya, hanya nama Nurdin Halid dan Nirwan Dermawan Bakrie yang lolos sebagai calon ketua Umum PSSI periode 2011-2015. Sedangkan nama George Toisutta dan Arifin Panigoro hilang dari daftar calon ketua umum.

Aksi di HI, Teriakan Spontan Suporter Melawan PSSI

Jakarta - Hari ini, Minggu (20/2/2011) siang WIB, sekelompok suporter kembali menyuarakan rasa prihatinnya atas kondisi persepakbolaan Indonesia. Bagi mereka, ini adalah jeritan, teriakan, yang dilakukan secara spontan.

"Save Our Soccer "aksi keprihatinan di Bunderan HI jam 10 pagi Ini, dress code baju timnas / merah. Please RT," demikian pesan yang beredar di jejaring sosial Twitter, menyampaikan kepada para suporter mengenai adanya aksi tersebut. Ada beberapa alasan mengapa aksi ini dilakukan, salah satunya menyangkut lolosnya Nurdin Halid untuk maju menjadi Calon Ketua Umum PSSI periode baru.

Reaksi menentang Nurdin ini bukanlah pertama kalinya yang disuarakan oleh suporter. Save Our Soccer sendiri pernah menyatakan bahwa mereka tidak setuju andai Nurdin kembali diloloskan menjadi Calon Ketum PSSI. Merevolusi PSSI demi kebaikan sepakbola Indonesia adalah sesuatu yang harus terjadi, bagi mereka.

"Simpel sih. Ini reaksi kita saja setelah kemarin NH lolos verifikasi. Ini adalah reaksi spontan teman-teman saja. Kemarin kita coba minta izin Polda dulu dan akhirnya dapat," ujar Arista Budiyono, salah satu suporter, kepada detikSport.

" Aksi ini tanpa spanduk tanpa apa-apa. Ini bagaikan reaksi langsung ketika tersandung dan teriak, 'aduh!'."

"Sekarang ini sudah dilakukan di sini. Kita harap reaksi ini juga menular ke daerah-daerah juga," tukasnya.

Ajakan untuk bergabung dalam aksi itu terus bermunculan. Akun Twitter @infosuporter beberapa saat lalu menulis, "Yg mau gabung di HI kita di depan hotel kempinsky."

Pengamat: FIFA Belum Tahu Ulah Nurdin di Indonesia

Bola.net - Terpentalnya nama George Toisutta dari bursa pencalonan Ketua Umum PSSI dan lolosnya nama Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie ke bursa singgasana PSSI-1, mengherankan Tondo Widodo. Menurut pengamat sepak bola nasional ini, kenyataan itu merupakan momen duka bagi persepakbolaan Indonesia."Pertama-tama, saya mengucapkan bela sungkawa atas matinya demokrasi dalam sepak bola Indonesia. Saya heran, salah satu putra terbaik bangsa ini tidak diloloskan dalam pemilihan Ketua Umum PSSI," ungkap Tondo, pada bola.net, Minggu (20/02).
"Menurut saya, PSSI telah membuat peraturan yang ada menjadi multi tafsir. Mereka beralasan George belum lima tahun aktif di sepak bola. Padahal, dia telah lama menjadi pembina sepak bola Angkatan Darat. Menurut saya, pembina itu jauh lebih penting ketimbang sekedar menjadi sekedar sekretaris perserikatan, misalnya."
"Saya heran, mengapa justru nama Nurdin dan Nirwan yang diloloskan. Padahal, duet mereka telah terbukti gagal dalam memimpin PSSI. Terlebih lagi, Nurdin, yang sempat terkait kasus pidana. Saat ini dia juga tersangkut suap yang dilakukan salah seorang pengurus Persisam Samarinda dan sedang diperiksa KPK terkait kasus lain," cecarnya.
Lebih lanjut, Tondo, yang merupakan mantan pengurus PSSI ini, menegaskan bahwa pemerintah harus melakukan intervensi, apabila ingin PSSI bisa lebih baik. Dia menambahkan bahwa kita tidak usah takut dengan ancaman sanksi yang bakal dijatuhkan FIFA.
Menurutnya, saat ini, otoritas tertinggi sepak bola dunia itu tidak mendapatkan informasi yang benar mengenai sepak terjang Nurdin di sepak bola Indonesia. "Dan, yang jelas, apabila sanksi ini benar-benar dijatuhkan, ini merupakan kesempatan emas bagi kita untuk memperbaiki sepak bola Indonesia," tandasnya.

Pecinta Bola Papua Minta Konggres PSSI di Tempat Terbuka

JAKARTA--Masyarakat Pecinta Sepak Bola Papua mendesak PSSI pindahkan lokasi kongres ke tempat terbuka, Mereka menolak arena kongres di Bali Nirwana Resort yang notabene milik calon ketua umum PSSI.

Massa yang datang dengan menggunakan dua bus itu, dan langsung melakukan aksi damai di depan Kantor PSSI Senayan, Jakarta, Sabtu dan membacakan lima pernyataan yang telah disiapkan.

"Kami datang langsung dari Papua, dan juga sebagian dari masyarakat yang tinggal ke sini untuk menyuarakan lima pernyataan kepada PSSI," kata kordinator lapangan Masyarakat Pecinta Sepak Bola Papua, Matius.

Sebagaimana diketahui, sesuai dengan jadwal Komite Pemilihan hari ini mengumumkan calon ketum PSSI yang dinyatakan lolos verifikasi dan berhak turun dalam pemilihan.

Ada empat calon yang diusung oleh pemilik suara di antaranya dari pengurus provinsi PSSI dan klub mulai dari Indonesia Super League (ISL) hingga Divisi III yaitu Nirwan D Bakrie, Nurdin Halid, George Toisutta dan Arifin Panigoro.

Sedangkan pernyataan yang disampaikan oleh Masyarakat Pecinta Sepak Bola Papua adalah :
1.Nama Arifin Ponigoro tidak muncul dalam pengumuman calon, dengan kesalahan input data adalah bukti upaya ganjal siapapun tokoh yang lebih baik dari Nurdin Halid.
2. Pemindahan lokasi atas saran FIFA/AFC bukti bahwa PSSI tidak peka dan berambisi kuasai bukan menuju perbaikan.
3. Penunjukan Nirwana Resort milik NDB di tanah lot juga buktikan PSSI lagi-lagi tidak peka bahwa sepak bola milik masyarakat bukan keluarga kecil pengurus PSSI.
4. Menuntut lokasi kongres tempat terbuka, mudah diakses supaya komunitas bola bisa ikut partisipsasi dan kontrol.
5.Tuntutan ke MENPORA dan MABES POLRI cc: Istana, PSSI, Gubernur Bali lokasi harus pindah di tempat terbuka.

KONI Jawa Timur Serukan Boikot Kegiatan PSSI

Surabaya - Wakil Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur, La Nyalla M. Mattalitti, menyerukan kepada masyarakat agar memboikot seluruh kegiatan PSSI. Seruan ini disampaikan menyusul lolosnya Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie sebagai calon ketua umum organisasi sepak bola nasional itu.

"Boikot hanya salah satu cara saja," kata La Nyalla di kantor KONI Jawa Timur Jalan Kertajaya Surabaya, Minggu (20/2). La Nyalla didampingi Komisaris Utama PT Persebaya Indonesia Saleh Ismail Mukadar dan bekas Manajer Persekabpas Pasuruan Abu Bakar Asegaf.

Menurut La Nyalla, selama ini masyarakat telah dibodohi oleh Nurdin. Dengan berlindung di balik statuta FIFA, kata La Nyalla, Nurdin memelintir aturan itu seenak perutnya sendiri. Akibatnya Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal George Toissuta dan pengusaha Arifin Panigoro terpental dari bursa pencalonan.

"Ini aneh, masak putra terbaik TNI dan pengusaha yang komit pada perbaikan sepak bola tanah air dikalahkan bekas narapidana kasus korupsi," kata Nyalla.

Indikasi permainan kotor Nurdin lainnya, kata La Nyalla, yakni orang yang jelas-jelas punya cacat moral masih diloloskan menjadi calon Komite Eksekutif hanya karena mereka dekat dengan Nurdin. La Nyalla menyebut nama Haruna Soemitro dan Iwan Budianto.

Haruna adalah mantan Ketua Pengurus Provinsi PSSI Jawa Timur dan Iwan mantan manajer Persisam Putra Samarinda. "Haruna mengkorupsi uang pembinaan Rp 49 juta dan Iwan disuap oleh klub Perseba Bangkalan," kata La Nyalla.

La Nyalla juga mendesak kepada pemerintah agar segera membekukan PSSI. Baginya, lebih baik PSSI dibekukan daripada dikuasai oleh orang-orang seperti Nurdin dan kawan-kawan. "Lebih baik kita dihukum FIFA daripada tak bisa berbuat apa-apa karena aturan yang dipelintir Nurdin," kata La Nyalla.

Saleh menambahkan, dia telah berkoordinasi dengan para elemen suporter untuk menduduki kantor pusat PSSI sampai Nurdin turun. Menurut Saleh, untuk menurunkan Nurdin yang urat malunya sudah putus harus ditempuh dengan cara-cara yang luar biasa. "Jawa Timur akan memulai revolusi sepak bola, mudah-mudahan disambut oleh provinsi lain," kata Saleh.

Adapun Abu Bakar melihat Kongres PSSI di Bali bulan depan sudah tidak efektif lagi. Meski kemungkinan besar para pemegang hak suara mayoritas memilih Nurdin, namun hal itu bukan cerminan keinginan masyarakat pecinta sepak bola. "Masyarakat sudah muak kepada rezim Nurdin," kata dia.

Panggung Sandiwara PSSI Berlanjut...

JAKARTA, KOMPAS.com — Panggung sandiwara pemilihan Ketua PSSI dikatakan terus berlanjut. Hal ini disampaikan para aktivis peduli sepak bola Indonesia menyusul adanya keputusan Komite Pemilihan bahwa dua calon kandidat yang dikatakan reformis, yaitu Jenderal TNI George Toisutta dan Arifin Panigoro, tak lolos verifikasi.
Proses verifikasi dikatakan tak transparan karena Komite Pemilihan tak mengungkapkan alasan mengapa kedua kandidat reformis itu tak lolos. Sebaliknya, salah satu calon petahana, Nurdin Halid, bersama Nirwan Bakrie malah dinyatakan lolos. Padahal, Nurdin terlibat setidaknya dua kasus suap.
Pertama, putusan Pengadilan Negeri Samarinda pada awal Februari 2011 mengungkapkan bahwa Nurdin menerima uang sebesar Rp 100 juta dari mantan Manajer Persisam Aidil Fitri. PN Samarinda memutuskan Aidil terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan korupsi dana APBD untuk klub Persisam senilai Rp 1,7 miliar.
Kedua, Nurdin juga pernah menjadi terpidana dalam kasus korupsi dana pendistribusian minyak goreng Bulog Rp 169,71 miliar pada 2007 dan divonis dua tahun penjara.
Bahkan, Nurdin, yang juga politisi Partai Golkar, diduga terjerat kasus suap pada pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom. Di persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, terdakwa kasus suap Hamka Yamdu menyebutkan bahwa Nurdin turut menerima uang senilai Rp 500 juta.
"Lolosnya Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie dalam seleksi pencalonan ketua PSSI sungguh disayangkan. Hal ini menandakan bahwa rezim PSSI telah akut, telah busuk sampai pada sendi-sendi organisasi PSSI. Inilah yang menyebabkan PSSI rawan dijadikan ladang korupsi, tempat subur politisasi busuk, dan ladang kering tumbuhnya demokratisasi dalam sepak bola," kata aktivis Save Our Soccer, Apung Widadi, pada aksi demonstrasi di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (20/2/2011).
Save Our Soccer sendiri menilai Nirwan merupakan bagian tak terpisahkan dari rezim PSSI yang bobrok. Latar belakang Nirwan, yang juga Wakil Ketua Umum PSSI 2007-2011, dikatakan sangat dekat dengan aroma politik. Masuknya Nirwan ke pusaran kekuatan PSSI periode mendatang dikhawatirkan menyebabkan ancaman potensi politisasi di tubuh PSSI tetap nyata.
Secara terpisah, Kapten Aliansi Suporter Indonesia Djundan Hidayat menyatakan, para pencinta sepak bola Indonesia tak sudi PSSI dipimpin mantan narapidana. Terlebih, proses verifikasi calon pucuk pimpinan PSSI ditengarai penuh kecurangan.

'PSSI Bersandiwara'

Jakarta - Lolosnya Nurdin Halid menjadi Calon Ketua Umum PSSI disambut oleh aksi suporter di Bundaran HI, Minggu (20/2/2011). Mereka menyebut, lolosnya NH sebagai sebuah sandiwara yang dibuat PSSI.

Nurdin dan Nirwan Bakrie menjadi dua calon yang bakal maju ke pemilihan Ketua Umum PSSI bulan depan. Keduanya menyisihkan Arifin Panigoro dan George Toisutta yang akhirnya tidak lolos verifikasi. Alasan George tak bisa diloloskan adalah lantaran dirinya belum pernah aktif di sepakbola selama lima tahun.

Nurdin, yang memang sudah ditentang sejak lama oleh kelompok suporter, dinilai tak layak lagi maju menjadi calon Ketua Umum PSSI. Dari sisi prestasi, tak ada gelar yang bisa dipersembahkan Indonesia. Dari sisi lainnya, ia pernah tersandung kasus hukum sehingga akhirnya dijebloskan ke dalam penjara.

Maka, aksi di Bundaran HI itu pun muncul. "Ini reaksi kita saja setelah kemarin NH lolos verifikasi. Ini adalah reaksi spontan teman-teman saja," ujar Arista Budiyono, salah seorang suporter, kepada detikSport.

"Kita tidak ingin PSSI semakin terpuruk. PSSI tidak boleh dipimpin oleh mantan narapidana. Lebih baik kalau Nurdin tetap terpilih, negara mengintervensi, lebih baik diskors dua tahun oleh FIFA daripada bertahun-tahun PSSI rusak," ujar koordinator aksi, Jundan Hidayat.

Dalam aksi tersebut, Nurdin disebut-sebut sebagai seorang diktator. Poster-poster yang beredar menunjukkan dirinya dalam pose Adolf Hitler. Sementara pada spanduk lainnya, muncul seruan 'Stop Sandiwara PSSI!'

Selain itu berbagai kecaman juga ditulis dalam poster dan kaos. Sejumlah poster besar bertulis 'Nurdin Halin The Great Dictator' dan 'Aku Berlindung dari Godaan Nurdin Yang Terkutuk' diangkat tinggi-tinggi oleh para demonstran. Mereka juga mengenakan kaos bertulis  'PSSI= Persatuan Seniman Sinetron Indonesia'.

"Ini sandiwaralah PSSI. Saat ini kita konsentrasi ke NH dulu. Kalau soal Arifin dan George, mereka kan masih bisa banding," tukas Arista.

Negara Didesak Intervensi Kongres PSSI

RMOL. Aliansi Suporter Indonesia mengaku kecewa kapada Komite Pemilihan Ketua Umum Persatuan Sepakbola Indonesia (PSSI) karena telah meloloskan Nurdin Halid sebagai calon Ketua Umum PSSI.

Aliansi Suporter Indonesia menilai Komite Pemilihan PSSI sudah salah menafsirkan statuta FIFA.

"Nurdin Halid lolos berarti sudah melecehkan Statuta FIFA. Statuta FIFA sudah diterjemahkan dengan caranya sendiri," kata Kapten Aliansi Suporter Indonesia, Djundan Hidayat, saat menggelar aksi menolak Nurdin Halid di Bundaran HI, Jakarta (Minggu, 20/2).

Aliansi Supporter Indonesia, katanya, sudah membawa dan mengadukan persoalan salah tafsir Komite Pemilihan PSSI tersebut kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Bila dalam tiga hari tidak ada keputusan membatalkan Nurdin Halid sebagai calon ketua umum PSSI,  mereka mengancam akan bergerak langsung ke Istana Presiden dan Kementerian Pemuda dan Olah Raga.

"Kita minta negara mengintervensi," tegas Djundan

Polisi Didesak Periksa Tim Verifikasi

JAKARTA - Pecinta sepakbola yang tergabung dalam Save Our Soccer (SOS) berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Mereka menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng melakukan intervensi yang terukur terhadap permasalan PSSI.

"Ini sudah persoalan bangsa. Menpora bisa memanggil Tim Verifikasi bahkan sampai mengintervensi. Artinya intervensi yang terukur untuk memperbaiki PSSI," kata Koordinator aksi Apung Widadi di sela-sela demonstrasi di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (20/2).

Apung mengendus ada yang tidak beres dari kerja tim verifikasi pemilihan ketua umum PSSI. Kata dia, tim verifikasi yang merupakan bagian dari rezim PSSI sendiri tidak independen dalam bekerja.

Aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) ini mengatakan, salah bentuk ketidakberesan kerja tim verifikasi pemilihan ketua umum PSSI ketika berkas salah satu bakal calon hilang sehingga harus mendaftar lagi. Karenanya, Menpora dan polisi perlu memeriksa tim seleksi dan tim verifikasi.

"Kami menuntut Menpora dan polisi memeriksa tim verifikasi, termasuk Presiden SBY harus ikut bertindak memperbaiki sepakbola Indonesia, khususnya PSSI," katanya.

Selain menggelar orasi menolak kerja tim verifikasi pemilihan ketua umum PSSI, massa SOS juga membentangkan kain putih sepanjang 30 meter untuk ditandatangani sebagai bentuk penggalangan penolakan pencalonan Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie.

Sebagaimana diketahui, Tim Verifikasi dari Komite Pemilihan di ajang Kongres Empat Tahunan PSSI mengumumkan hasil verifikasinya, Sabtu (19/2) kemarin). Dari empat nama yang mendaftar sebagai calon Ketua Umum PSSI, hanya dua nama yang lolos, yaitu Nurdin Halid dan Nirwan D Bakrie. Dua calon lainnya - yang digadang-gadang oleh pendukung perubahan di tubuh PSSI  yakni George Toisutta dan Arifin Panigoro- tidak lolos verifikasi.

Pendukung Toisutta Lakukan Perlawanan

Kendati telah dijegal oleh Komite Pemilihan calon ketua umum PSSI, namun pendukung Jenderal George Toisutta dan Arifin Panigoro tetap akan melakukan banding ke Komisi Banding PSSI.

Juru bicara tim sukses Toisutta dan Panigoro, Saleh Ismail Mukadar, mengatakan Sabtu malam (19/2) dirinya telah ditelepon oleh Panigoro.

"Pak Panigoro bilang bahwa Jenderal Toisutta yang saat ini masih ada tugas di Turki akan memanfaatkan upaya banding dalam waktu tiga hari ini," kata Saleh di kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur di Jalan Kertajaya Surabaya, Minggu (20/2).

Menurut Saleh, meski dirinya pesimistis bahwa Komisi Banding akan bersikap fair, namun upaya tersebut tetap akan ditempuh. Untuk itu dia telah berkoordinasi dengan kuasa hukum Toisutta, Timbul Lubis, agar segera menyusun materi banding. "Kita akan melakukan perlawanan semaksimal mungkin," ujar Saleh.

Saleh melihat, sejak awal keberadaan Komite Pemilihan sudah cacat hukum. Jika merujuk statuta FIFA, Komite Pemilihan seharusnya dibentuk sejak enam bulan sebelum kongres.

Selain itu, Komite Pemilihan juga harus diisi oleh orang-orang independen dan bebas dari kepentingan. Tapi Nurdin dan kroninya secara sembunyi-sembunyi membentuk tim verifikasi dengan menunjuk orang-orang dekatnya, seperti Togar Mahanah Nehro, Hinca Panjaitan dan M. Zein. "Setelah ditegur FIFA dan AFC baru diubah," papar Saleh.

Saleh juga menilai, alasan umur dan pengalaman di PSSI yang dijadikan alasan Komite Pemilihan untuk menggugurkan Toisutta dan Panigoro sumir dan terkesan dipaksakan. Sebab statuta PSSI tak pernah mengatur batas maksimal usia seorang ketua umum.

Yang ada hanya batas minimal 30 tahun. Begitu juga dengan keaktifan di sepak bola yang disyarakatkan minimal lima tahun. "Tak ada penjelasan bahwa sepak bola yang dimaksud adalah PSSI," ucap Saleh.

Bahkan sebaliknya, ujar Saleh, statuta PSSI pasal 5 ayat 1 dan 2, AD/ART KONI serta PP Nomor 16 Tahun 2007 pasal 123 semuanya menegaskan bahwa bekas narapidana atau orang yang pernah terlibat perkara kriminal dilarang menjadi pengurus sepak bola.

"Dengan dasar-dasar itu kami menuntut agar Komite Pemilihan membatalkan keputusan menggugurkan Toisutta dan Panigoro. Kami justeru menuntut agar Nurdin tidak diloloskan," kata Saleh.

George Toisutta Terus Didukung untuk Ajukan Banding

Kediri - Kegagalan George Toisutta lolos dalam usaha pencalonan sebagai Ketua Umum PSSI, memunculkan efek dukungan untuknya. Bahkan ada yang mengusulkan supaya George mengajukan banding sampai ke FIFA.

Adalah Sekretaris Umum Persik Kediri, Barnadi, yang menyampaikan dorongan tersebut. Dia beralasan, kegagalan George Toisutta lolos disebabkan oleh aturan yang tidak masuk akal, dan kesempatan banding yang diberikan tim verifikasi harus bisa dimanfaatkan dengan baik. Lelaki yang menjabat sebagai Ketua Pencab PSSI Kota Kediri tersebut yakin FIFA akan bisa memberikan jawaban terbaik.

"Statuta PSSI dibuat dengan sebagian diantaranya mengadopsi Statuta FIFA, dan tidak ada salahnya juga mengajukan banding ke sana. Biar dilihat mana yang benar," tegas Barnadi saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Minggu (20/2/2011).

Barnadi juga mengungkapkan, alasan George Toisutta gagal lolos karena tak pernah aktif mengurus PSSI merupakan sebuah rekayasa untuk menjegal pencalonan. Jika
aturan tersebut tetap diberlakukan, kepengurusan PSSI diyakini tidak akan pernah mengalami perubahan sosok di dalamnya.

"Tim pemenangan Pak George sudah menembusi saya, mereka sanggup mengajukan banding ke FIFA. Sekali lagi biar dilihat, apakah Statuta PSSI itu masuk akal apa tidak," sambung Barnadi yang juga pensiunan TNI AD.

Dalam keterangannya Barnadi juga menegaskan Persik tetap akan memberikan dukungannya ke George, dengan tidak akan mengalihkan dukungan ke calon lain. Mengenai kemungkinan terburuk, George tetap dinyatakan gagal lolos, Barnadi enggan berandai-andai. "Sekali Pak George tetap George," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, tim verifikasi calon Ketua Umum PSSI tidak meloloskan George dan Arifin Panigoro untuk bisa melanjutkan pencalonannya, dengan alasan tidak pernah aktif dalam kepengurusan PSSI. Tim verifikasi hanya meloloskan Nurdin Halid dan Nirwan D. Bakrie, dengan memberikan kesempatan banding kepada calon yang tidak lolos untuk bisa melanjutkan pencalonannya.

Upaya Banding Arifin-Toisutta Bakal Sia-sia

JAKARTA - Save Our Soccer (SOS) pesimis terhadap rencana dua orang bakal calon (Balon), George Toisutta dan Arifin Panigoro mengajukan banding atas keputusan Tim Verifikasi Pemilihan Ketua Umum (Ketum) PSSI. Menurutnya, usaha itu bakalsia-sia karena orang-orang yang ada di Komite Banding bagian dari rezim yang ada di PSSI.

"Saya yakin banding (Toisutta dan Arifin) tidak akan diterima. Orang-orang di Komite Banding sama dengan orang yang ada di Tim Verifikasi Pemilihan. Sama-sama bagian dari rezim yang berkuasa di PSSI," kata Apung Widiadi, Koordinator aksi SOS di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (20/2).

SOS menduga gugurnya Toisutta dan Arifin karena kuatnya pengaruh rezim yang ada di tubuh PSSI. "Ini mendandakan bahwa rezim di PSSI telah akut, telah busuk sampai pada sendi-sendi organisasi," katanya.

Tim Verifikasi dari Komite Pemilihan di ajang Kongres Empat Tahunan PSSI mengumumkan hasil verifikasi calon yang dinyatakan lolos, Sabtu (19/2). Dari empat nama yang mendaftar sebagai calon Ketua Umum PSSI, hanya dua nama yang lolos, yaitu Nurdin Halid dan Nirwan D Bakrie. Dua calon lainnya - yang digadang-gadang oleh pendukung perubahan di tubuh PSSI - yakni George Toisutta dan Arifin Panigoro, tidak lolos verifikasi.

Toisutta dan Arifin melawan atas putusan Tim Verifikasi Pemilihan Ketum PSSI. Keduanya menyatakan tidak menerima putusan itu dan siap banding. Mereka diberi waktu untuk mengusulkan banding terhitung setelah pembacaan pengumuman.

Arifin dan Toisutta Melawan

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendukung bakal calon ketua umum PSSI periode 2011-2015, Arifin Panigoro dan George Toisutta, akan memaksimalkan tiga hari masa banding terhitung sejak pengumuman keputusan Komite Pemilihan, Sabtu (19/2/2011). Arifin dan Toisutta dinyatakan oleh Komite Pemilihan tidak lolos sebagai calon ketua umum dan wakil ketua umum PSSI.
Arifin Panigoro saat dihubungi pada Sabtu malam menegaskan, dirinya tidak akan menyerah dan akan tetap berjuang demi perubahan PSSI menjadi lebih baik. Saat ini, timnya terus menghimpun dukungan dari berbagai daerah untuk mendukung selama proses banding. Langkah-langkah lain juga akan dilakukan oleh tim.
”Saya tidak takut pada tekanan-tekanan. Saya akan maju terus dengan segala upaya yang legal,” tegas Arifin.
Arifin juga menegaskan, pada saatnya nanti dirinya dan George Toisutta akan bersatu dan mendeklarasikan dirinya sebagai wakil ketua dan Toisutta sebagai ketua umum PSSI.
Arifin juga sudah menunjuk Timbul Thomas Lubis sebagai pengacara dirinya dan Toisutta dalam proses banding. ”Saya sudah menerima surat kuasa dan akan melawan putusan Komite Pemilihan yang amburadul itu. Saat ini kami masih menunggu isi surat keputusan mereka seperti apa,” ujar Timbul.
Komite Pemilihan meloloskan Nirwan Dermawan Bakrie dan Nurdin Halid sebagai calon ketua umum PSSI periode 2011-2015. Sementara itu, calon wakil ketua umum yang lolos adalah Nirwan Dermawan Bakrie, Nurdin Halid, Bob Hippy, dan Ibnu Munzir. Untuk calon anggota komite eksekutif, 25 orang lolos dan empat lainnya gagal.
Ketua Komite Pemilihan Syarif Bastaman tidak bersedia menyebutkan alasan tidak meloloskan Arifin dan Toisutta. Tim tidak akan memublikasikan alasan karena menyangkut personal bakal calon. ”Alasan (tidak lolos) semuanya akan tertuang di dalam SK (surat keputusan). SK itu bersifat pribadi dan rahasia, kecuali yang bersangkutan akan menyebarluaskannya,” ujar Bastaman.
Berdasarkan SK itu pula, lanjut Bastaman, bakal calon yang tidak lolos dan merasa dirugikan bisa menempuh mekanisme banding. Masa banding tiga hari terhitung sejak 19 Februari. SK dibuat oleh sekretariat tim dan akan dikirimkan kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Bastaman menjamin pada Sabtu malam SK itu sudah diterima oleh pihak yang bersangkutan.
”Bagi pihak-pihak yang keberatan dengan surat keputusan ini, dapat mengajukan banding,” ujar Bastaman.
Komite Pemilihan, lanjut Bastaman, juga menerima dokumen baru dari salah satu calon pada Sabtu petang. Dokumen itu tidak sempat diverifikasi karena saat dokumen itu diterima, tim sudah mengambil keputusan. Dokumen itu bisa diajukan ke Komite Banding untuk diverifikasi ulang.
”Keputusan ini tidak langsung bersifat final dan mengikat karena ada satu lagi lembaga yang akan melakukan verifikasi ulang manakala terjadi keberatan,” tutur Bastaman.
Pendukung Arifin dan Toisutta sekaligus Manajer Persebaya 1927, Saleh Mukadar, menegaskan akan mengambil langkah banding. Jika upaya banding itu tidak berhasil, pihaknya akan mengadukan kasus ini ke FIFA dan Court of Arbitration for Sport (CAS).
Pengaduan ke FIFA dan CAS, lanjut Saleh, tetap akan dilakukan meskipun waktunya sudah mepet dengan Kongres PSSI yang dijadwalkan pada 26 Maret mendatang. FIFA dan CAS harus tahu bahwa proses verifikasi bakal calon ketua umum PSSI ini banyak kejanggalannya.
”Kami akan mengupayakan semua cara yang legal dan supaya pemerintah tahu bahwa ini juga merupakan kejahatan sepak bola,” kata Saleh.
Saleh juga menjelaskan bahwa dokumen baru yang diterima oleh Komite Pemilihan pada Sabtu petang dan belum diverifikasi adalah milik Arifin dan Toisutta. Dokumen itu mengenai pengalaman aktif di kegiatan sepak bola. ”Sebenarnya itu data lama, tetapi kami kirim lagi karena kata PSSI hilang,” ujar Saleh.
Kecewa berat
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta mengaku kecewa berat setelah menerima kabar dirinya tidak lolos verifikasi calon ketua umum PSSI di Bandara Internasional Soekarno-Hatta sesaat sebelum bertolak ke Turki.
”Hal tersebut langsung dikatakan Kepala Staf kepada sejumlah wartawan dari media elektronik yang sempat menjumpainya di ruang tunggu VIP Soekarno-Hatta,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigjen Wiryantoro NK, Sabtu malam.
Menurut Toisutta, PSSI sama sekali tidak berpatokan pada slogan fair play seperti yang kerap diarak ke tengah lapangan sebelum pertandingan digelar. Ini memperlihatkan kalau PSSI tidak mau melakukan perubahan.
”Untuk itulah Pak George Toisutta akan memanfaatkan mekanisme banding atas ketidaklolosannya dari verifikasi tersebut,” ujar Wiryantoro.
Ubah persyaratan
Tidak lolosnya George Toisutta ataupun Arifin Panigoro, menurut sumber Kompas, tidak lain karena Tim Verifikasi mendadak mengubah persyaratan yang mereka tentukan secara sepihak, yakni calon ketua umum PSSI harus pernah menjadi pengurus PSSI. Bukan seperti persyaratan semula, di mana calon ketua umum pernah menjadi pengurus sepak bola saja.
Namun, Bastaman menegaskan bahwa Komite Pemilihan melakukan proses verifikasi berdasarkan statuta FIFA, Electoral Code FIFA, Statuta PSSI, Peraturan Organisasi, dan dua surat petunjuk dari FIFA. Proses verifikasi dilakukan sejak 5 Februari hingga 19 Februari.
Menjelang pengumuman hasil verifikasi ini, sekitar 120 warga masyarakat yang menamakan diri Masyarakat Papua Pencinta Sepak Bola sempat menggelar demonstrasi damai di depan Sekretariat PSSI di Senayan. Mereka menuntut PSSI meloloskan Arifin dan Toisutta.

nilah Proses Lolosnya Nurdin dan Nirwan

Jakarta (beritajatim.com) - Nurdin Halid dan Nirwan D Bakrie menjadi dua kandidat untuk jabatan ketua umum PSSI periode 2011-2015 yang akan ditentukan melalui Kongres PSSI pada tanggal 26 Maret 211 mendatang di Pan Pasific, Meridien, Tanah Lot, Bali.

Dua figur yang telah memimpin otoritas sepakbola nasional sejak kepengurusan 2003-2007 ini ditetapkan sebagai dua calon ketua umum periode mendatang setelah melalui proses verifikasi oleh Komite Pemilihan. Pengumuman nama-nama kandidat ketua umum, wakil ketua umum dan anggota Exco PSSI 2011-2015 ini dilakukan Sabtu (19/2) petang di Sekretariat PSSI, Senayan.

Untuk jabatan ketua umum semula ada empat bakal calon, dua lainnya adalah KSAD George Toisutta dan Arifin Panigoro, pengusaha dari Grup Medco yang mendanai Liga Primer Indonesia. Dari proses verifikasi yang dilakukan oleh Komite Pemilihan secara marathon selama sepekan penuh, George Toisutta dan Arifin Panigoro dinyatakan tidak lolos.

Disamping mengumumkan nama-nama kandidat ketua umum, Komite Pemilihan juga menjelaskan calon wakil ketua umum, yakni Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, serta Bob Hippy dan Ibnu Munzir. Dua bakal calon wakil ketua umum yang tidak lolos verifikasi adalah Arifin Panigoro dan Sukawi Sutarip, mantan walikota Semarang yang juga Ketua Pengprov PSSI Jateng.

Untuk posisi anggota Exco, dari 29 nama bakal calon, hanya 25 yang dinyatakan lolos verifikasi. Dari 25 nama yang lolos verifikasi ini, nantinya hanya sembilan nama yang akan ditetapkan sebagai Exco PSSI 2011-2015, melalui Kongres Luar Biasa di Tanah Lot, Bali.

Jumlah keseluruhan Exco PSSI 2011-2015 adalah 11 orang, yakni seorang ketum, seorang wakil ketua dan sembilan anggota. Di antara 25 nama kandidat Exco 2011-2015 ini, sebagian besar sudah menjabat Exco pada kepengurusan 2007-2011.

Pengumuman nama-nama Exco PSSI 2-11-2015 ini dilakukan oleh Ketua Komite Pemilihan, Syarif Bastaman, yang didampingi oleh wakil ketua Gusti Randa, Trimedya Pandjaitan, Sarifuddin Suding, Sophar Maru Hutagalung, Arteria Dahlan dan Hamka B Kadii.

Syarif Bastaman mula-mula menyebutkan nama-nama anggota Exco, kemudian kandidat wakil ketua umum, dan terakhir ketua umum. Tidak dilakukan tanya-jawab, Syarif Bastaman hanya memberikan jawaban singkat terhadap beberapa pertanyaan seputar hasil verifikasi tersebut. Termasuk, kemungkinan munculnya ketidakpuasan.

Syarif Bastaman meminta mereka yang "mempertanyakan" hasil verifikasi ini segera mengajukan banding. Proses banding bisa dilakukan setelah pengumuman hasil verifikasi, dan selambat-lambatnya tiga hari setelah pengumuman. Hal ini juga tercantum dalam bagian bawah rilis hasil verifikasi yang dibagikan kepada media.

Mengawali pengumuman nama-nama kandidat Exco PSSI 2011-2015 Syarif Bastaman mengurai landasan kerja Komite Pemilihan dalam melakukan verifikasi calon. Di samping Statuta FIFA, juga Standard Electorall Code FIFA, serta Statuta PSSI yang diberlakukan sejak 2009.

Syarif Bastaman mengemukakan juga tentang Peraturan Organisasi PSSI Nomor 02-PO-PSSI-/1/2011, tentang Tata Cara Pemilihan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015.

Dua buah surat FIFA tertanggal 9 Februari 2011, dan 10 Februari 2011, juga menjadi "dasar hukum" Komite Pemilihan dalam menetapkan kandidat Exco PSSI 2011-2015 ini.

Sesuai dengan aturan Komite Pemilihan yang bersifat rahasia, Syarif Bastaman tidak menjelaskan secara tegas alasan-alasan atau pertimbangan Komite Pemilihan dalam proses verifikasi ini. Namun demikian, menjawab pertanyaan, dia mengemukakan bahwa alasan atau pertimbangan tersebut akan dikemukakan dalam surat yang bersifat pribadi dan rahasia.

"Yang jelas, seperti berulangkali kami tekankan, Komite Pemilihan ini bersifat independen. Kami tidak mendapat tekanan dari Exco PSSI atau pihak lain. Proses verifikasi dilakukan secara cermat dan detil," tegas Syarif Bastaman, anggota Komisi VI DPR, pengacara, yang juga ketua umum PB PSIO (squash) itu.

Terkait kandidat anggota Exco, dari semula 29 yang diajukan sebagai bakal calon, dari hasil verifikasi yang dilakukan secara cermat oleh Komite Pemilihan, sebanyak 25 nama lolos menjadi calon. Empat nama yang tidak lolos saringan verifikasi adalah Sihar Sitorus, Sukawi Sutarip, TM Nurlif, dan Tuty Dau.

Skenario Rapi Terdepaknya Toisutta dan Panigoro

Surabaya (beritajatim.com) - Keputusan Komite Pemilihan Ketua Umum PSSI dalam meloloskan Nurdin Halid dan Nirwan D Bakrie serta mendepak George Toisutta dan Arifin Panigoro mendapat tanggapan dari salah satu tokoh di klub Liga Primer Indonesia. Dia adalah Akmal Marhali, CEO Tangerang Wolves.

Menurut Akmal Marhali, terdepaknya Toisutta dan Panigoro merupakan skenario status quo (Nurdin dan Nirwan). "Tak lolosnya George Toisutta dan Arifin Panigoro sebagai balon Ketum PSSI sudah skenario status quo agar keduanya mengajukan banding," tulis Marhali melalui twitter, Sabtu (19/2/2011).

Dipaparkannya, Toisutta maupun Panigoro nanti tetap akan lolos dalam Kongres PSSI, 26 Maret 2011, di Bali. Syaratnya, ada desakan yang kuat dari suporter. "Desakan masyarakat yang melakukan perlawanan akan jadi alasan Komite Banding meloloskan George Toisutta - Arifin saat-saat injury time," tulisnya.

Mengapa harus didepak kalau akhirnya juga diloloskan? Akmal Marhali memiliki argumentasi yang mengarah pada pemecahan konsentrasi dan penguluran waktu. "George Toisutta dan Arifin pun tak punya waktu untuk sosialisasi ke pemilik suara karena energinya terkuras diproses banding," tulis tokoh yang pernah meraih predikat wartawan terbaik sepakbola nasional versi FIFA-AFC ini.

Marhali sampai pada kesimpulan, proses tersebut sepenuhnya dikendalikan oleh orang-orang status quo. "Mafia tak hanya di lapangan sepakbola, pencalonan ketua umum PSSI juga penuh intrik. Bila pemerintah tak berani mengintervensi untuk merevolusi PSSI, intervensi Tuhan akan segera datang," tandasnya.

LPI Jawab Tudingan PSSI

Surabaya (beritajatim.com) - Pihak konsorsium Liga Primer Indonesia tampaknya tidak terlalu risau dengan upaya PSSI yang hendak mendeportasi pemain asing yang berlaga di LPI. Setidaknya, itulah yang terlihat dari pernyataan juru bicara LPI Abi Hasantoso.

Melalui akun twitternya, Abi menerangkan bahwa LPI tidak berhubungan langsung dengan PSSI. Itu karena LPI telah berada di bawah BOPI. Artinya, usaha PSSI melakukan usaha deportasi pemain asing LPI tidak akan bisa terealisasi.

"LPI dan BOPI sudah urus perizinan para pemain/ pelatih asing di Kemenakertrans untuk izin kerja dan di Ditjen Imigrasi untuk izin tinggal," tulis Abi Hasantoso, Selasa (15/2/2011).

Abi juga menyayangkan pernyataan Sekjen PSSI Nugraha Besoes yang menuding pemain asing LPI tidak bermutu dan tidak memiliki standar. Menurutnya, seorang sekelas Sekjen PSSI tidak seharusnya mengeluarkan tudingan seperti itu.

"Orang-orang yang panik cenderung berkata kasar, lupa etika, tak logis, dan merendahkan orang lain. Kejatuhan mereka tinggal menunggu waktu," paparnya.

Berdirinya kompetisi LPI, menurut Abi, bukanlah tanpa sejarah. "LPI itu amanah rakyat Indonesia dari keputusan Kongres Sepakbola Nasional di Malang, Maret 2010, untuk sepakbola industri tanpa dana APBD," tandasnya.

Sekadar diketahui, PSSI telah merilis 22 nama pemain yang terancam akan dideportasi. Sebab, PSSI sudah mencabut rekomendasi izin tinggal dan izin kerjanya. Kini PSSI tinggal menunggu 'eksekusi' dari Ditjen Imigrasi dan Kementrian Tenaga Kerja untuk membatalkan izin tinggal dan kerjanya. Selain ke-22 nama tersebut, masih ada 28 nama pemain yang dilaporkan PSSI ke FIFA karena tak memiliki sertifikat transfer internasional (ITC).

Jatim Harus Jadi Pelopor Kemajuan Sepakbola Indonesia

Surabaya (beritajatim.com) - Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim), Saifullah Yusuf menegaskan, sepakbola Jatim harus menjadi pelopor kebangkitan sekaligus kemajuan sepakbola di Indonesia. Saifullah juga berharap Jatim seterusnya menjadi barometer sepakbola tanah air.

Ditemui dalam diskusi Mencari Figur Nahkoda PSSI Jatim, Sabtu (19/2/2011) siang, Saifullah menjelaskan, banyak faktor yang mendukung sepakbola Jatim sebagai yang terdepan di Indonesia.

"Kita klub terbanyak, papan atas semua. Pemain kita juga top-top," ucap Gus Ipul, sapaan akrabnya. "Jabar hanya Persib. Sumsel hanya Sriwijaya. Papua hanya Persipura. Jakarta hanya dua. Provinsi lain paling cuma satu," sambungnya.

Selain memiliki jumlah klub terbanyak, Jatim juga didukung suporter-suporter yang fanatik dan loyal dengan klub kebanggannya. "Suporter kita paling fanatik. Mana ada suporter mau mati untuk bola. Luar biasa," lanjut pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum KONI Jatim ini. "Selain itu, ada seribu lebih SSB di Jawa Timur," imbuh Saifullah.

Dari beberapa faktor itu, lanjut Saifullah, tidak ada alasan lagi bagi Jatim untuk tidak menjadi 'number one' di Indonesia. "Jatim harus jadi pelopor kemajuan sepakbola tanah air. Karena Jawa Timur luar biasa," tutupnya.