Powered By Blogger

Senin, 25 April 2011

Jamu PSIS Semarang, Persik Ingin Akhiri Kekalahan

KEDIRI – Kesebelasan Persik
Kediri mentargetkan poin penuh menghadapi
PSIS Semarang di Stadion Brawijaya Kediri sore
nanti. Laga itu menjadi pertaruhan skuad Macan
Putih untuk menduduki posisi enam.
Sekretaris Umum Persik Barnadi mengatakan
beban pemain Persik pada dua laga terakhir
cukup berat. Mereka harus meraup
kemenangan atas PSIS Semarang dan Persikota
Tangerang setelah kandas di empat
pertandingan terakhir. »Tak ada pilihan lagi
selain menang di dua laga terakhir,” kata Barnadi
kepada Tempo, Senin (25/4).
Peluang Persik untuk masuk babak delapan
besar di ajang Divisi Utama bisa jadi sudah
tertutup. Ini berarti kesempatan untuk naik ke
kasta ISL juga dipastikan gagal. Barnadi hanya
berharap kondisi tim-tim lain terpuruk agar bisa
meraih poin 38. Saat ini klub yang dibesut
pelatih Jaya Hartono itu hanya memiliki surplus
satu gol dengan catatan kemasukan 21 dan
memasukkan 22 gol.
Khusus menghadapi PSIS Semarang sore nanti,
Barnadi berharap pemain Persik bisa
mengevaluasi diri dari kekalahan beruntun di
luar kandang. Meski secara materi maupun
formasi tidak ada persoalan, pemain depan
Persik selalu gagal saat melakukan eksekusi di
gawang lawan. Sebaliknya, pertahanan mereka
justru kocar-kacir hingga beberapa kali
kebobolan tanpa pengawalan. »Ini tugas pelatih
untuk membenahi persoalan belakang, ” kata
Barnadi.
Dia berharap kendala itu sudah tuntas saat
menjamu PSIS Semarang sore nanti. Dengan
dukungan penuh Persikmania, Barnadi optimis
peluang Persik meraih kemenangan mencapai
80 persen.
Manajer PSIS Semarang, Teguh Setyono tak
kalah garang menebar ancaman. Dengan tren
performa pemain yang terus menanjak, dia
optimis bisa menekuk tuan rumah meski
didukung penuh suporternya. »Modal kami
cukup kuat, ” katanya.

Kekayaan Yang Tidak Terlihat !!!

Sedikit sharing mengenai harta yg tidak pernah
terlihat.
KEKAYAAN YANG TIDAK TERLIHAT
Suatu ketika seseorang yang sangat kaya
mengajak anaknya mengunjungi sebuah
kampung, dengan tujuan utama
memperlihatkan kepada anaknya betapa
orang-orang bisa sangat miskin. Mereka
menginap beberapa hari di sebuah daerah
pertanian yang sangat miskin.
Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya
kepada anaknya.
' Bagaimana perjalanan kali ini?'
' Wah, sangat luar biasa Ayah'
' Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat
miskin' kata ayahnya.
' Oh iya' kata anaknya
' Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?'
tanya ayahnya.
Kemudian si anak menjawab.
' saya saksikan bahwa kita hanya punya satu
anjing, mereka punya empat.
Kita punya kolam renang yang luasnya sampai
ketengah taman kita dan mereka memiliki
telaga yang tidak ada batasnya.
Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita
dan mereka memiliki bintang-bintang pada
malam hari.
Kita memiliki patio sampai ke! halaman depan,
dan mereka memiliki cakrawala secara utuh.
Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat
tinggal dan mereka memiliki ladang yang
melampaui pandangan kita.
Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani
kita, tapi mereka melayani sesamanya.
Kita membeli untuk makanan kita, mereka
menumbuhkannya sendiri.
Kita mempunyai tembok untuk melindungi
kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-
sahabat untuk saling melindungi.'
Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat
berbicara.
Kemudian sang anak menambahkan '
Terimakasih Ayah, telah menunjukan kepada
saya betapa miskinnya kita.'
Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita
miliki dan terus memikirkan apa yang tidak kita
punya. Apa yang dianggap tidak berharga oleh
seseorang ternyata merupakan dambaan bagi
orang lain. Semua ini berdasarkan kepada cara
pandang seseorang. Membuat kita bertanya
apakah yang akan terjadi jika kita semua
bersyukur kepada Tuhan sebagai rasa terima
kasih kita atas semua yang telah disediakan
untuk kita daripada kita terus menerus
khawatir untuk meminta lebih.

Kekayaan Yang Tidak Terlihat !!!

Sedikit sharing mengenai harta yg tidak pernah
terlihat.
KEKAYAAN YANG TIDAK TERLIHAT
Suatu ketika seseorang yang sangat kaya
mengajak anaknya mengunjungi sebuah
kampung, dengan tujuan utama
memperlihatkan kepada anaknya betapa
orang-orang bisa sangat miskin. Mereka
menginap beberapa hari di sebuah daerah
pertanian yang sangat miskin.
Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya
kepada anaknya.
' Bagaimana perjalanan kali ini?'
' Wah, sangat luar biasa Ayah'
' Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat
miskin' kata ayahnya.
' Oh iya' kata anaknya
' Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?'
tanya ayahnya.
Kemudian si anak menjawab.
' saya saksikan bahwa kita hanya punya satu
anjing, mereka punya empat.
Kita punya kolam renang yang luasnya sampai
ketengah taman kita dan mereka memiliki
telaga yang tidak ada batasnya.
Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita
dan mereka memiliki bintang-bintang pada
malam hari.
Kita memiliki patio sampai ke! halaman depan,
dan mereka memiliki cakrawala secara utuh.
Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat
tinggal dan mereka memiliki ladang yang
melampaui pandangan kita.
Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani
kita, tapi mereka melayani sesamanya.
Kita membeli untuk makanan kita, mereka
menumbuhkannya sendiri.
Kita mempunyai tembok untuk melindungi
kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-
sahabat untuk saling melindungi.'
Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat
berbicara.
Kemudian sang anak menambahkan '
Terimakasih Ayah, telah menunjukan kepada
saya betapa miskinnya kita.'
Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita
miliki dan terus memikirkan apa yang tidak kita
punya. Apa yang dianggap tidak berharga oleh
seseorang ternyata merupakan dambaan bagi
orang lain. Semua ini berdasarkan kepada cara
pandang seseorang. Membuat kita bertanya
apakah yang akan terjadi jika kita semua
bersyukur kepada Tuhan sebagai rasa terima
kasih kita atas semua yang telah disediakan
untuk kita daripada kita terus menerus
khawatir untuk meminta lebih.