Powered By Blogger

Rabu, 23 Februari 2011

Persikmania Susul Bonek, Boromania dan Aremania ke Jakarta

Kediri - Tekad menurunkan Nurdin Halid dan kroninya juga ditunjukkan oleh suporter fanatik Persik Kediri, Persikmania. Dalam waktu dekat mereka akan bertolak ke Jakarta, bergabung dengan Bonek, Aremania dan Boromania yang sebelumnya sudah berangkat.

Ketua Forum Komunikasi Suporter Persik (FKSP) Muhammad Hanif membenarkan rencana keberangkatan kelompoknya ke Jakarta. Meski jadwal pastinya belum ditentukan, dia menegaskan kegiatan tersebut akan diikuti oleh anggota Persikmania dalam jumlah besar.

"Kita masih mematangkan rencana itu, termasuk koordinasi bersama forum komunikasi suporter se Jawa Timur. Kami tidak ingin keberangkatan ke Jakarta hanya melalui perwakilan, kalau bisa semua se Jawa Timur kompak," tegas Hanif, saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Rabu (23/2/2011).

Hanif tidak takut aksi yang dilakukannya nanti terlambat, karena demonstrasi besar-besaran ke kantor PSSI rencananya akan dilakukan hari ini. Menurutnya, semangat melakukan revolusi terhadap PSSI tetap harus digelorakan setiap saat. "Selama Nurdin belum turun, tidak ada kata terlambat melakukan revolusi," tandasnya.

Ditanya mengenai jumlah suporter yang akan diberangkatkan ke Jakarta, Hanif mengaku belum bisa memastikannya. Meski demikian dia menegaskan aksi itu akan dilakukan dengan melibatkan massa dalam jumlah besar, karena revolusi PSSI dianggap menjadi harga mati yang harus bisa direalisasikan.

"Kami di Kediri memiliki pemikiran yang sama dengan teman-teman di Malang, Surabaya dan kota lain. Intinya kami sudah tidak percaya dengan PSSI sekarang, semua harus dirubah untuk kemajuan sepak bola," tutup Hanif.

Sebelumnya, ratusan suporter klub Persibo Bojonegoro, Arema Malang dan Persebaya Surabaya, bertolak ke Jakarta untuk menggelar aksi demonstrasi ke kantor PSSI. Aksi yang bertujuan menggulingkan kepemimpinan Nurdin Halid yang direncanakan dilaksanakan siang ini.

Tolak Nurdin, Suporter Persik Siap Boikot Pertandingan LSI

TEMPO Interaktif, Kediri  - Ketua Forum Komunikasi Suporter Persik (FKSP) M Hanif mengaku siap mendukung keputusan apapun yang diambil pengurus Persik untuk membawa perubahan di tubuh PSSI. Salah satunya dengan tidak mendukung Nurdin Halid sebagai calon Ketua Umum PSSI pada kongres di Bali mendatang. “Suporter berada di belakang pengurus Persik,” kata Hanif kepada Tempo, Selasa (22/2).Kepatuhan yang sama juga akan dilakukan jika manajemen Persik menghendaki pemboikotan terhadap pertandingan LSI. Selain sebagai bentuk perlawanan terhadap kepemimpinan Nurdin Halid, boikot itu juga untuk memprotes mafia wasit yang kerap merugikan Persik. Hanif juga mendukung sikap kepada Ketua Umum Persik Samsul Ashar dan pelatih Jaya Hartono untuk meninggalkan LSI.

Hanif menambahkan, sebagai bentuk perlawanan kepada Nurdin Halid, sebanyak 25 ribu anggota FKSP siap mengosongkan tribun penonton Stadion Brawijaya yang menjadi lokasi pertandingan LSI. Jika hal itu terjadi, pengurus PSSI akan menderita kerugian yang cukup besar baik secara finansial maupun legitimasi. “Klub mana yang akan mau tampil bagus tanpa penonton,” kata Hanif
.
Selama ini lokasi pertandingan LSI tersebut selalu dipenuhi para penonton dari Kediri yang sebagian besar berasal dari Persikmania - nama suporter Persik. Sebanyak 15.000 kapasitas tribun selalu penuh oleh suporter berseragam ungu setiap kali pertandingan berlangsung. Dari mereka pula panitia pertandingan bisa meraup puluhan juta rupiah setiap pertandingan.

Persik Tak Akan Alihkan Suara dari Toisutta

TEMPO Interaktif, Kediri – Manajemen Persik Kediri tak akan mengalihkan dukungan yang telah diberikan kepada Goerge Toisutta sebagai calon ketua umum PSSI. Sekretaris Umum Persik Barnadi mengatakan dukungan yang diberikan kepada Toisutta dalam Kongres PSSI mendatang tidak main-main. Sikap tersebut merupakan bentuk dukungan Persik untuk membawa perubahan di tubuh PSSI. “Kami tak akan mengalihkan suara kepada calon lain,” kata Barnadi, Senin (21/2).

Pencoretan Toisutta sebagai bakal calon ketua umum PSSI, menurut Barnadi, lebih bernuansa politis. Statuta yang mengganjal Goerge tentang pengalaman memimpin organisasi sepak bola dinilai mengada-ada. Sebab sejak awal semua klub pendukung Toisutta menganggap organisasi sepak bola Angkatan Darat yang dikelola Toisutta juga merupakan organisasi formal. “Organisasi itu ada di Surabaya, Jakarta, dan daerah lainnya,” kata Barnadi.

Untuk itu Persik yang rencananya akan memberangkatkan dua delegasi dalam Kongres PSSI yakni Barnadi dan Ketua Umum Samsul Ashar akan tetap memberikan suara kepada Toisutta. Mereka tidak akan pernah mengalihkan dukungan tersebut kepada Nurdin Halid maupun Nirwan Bakrie.

Bahkan Barnadi berharap kegagalan itu tidak dibiarkan begitu saja oleh kubu Toisutta. Dia meminta Jenderal Angkatan Darat itu mengajukan upaya banding hingga ke tingkat FIFA. “Kami akan mendukung banding itu,” kata Barnadi.

Persikmania Dukung Berdirinya PSSI Tandingan

TEMPO Interaktif, Jakarta -Deklarasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa Timur tandingan yang dilakukan di Surabaya pagi tadi mulai mendapat respon. Suporter kesebelasan Persik Kediri mendukung langkah itu dan menganggap kepengurusan PSSI yang lama tak bisa dipakai lagi. Ketua Forum Komunikasi Suporter Persik (FKSP) Muhammad Hanif mengatakan pembentukan PSSI Jawa Timur tandingan patut mendapat apresiasi sebagai semangat perubahan. Dia sendiri menilai gerakan revolusioner seperti itu patut dilakukan untuk membenahi organisasi sepak bola di Indonesia. “Itu langkah bagus yang kita dukung,” kata Hanif kepada Tempo, Rabu (23/2).

Kepengurusan PSSI yang sudah ada, menurut dia sudah terlalu bobrok untuk diperbaiki. Mafia wasit dan pengaturan skor yang terjadi di lapangan sudah tak bisa dibersihkan dari organisasi tersebut. Kondisi itulah yang pada akhirnya kerap menimbulkan pertikaian dan bentrok antar suporter di luar lapangan. “PSSI-lah yang menjadi biang kerok tawuran suporter,” kata Hanif.

Dia berharap PSSI tandingan yang digagas pecinta sepak bola Surabaya bisa benar-benar terwujud. Langkah akan bisa menjadi pembelajaran bagi PSSI agar tidak arogan dan menganggap mendapat legitimasi masyarakat Indonesia.

Sekretaris Umum Persik yang juga pengurus PSSI Kota Kediri Barnadi belum bersedia mengomentari PSSI tandingan itu. Dia hanya memastikan gerakan serupa tidak akan terjadi di Kediri meski semangat melakukan perubahan cukup besar. “Belum ada wacana ke sana,” kata Barnadi singkat.

Sebelumnya 45 inisiator mendeklarasikan berdirinya PSSI Jawa Timur tandingan, Rabu (23/2) pagi. Deklarasi yang dijaga oleh sejumlah anggota polisi dan TNI itu dilakukan di sebuah rumah toko yang juga bekas Sekretariat PSSI Jawa Timur di Jalan Kertajaya 155 Surabaya.

Juru bicara deklarator Tri Prakoso mengatakan pendeklarasian PSSI tandingan ini merupakan wujud ketidakpercayaan masyarakat kepada PSSI pusat yang dipimpin Nurdin Halid. Mereka juga tidak mengakui PSSI Jawa Timur yang dipimpin pelaksana tugas Vigit Waluyo. Aalasan pembentukan PSSI tandingan ini ialah kekecewaan masyarakat Jawa Timur yang melihat kegiatan organisasi sepak bola nasional itu lebih banyak ditunggangi oleh kepentingan non-bola.

Suporter Indonesia Segel Kantor PSSI

JAKARTA, KOMPAS.com — Kecewa karena tidak mendapatkan tanggapan dari pengurus PSSI, suporter Indonesia memutuskan menyegel Kantor PSSI, Rabu (23/2/2011).
Para suporter yang mendatangi Kantor PSSI itu awalnya menggelar unjuk rasa menuntut mundurnya Nurdin Halid dari jabatan Ketua Umum PSSI. Namun, karena tak kunjung mendapat perhatian dari pengurus PSSI, mereka menyegel kantor di kompleks Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, tersebut.
Proses penyegelan ini dipimpin oleh Ketua Harian Boromania Prianto Jasmi dan Koordinator Singamania dari Jabotabek, Novita. Pintu kantor PSSI itu disegel menggunakan rantai dan gembok besar berwarna kuning.
Kedua perwakilan suporter itu kemudian menaruh sebuah spanduk berukuran kecil yang ditulisi "Gedung Rezim Mafia Bola-JUDI-Koruppssi Disegel oleh Masyarakat Sepakbola Indonesia".
"Suporter sepak bola Indonesia yang menguasai PSSI sekarang," kata Novita.
"Tiga hari kami di sini, tetapi tidak ada pengurus PSSI yang datang. Jadi, kami segel. Daripada gedung ini kosong, kami yang menguasai," tutur Prianto.
Aksi tersebut dijaga sedikitnya 700 personel keamanan dari Kepolisian Daerah Metro Jaya. Kepala Kepolisian Sektor Menteng Ajun Komisaris Besar DJ Purnomo mengatakan, selain menjaga Kantor PSSI, aparat kepolisian juga disebar di sekitar wilayah Gelora Bung Karno. Purnomo memandang aksi unjuk rasa yang digelar suporter merupakan sesuatu yang wajar. "Itu hak mereka untuk menyampaikan pendapat. Kegiatan ini diharapkan bisa aman," tutur Purnomo.
Lebih lanjut Purnomo mengatakan belum berpikir untuk menambah pasukan. "Sejauh ini masih aman sehingga belum ada penambahan personel. Itu tergantung pada pergerakan massa," ucapnya.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, para suporter terus meneriakkan revolusi PSSI dan Nurdin Halid turun dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI. Sejauh ini belum ada perwakilan PSSI datang menemui para suporter.

Statuta Dipelintir, PSSI Bakal Dilaporkan ke FIFA

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Masyarakat Pengawas Sepak Bola Indonesia (MPSI), Max Sopacua, mengungkapkan, pihaknya akan membentuk tim untuk melaporkan kepada FIFA bagaimana PSSI telah memutarbalikkan statuta organisasi sepak bola tertinggi di dunia itu.
"Kami akan membentuk tim untuk berangkat ke markas FIFA sebelum kongres (PSSI). Kita akan menjelaskan bagaimana statuta FIFA diputarbalikkan oleh PSSI," beber Max dalam jumpa pers di restoran Pulau Dua, Rabu (23/2/2011).
Yang dimaksud Max, Statuta FIFA yang telah diputarbalikkan adalah pasal 32 ayat 4 yang di dalamnya dijelaskan bahwa seseorang yang sebelumnya telah dinyatakan bersalah atas suatu tindakan kriminal tidak bisa dipilih menjadi pengurus.
"Namun PSSI telah menerjemahkan lain," tegas Max.
Dikatakan Max, selain berencana datang ke markas FIFA, MPSI juga akan membuat terjemahan dari pihak independen atas statuta FIFA dan juga Standar Statuta FIFA ke dalam bahasa Indonesia.
"Statuta PSSI juga akan kami buat ke dalam bahasa Inggris untuk bisa dibandingkan," bebernya.
Terkait adanya gagasan membentuk PSSI tandingan dan gelombang unjuk rasa yang menuntut revolusi PSSI, Max berpendapat, "Itu merupakan sebuah bukti bahwa sepak bola Indonesia tidak lagi berada dalam jalur yang sebenarnya. Kami juga merasa tidak tepat jika Nurdin Halid kembali memimpin PSSI," tegas Max.

Rudy Kembali Tegaskan 'Asal Bukan Nurdin'

Solo, CyberNews. Pengcab PSSI Surakarta yang saat ini dibekukan PSSI kembali meminta kepada Nurdin Halid (NH) untuk mundur dari pencalonan menjadi ketua umum induk organisasi sepak bola tanah air periode 2011-2015.
"Silakan siapa saja untuk mencalonkan untuk menjadi ketua umum. Itu kan hak warga negara Indonesia. Tapi asalkan bukan NH yang jadi calon ketua umumnya," tegas Ketua Umum Pengcab PSSI Surakarta FX Hadi "Rudy" Rudyatmo saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (23/2).
Sejumlah dosa besar yang telah dilakukan, kata Rudy, sudah cukup menjadikan dasar agar para peserta kongres empat tahunan PSSI di Bali, 26 Maret mendatang untuk tidak memilih Nurdin menjadi ketua umum untuk ketiga kalinya.
"Dosa besarnya ya menghilangkan roh PSSI karena tidak memperhatikan suara pengcab saat kongres mendatang," ungkap Rudy seraya menambahkan bahwa penolakan terhadap Nurdin yang maju menjadi ketua umum juga disuarakan pengcab-pengcab PSSI yang ada di wilayah Jateng.
Seandainya Nurdin kembali terpilih menjadi ketua umum, Rudy menyarankan kepada pengcab-pengcab untuk mendirikan asosiasi sepak bola di luar PSSI. "Pak Sumaryoto (anggota DPR RI-Red) juga sudah menghubungi saya dan menawarkan apakah Solo bisa menjadi tuan rumah deklarasi pembentukan asosiasi tersebut. Saya jawab bahwa kota ini siap untuk menjadi tuan rumah," paparnya.
Terkait asosiasi sepak bola yang terbentuk itu, lanjutnya, akan menggunakan dasar yang sesuai asas dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Tidak seperti PSSI yang menggunakan statuta FIFA sebagai pedomannya. "Ini yang menjadi senjata bagi PSSI bahwa mereka berlindung dari statuta FIFA yang menerangkan bahwa negara dilarang intervensi terhadap induk organisasi sepak bola di negaranya," tutur pria yang juga Wakil Wali Kota Surakarta ini.
Rudy pun berpendapat bahwa negara harus segera menggunakan kekuasaannya untuk mengintervensi PSSI agar Nurdin tidak terpilih lagi sebagai ketua um

Ketua KONI Dukung Pembentukan PSSI Tandingan di Bojonegoro

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bojonegoro, Mohammad Taufik, mendukung jika Pengcab PSSI setempat jadi tuan rumah pembentukan PSSI Tandingan. Tetapi dengan catatan, harus ada dukungan semua pihak sekaligus untuk cita-cita dan kemajuan dunia sepak bola.

“Ya, jika tujuannya baik, kita dukung itu,” tegasnya pada Tempo di sela-sela acara workshop KONI Bojonegoro di sebuah hotel di Bojonegoro, Rabu (23/2) siang.

Menurut Taufik, bahwa sejauh ini pihak Pengcab PSSI Bojonegoro belum memberikan laporan ke KONI. Tapi ia mengakui sikap itu merupakan bagian dari rasa kecewa karena soal kepengurusan di PSSI Pusat. Dengan didasari niat dan tujuan yang baik, tentu upaya itu harus didukung.

Yang jelas, kata dia, harus ada pembicaraan lebih dahulu soal pembentukan ini antara KONI dengan Pengcab PSSI yang diketuai Letnan Kolonel Taufik Risnendar. Apalagi masalah pembentukan PSSI tandingan itu merupakan pekerjaan besar yang melibatkan orang-orang banyak. “Kita harus bicara dahulu itu,” kata mantan Ketua DPRD Bojonegoro ini.

Seperti diketahui, Pencab PSSI Bojonegoro mendukung penuh para aktivis olah raga untuk membentuk PSSI Tandingan. Alasannya, ada segelintir orang yang punya ambisi terselubung dan berdampak merusak kemajuan sepak bola di Tanah Air.

Menurut Ketua Pengcab PSSI Bojonegoro, Letnan Kolonel Taufik Risnendar, soal ide dan gagasan pembentukan PSSI Tandingan ini sudah pernah disampaikan ke sejumlah Pengcab di Jawa Timur. Dan konsep itu juga disetujui oleh para pengurus cabang. “Kita akan gagas itu pembentukan PSSI Tandingan,” tegasnya pada Tempo lewat telepon, Minggu (20/2) siang.

Konsep pembentukan PSSI Tandingan ini, lanjut Taufik, kian mengerucut ketika Jenderal George Toisutta dan Arifin Panigoro tidak lolos verifikasi sebagai calon Ketua Umum PSSI Pusat. Tak lolosnya kedua calon itu, diduga ada permainan orang-orang dalam di PSSI. Intinya, jika kedua orang itu tidak lolos, maka akan memuluskan Nurdin Halid dan Nirwan D. Bakrie sebagai calon Ketua Umum di Kongres PSSI di Bali, bulan depan.

KONI Jatim Akan Jadikan PSSI Tandingan Sebagai Mitra

Surabaya - Munculnya PSSI Tandingan di Surabaya dianggap KONI Jatim sebagai puncak kekecewaan masyarakat yang berbuah sebuah tindakan berani. Bahkan KONI Jatim berencana akan menjadikan PSSI Tandingan sebagai mitra, karena PSSI Jatim saat ini dianggap tidak mampu menjalankan tugasnya.

"Saya melihat ini memag puncak dr kekecewaan bertahun 5 bahkan lebih. Saya bisa memahami masyarakat mengambil tindakan seperti ini," kata Ketua Harian KONI Jatim, Dhimam Abror kepada wartawan di Kantor KONI Jatim, Rabu (23/2/2011).

Dhimam juga menyebut deklarasi PSSI Tandingan yang dilakukan para pecinta sepakbola Jawa Timur sebagai fenomena yang bisa terjadi di banyak tempat. "Ini seperti sebagai bola salju bahkan bisa seperti gerakan revolusi d timur tengah," imbuhnya.

KONI Jatim juga akan segera melakukan komunikasi dengan PSSI tandingan dan akan menjadikannya sebagai mitra. Hal ini disebabkan  posisinya PSSI Jatim saat ini dianggapnya vakum. "Kita tidak bisa berhubungan dengan PSSI yang karena masa Plt-nya sudah berakhir," imbuhnya.

Alasan Dhimam menjadikan PSSI Tandingan sebagai mitra, karena urusannya nanti dengan pengeluaran anggaran KONI yang berasal dari APBD. "Kita akan jadikan mitra, kita ajak dialog, karena kita harus segera membentuk puslatda PON. Kita akan jadikan tandingan lebih objektif," ujarnya.

Tidak hanya Dhimam juga menganggap keberadaan PSSI Jatim di bawah kepemimpinan Plt Vigit Waluyo dianggap sudah selesai. Karena aspek legalnya berakhir bulan Februari. "Terus terang kita tidak bisa megakui asas legalitas. Surat Vigit Waluyo sudah berakhir bulan ini, kita berpegang SK dari PSSI Pusat bahwa tugas dari Plt menyiapkan Musprovlub untuk ketua definitif, tapi sekarang belum ada bahkan diundur," jelasnya.

Menurutnya, tugas utama dari Vigit hanyalah menyiapkan pemeilihan ketua difinitif melalui Musyawarah Provinsi Luar Biasa (Musprovlub). "Jadi kalau PSSI Pusat mau memperpanjang tidak ada gunanya, tidak perlu diperpanjang tugas Plt sekarang ini," tandasnya.

PSSI Tandingan Jatim Bukan Sekedar Gertakan

suarasurabaya.net| PSSI tandingan Jawa Timur bukan sekedar gertakan untuk PSSI NURDIN HALID.

Sebagai bentuk keseriusan niat PSSI tandingan, LA NYALLA MATTALITTI Wakil Ketua Umum I KONI Jatim mengirimkan surat pembentukan PSSI tandingan ke Jakarta. Pihaknya juga meminta untuk menutup PSSI daerah dan mendirikan PSSI tandingan.

SAIFUL ARIFIN Anggota Deklarator PSSI tandingan Jatim menegaskan pembentukan PSSI tandingan didasarkan atas ketidakpuasan masyarakat pecinta bol se-Jawa Timur terhadap kepemimpinan NURDIN HALID Ketua Umum PSSI.

Tidak lolosnya ARIFIN PANIGORO dan GEORGE TOISUTTA bakal calon Ketua PSSI dipandang sebagai konspirasi kerajaan NURDIN HALID untuk terus memimpin PSSI dan menutupi borok-borok PSSI.

"PSSI yang selama ini ada pengaturan skor dan perjudian cukong-cukong dalam PSSI. Selain itu juga tidak ada prestasi," kata ARIFIN pada suarasurabaya.net.

Masyarakat semakin tidak percaya dengan NURDIN setelah Musprovlub yang sejatinya digelar 23 Februari 2011 ini diundur. Ini mengindikasikan keinginan NURDIN untuk kembali maju menjadi pimpinan PSSI.

Pembentukan PSSI tandingan ini untuk membebaskan PSSI dari jeratan PSSI NURDIN dan memulai lagi kepengurusan baru.

PSSI Akan Dilaporkan ke FIFA

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Indonesia Football Watch (IFW) akan segera melaporkan PSSI ke FIFA. Hal itu terkait dengan kebobrokan yang terjadi pada tubuh PSSI akibat ulah dari ketua umum PSSI, Nurdin Halid, dan kroni-kroninya.
"Sebelum Kongres PSSI digelar, kami akan mengirim utusan ke FIFA untuk memberikan gambaran yang sesungguhnya mengenai kondisi persepakbolaan di tanah air saat ini,'' kata Ketua IFW, Sumaryoto, pada acara pendeklarasian IFW di Jakarta, Rabu (23/12). ''Kami akan menjelaskan bagaimana ketua umum PSSI yang sekarang ini menyalahgunakan kedudukannya untuk kepentingan kelompok tertentu."

Sumaryoto menjelaskan PSSI saat ini telah dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis. Saat dirinya masih menjabat sebagai ketua bidang pembinaan PSSI, tujuan pembentukan liga Indonesia untuk menjadi penghidupan utama bagi klub-klub. Namun, PSSI malah membentuk Badan Liga Indonesia (BLI) yang menjadi milik PSSI.

"Pada akhirnya, pihak yang menikmati keuntungan dari liga Indonesia malah PSSI dan para pemegang saham, bukan klub-klub. Seharusnya yang menjadi industri sepakbola itu klub-klub, bukan PSSI," kata Sumaryoto.

Selain itu, tambah Sumaryoto, PSSI juga telah dibawa ke ranah politik. Hal tersebut tercermin seusai timnas Indonesia memastikan diri melaju ke final Piala AFF 2010. Firman Utina dan kawan-kawan saat itu dibawa ke rumah Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie. "Saat itu keberhasilan timnas di Piala AFF 2010 diakui sebagai keberhasilan sebuah partai politik," ujar Sumaryoto.

gunakan 35 detik saja untuk membaca ini, mungkin dapat merubah dirimu...

Ada seorng cewek memberikan tantangan kepada cwonya untuk hidup tanpa drinya, untuk tidak ada komunikasi sama sekali antara mereka selama sehari..Dia berkata pada cwonya, kalo kmu bisa melewati itu, aku akan mencintai kmu selama nya.. Si cwonya pun setuju,, dia tidak sms/telpon cwenya seharian..

Tanpa dia ketahui bahwa cwenya hanya memiliki 24 jam untuk hidup, karena dia terkena kanker..

K'esookan harinya cwonya prg krmh cwenya. Air matanya pun tiba2 menetes melihat cwenya sudah terbaring dengan surat di tangannya yang tertulis "Kamu Berhasil Sayang, bisakah kamu lakukan itu stiap hari??I LOVE YOU.."

Don't Ever lost contact with someone you care, you'll never know what's gonna happen the next day, or the day after that..

Even a single "hi" or a "good morning" Before you know that someone is no longer there....

TURUNKAN NURDIN SEKARANG JUGA

Surabaya - Setelah suporter dari Bojonegoro dan Malang, ratusan suporter Surabaya juga berangkat ke Jakarta. Tujuannya satu, untuk bersama-sama dengan suporter lain menuntut diturunkannya Nurdin Halid dan kroninya dari kepengurusan PSSI. Para suporter tersebut berangkat, Rabu (23/2/2011) dini hari dari Taman Apsari.

"Ada 11 bus yang membawa suporter ke Jakarta, berarti ada sekitar 580 suporter lebih," kata Komisaris Utama Persebaya 1927, Saleh Ismail Mukadar, saat dihubungi detiksurabaya.com, Rabu (23/2/2011).

Di sana, kata Saleh, para suporter Persebaya akan bergabung dengan suporter Persebaya yang bermukim di Jakarta. Dan untuk menambah amunisi, nanti malam dengan jumlah yang sama akan diberangkatkan lagi para suporter Persebaya. Saleh mengatakan bahwa daerah lain di Jawa Timur secara serempak sudah memberangkatkan suporter bolanya.

"Bojonegoro malah sudah lebih dulu memberangkatkan suporternya," tambah Saleh.

Saleh menegaskan bahwa tujuan para suporter hanya satu, yakni ingin menggulingkan Nurdin Halid dan kroninya dari kepengurusan PSSI. Nurdin dinilai telah mencederai sportivitas olahraga dengan berbagai trik dan cara untuk terus menjadi seorang ketua PSSI.

Bonek Gabung Suporter Lain Demo PSSI

Surabaya - Setelah suporter dari Bojonegoro dan Malang, ratusan suporter Surabaya juga berangkat ke Jakarta. Tujuannya satu, untuk bersama-sama dengan suporter lain menuntut diturunkannya Nurdin Halid dan kroninya dari kepengurusan PSSI. Para suporter tersebut berangkat, Rabu (23/2/2011) dini hari dari Taman Apsari.

"Ada 11 bus yang membawa suporter ke Jakarta, berarti ada sekitar 580 suporter lebih," kata Komisaris Utama Persebaya 1927, Saleh Ismail Mukadar, saat dihubungi detiksurabaya.com, Rabu (23/2/2011).

Di sana, kata Saleh, para suporter Persebaya akan bergabung dengan suporter Persebaya yang bermukim di Jakarta. Dan untuk menambah amunisi, nanti malam dengan jumlah yang sama akan diberangkatkan lagi para suporter Persebaya. Saleh mengatakan bahwa daerah lain di Jawa Timur secara serempak sudah memberangkatkan suporter bolanya.

"Bojonegoro malah sudah lebih dulu memberangkatkan suporternya," tambah Saleh.

Saleh menegaskan bahwa tujuan para suporter hanya satu, yakni ingin menggulingkan Nurdin Halid dan kroninya dari kepengurusan PSSI. Nurdin dinilai telah mencederai sportivitas olahraga dengan berbagai trik dan cara untuk terus menjadi seorang ketua PSSI.

Bonek Minta Maaf

Surabaya (beritajatim.com) - Sikap berjiwa besar ditunjukkan pendukung Persebaya, yakni Bonek. Koordinator Bonek secara terbuka menyatakan permintaan maaf terhadap siapapun yang telah dirugikan oleh ulah superter yang akrab dengan logo bajul ijo itu.

Ungkapan permintaan maaf Bonek itu dilontarkan saat acara pertemuan suporter se-Jatim di Mapolda Jalan Ahmad Yani Surabaya, Selasa (22/2/2011). Di hadapan perwakilan suporter klub Arema, Persema, Persekam Metro FC, Persebaya DU, Persebaya 1927, Deltras, Persik, Persela, Gresik United, PSBI Blitar, Persipro, Persibo, PS Mojokerto Putra; Nur Hasyim yang menjadi koordinator Bonek, memohon maaf.

"Atas nama Bonek Surabaya, saya mohon maaf kepada seluruh masyarakat Jatim atas kelakuan teman-teman saya. Sekali lagi, saya mohon maaf," kata Nur Hasyim.

Sekadar diketahui, saat pertandingan Tangerang Wolves melawan Persebaya 1927 di Tangerang, ribuan Bonek datang melawat. Perjalanan ini ternyata tidak lancar. Bonek terlibat insiden dengan LA Mania di Lamongan. Akibat insiden tersebut, puluhan genteng rumah warga rusak karena dilempari Bonek.

Yang lebih parah, satu LA Mania tewas dan satu lagi sempat kritis akibat dihajar Bonek. Sebelumnya, puluhan Bonek diturunkan paksa dari kereta api dan dipukul ramai-ramai oleh polisi dan LA Mania. Selajutnya, gerbong kereta api yang diduga membawa Bonek dilempari warga Lamongan. Kerusuhan tersebut menyebabkan PT Kereta Api Indonesia mengalami kerugian puluhan juta rupiah.

Tidak hanya meminta maaf, Nur Hasyim dalam pertemuan tersebut juga melontarkan kritik kepada media massa. Menurutnya, media massa kerap kali justru memperuncing gesekan antarsuporter. "Media harus berimbang, jangan memprovokasi. Jelek katakan jelek, baik katakan baik," tandasnya.

Bonek, Aremania, dan Lain-lain Kumpul di Mapolda

Surabaya (beritajatim.com) - Gesekan antarsuporter di Jawa Timur menjadi perhatian tersendiri bagi Gubernur Jawa Timur dan Kapolda Jatim. Pagi ini, seluruh elemen suporter dikumpulkan di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya. Intinya, suporter diminta rukun.

Pantauan beritajatim.com di lokasi, Selasa (22/2/2011) pagi ini, acara belum dimulai. Meski begitu, puluhan perwakilan suporter telah datang. Mereka berartribut Bonek Surabaya, Aremania Malang, dan Persik Kediri.

Tidak seperti yang terjadi di media twitter atau facebook, di mana antarsuporter kerap saling menghujat, kali ini mereka terlihat rukun. Beberapa kali suporter beratribut Bonek dan Aremania saling melempar senyum dan menyapa.

"Nantinya juga akan ada perwakilan dari Boromania Bojonegoro, LA Mania Lamongan, Utras Gresik, Ngalamania, Metro FC Malang, Lasmojo, Las Minggo, PSBI Blitar, dan suporter daerah lain," ujar abag Bin Opsnal Dit Binmas Polda AKBP Thoha Markatam.

Dipaparkannya, acara bakal diisi oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Badrodin Haiti, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Gatot Nurmantyo dan Gubernur Soekarwo. Tema acara adalah 'Dengan semangat persaudaraan, kita bangun suporter sepak bola yang sportif dan bermartabat', para suporter diminta komitmennya untuk menjaga Jatim tetap aman dan kondusif'.

Kesibukan Para Malaikat di Surga

Seseorang bercerita, aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku serta menunjukkan keadaan di surga.

Memasuki suatu ruang kerja yang penuh dengan para malaikat. Malaikat yang mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata,"

Ini adalah Seksi Penerimaan.
Disini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah, diterima".

Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.

Kemudian,....
aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang. lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua.

Malaikat-ku berkata,
"Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman.
Disini, kemuliaan dan rahmat yang diminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya".

Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Ada banyak malaikat
yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil.

Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk disana, hampir tidak melakukan apapun.
"Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikatku pelan. Dia tampak malu.

"Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?", tanyaku.

Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. "Setelah manusia menerima rahmat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih".


"Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas Rahmat Tuhan?", tanyaku.

"Sederhana sekali", jawab Malaikat.

"Cukup berkata,
'ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN, Terima kasih, Tuhan' ".

"Lalu, rahmat apa saja yang perlu kita syukuri?”, tanyaku.

Malaikat-ku menjawab,

"Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, Pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, Maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini.

"Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.

"Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputermu,engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu.

Juga.... Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan ... engkau lebih dirahmati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini.

"[i]Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat [/i]....Maka,engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia".

"Jika,........ engkau dapat menghadiri Masjid atau pertemuan religius tanpa ada ketakutan akan penyerangan, penangkapan, penyiksaan,atau kematian ... M a k a,....engkau lebih dirahmati daripada 3 milyar orang didunia.

"Jika,....orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan ... Maka,.....engkau termasuk orang yang sangat jarang.

"Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka,.....
engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan emua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan.

"Jika,...engkau dapat membaca pesan ini, maka engkau menerima rahmat ganda yaitu bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu, berpikir bahwa engkau orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa, engkau lebih dirahmati daripada lebih dari 2 juta orang di dunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali".

Nikmatilah hari-harimu, hitunglah rahmat yang telah Allah anugerahkan kepadamu.

Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini ke semua
teman-temanmu untuk mengingatkan mereka betapa
dirahmatiNya kita semua.

"Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan bahwa, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu' ".

BONEK PERSEBAYA DI BALI

BERITAJATIM.COM- Tren positif yang ditunjukkan dalam lawatan Bonek ke Bali untuk menyaksikan Persebaya 1927 melawan Gelora De Vata, Minggu (20/2/2011), harus dipertahankan. Namun ada juga beberapa persoalan yang harus ditangani.

Dalam lawatan ke Bali itu, selain menumpang kereta api seperti biasanya, Bonek dari berbagai komunitas juga menyewa 47 unit bus dan mengendarai puluhan mobil pribadi. Selama dalam perjalanan, tidak ada laporan kerusuhan sebagaimana yang diwaspadai. Bahkan, di jalur kereta api, Bonek mendapat sambutan dari kelompok suporter setempat dari Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, dan Banyuwangi.

Di Bali, tidak terjadi gesekan antara Bonek dengan warga atau suporter setempat. Warga malah menjadikan Bonek sebagai objek foto bersama. "Ada bapak-bapak naik mobil membeli kaos dari anak-anak Rp 50 ribu. Padahal kaosnya sudah lusuh," kata Badi, Bonek asal Pasuruan.

Di Bali, rombongan Bonek juga bertemu dengan orang yang berpakaian Aremania, yang selama ini diidentifikasi sebagai musuh bebuyutan. "Ada yang nongkrong di Pantai Sanur," kata Hanafi, Bonek asal Jakarta. Namun, tidak terjadi bentrokan atau pengeroyokan, kendati ribuan Bonek menghijaukan Pulau Dewata hari itu.

Di dalam stadion, pertandingan berjalan panas. Ada oknum penonton, yang diidentifikasi tidak mengenakan atribut suporter tuan rumah, melemparkan benda keras ke arah bangku cadangan dan pemain Persebaya. Namun, Bonek dan suporter Bali menjawab provokasi itu dengan nyanyian bersama dan Mexican Wave. Di ujung laga, Persebaya kalah 1-2, namun dua kelompok suporter saling bertukar atribut.

Nanang Ariadi, salah satu anggota Tim Sebelas Aliansi Suporter Indonesia, menyambut baik fenomena di Bali itu. "Tren positif ini harus terus dijaga. Bahkan meski Persebaya kalah, situasi dan kondisi tetap kondusif," katanya, Senin (21/2/2011).

Nanang mengatakan, apa yang terjadi di Bali mengingatkannya pada era-era awal kelahiran Bonek tahun 1980-an. "Bonek tarlahir kembali, baik dari sisi semangat maupun sikap," tambah Hanafi.

Dalam artikel berjudul 'Bonek bin Chelsea' di Majalah World Soccer April 2010, Dahlan Iskan, mantan bos Jawa Pos, menulis fanatisme terhadap Persebaya dibangun dengan meniru kesebelasan Chelsea. Saat itu, prestasi Persebaya tengah terpuruk, berbanding terbalik dengan saudaranya Niac Mitra.

Menurut Dahlan, waktu itu menyaksikan pertandingan Chelsea melawan West Ham United, ia melihat di mana-mana spanduk dan poster bertuliskan 'Save The Bridge!'. Rupanya, para suporter Chelsea sedang berupaya menyelamatkan Stadion Stamford Bridge.

'Yang juga mengesankan saya adalah: para penonton umumnya mengenakan topi, selendang, dan kaus biru. Di semua atribut itu ada tulisannya: The Blues.

Dahlan dan Jawa Pos meniru atribut Chelsea. Ratusan ribu topi, selendang (syal), dan kaus dengan slogan "Kami Haus Gol Kamu" dan 'Low Profile High Product' terjual. "Kami tidak menarik keuntungan, karena memang tujuannya hanya ingin menggerakkan Persebaya," tulisnya.

Dahlan pula yang kemudian mengoordinasi puluhan ribu suporter Persebaya ke Senayan pada setiap final perserikatan di era akhir 1980-an dan awal 1990-an.

Majalah Tempo saat itu menulis: 'Koordinasi yang bagus itu membawa gelombang baru di Senayan. Selain ada selendang dan topi, ada spanduk raksasa sepanjang 50 meter. Juga genderang dan terompet. Bahkan, mercun dan kembang api segala. Jarak Surabaya-Jakarta yang memakan waktu sekitar 13 jam bukan penghalang.' Era away supporters dalam arti masif dan sesungguhnya dimulai di masa ini.

Kuncinya adalah koordinasi. Hanafi mengatakan, saat tret-tet-tet ke Bali, koordinasi dengan panitia pelaksana di Bali dan aparat kepolisian berbagai daerah berjalan bagus. "Para Bonek terlihat tertib bila ada yang mengoordinir dengan baik," kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Situbondo, Komisaris Erick Hermawan.

Namun, tentu saja masih ada yang harus diperbaiki. Selain ribuan yang terkoordinasi, masih ada ratusan Bonek yang tak terkoordinasi. Mereka biasa disebut 'Bonek liar'. Mereka tak hanya dari Surabaya, dan biasanya berada di setiap stasiun tempat kereta api berhenti. Pemandangan ini jamak ditemui, setiap kali Persebaya bertanding tandang.

Tempo hari aparat keamanan sempat melarang ratusan Bonek liar masuk ke Bali, karena hanya membawa uang Rp 10 ribu dan tak membawa kartu identitas. Mereka inilah yang rawan melakukan kerusuhan.

Informasi yang diterima Saleh Ismail Mukadar, Ketua Umum Persebaya, ada Bonek yang terjatuh dari truk. "Ini yang memang berangsur-angsur harus kita perbaiki. Tidak bisa sekaligus. Tapi saya memberi apresiasi kepada anak-anak saya yang sudah bisa berlaku tertib," katanya.

Hanafi sendiri berharap, jika ada bus gratis, maka Bonek liar bisa tertampung. Dengan begitu, sedikit modal yang mereka bawa bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan makan.

"Saya dengar rencananya kalau tret-tet-tet ke Bali sukses, Bu Risma (Wali Kota Surabaya) akan menyediakan truk polisi untuk ikut menampung suporter," kata Hanafi.

Kereta api memang akan jadi pilihan utama para Bonek dari luar Surabaya. Namun yang terpenting, menurut Hanafi, mereka bisa menjaga nama baik Persebaya dan Bonek. "Mereka kini tahu, walikota akan memberikan bantuan asal bisa tertib," kata pria berkacamata ini. Mereka juga diharapkan mau membawa uang saku secukupnya untuk bisa membeli makanan selama dalam perjalanan.

Sejauh ini, juga tidak ada informasi dari aparat kepolisian, Bonek liar berulah negatif dalam perjalanan ke Bali. Bahkan, di beberapa stasiun, mereka disambut langsung oleh kelompok suporter setempat. Bonek di Jember juga menyediakan bantuan nasi bungkus untuk kawan-kawan mereka itu sebagai tanda solidaritas.
-------------------------------------------------------------------------------
BERITAJATIM.COM- Setelah rombongan yang berangkat dengan kereta api, ribuan Bonek dengan menggunakan sedikitnya 47 bus dan puluhan kendaraan pribadi bergerak menuju Bali.

Rombongan bus dan mobil pribadi yang berangkat bersama-sama dari Surabaya bergerak mulai pukul 21.00, Sabtu malam (19/2/2011). Saat ini, rombongan besar tersebut sudah tiba di Bali untuk menyaksikan Persebaya 1927 melawan Bali De Vata, Minggu sore (20/2/2011), dalam laga lanjutan Liga Primer Indonesia.

"Situasi pengamanan Bonek relatif aman. Kami sendiri menyiapkan dua pleton dalmas (petugas pengendalian massa), bersama anggota kepolisian lalu lintas dan aparat polsek. Pengamanan kami lakukan di persimpangan jalur pantura," kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Situbondo, Komisaris Erick Hermawan, Minggu (20/2/2011).

Menurut Erick, koordinasi dengan tim pengawalan Inspektur Dua Made Prasma cukup bagus. "Kami berharap situasi kondusif ini juga tetap terjaga, saat mereka kembali," katanya.

Rombongan besar Bonek ke Bali ini mendapat perhatian dari aparat kepolisian. Selama bertahun-tahun, Bonek tak lagi menyambangi Pulau Dewata untuk menyaksikan kesebelasannya bertanding, menyusul tiadanya lagi kesebelasan asal Bali yang berlaga di kompetisi level atas negeri ini. Terakhir, lawan Persebaya di Liga Indonesia adalah Gelora Dewata tahun 1990-an, yang saat ini pindah ke Sidoarjo dan berubah nama menjadi Deltras.

Hanafi, salah satu Bonek dari Jakarta, mengatakan rombongan besar Bonek ini tak lagi mengatasnamakan komunitas-komunitas suporter. "Semuanya jadi satu," katanya, bangga.

Besarnya jumlah rombongan bus ini tentu saja tidak semasif rekor tret-tet-tet ke Senayan pada tahun 1988, yang mengawali tradisi away supporters di negeri ini. Saat itu, untuk menyaksikan final Perserikatan Divisi Utama antara Persebaya melawan Persija, para suporter Bajul Ijo naik mobil pribadi, ratusan bus, kereta api, dan pesawat.

Namun, tret-tet-tet ini tetap bersejarah, karena justru terjadi saat Persebaya bukan baru saja juara, namun tengah dirundung masalah, setelah berkonflik dengan rezim PSSI yang dipimpin Nurdin Halid. Sebagaimana diberitakan, Persebaya memilih cabut dari kompetisi Divisi Utama dan pindah ke LPI, setelah 'dipaksa' degradasi oleh PSSI.
---------------------------------------------------------------------------------

BERITAJATIM.COM- Aparat kepolisian menyatakan, tidak ada insiden dalam arus balik rombongan suporter Bonek dari Bali ke Surabaya, seusai pertandingan Persebaya 1927 melawan Bali De Vata, Minggu kemarin.

"Alhamdulillah, pengamanan berjalan dengan baik. Tidak ada insiden yang menyertai keberangkatan dan kedatangan para Bonek," kata Wakil Kepolisian Resor Situbondo, Komisaris Erick Hermawan, Senin (21/2/2011).

Menurut Erick, koordinasi pengamanan dengan kepolisian setempat berjalan dengan baik. "Para Bonek terlihat tertib bila ada yang mengoordinir dengan baik," pujinya.

Rombongan Bonek yang terkoordinasi berangkat ke Bali dengan puluhan bus dan kendaraan pribadi. Rombongan diberangkatkan langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Risma Harini.

Sementara itu, rombongan Bonek yang menggunakan kereta api juga telah bertolak dari Banyuwangi. Sekitar pukul 09.35, kereta api Sri Tanjung yang membawa empat gerbong berisi Bonek melewati stasiun Jember.

Stasiun Kota Jember sudah dijaga aparat kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja. Para Bonek ini disambut oleh Jember Brani! (Berni), kelompok suporter Persid. Para Bonek ini mendapat suplai air mineral gelasan. Sebagaimana saat keberangkatan, tidak ada insiden di stasiun.

Download Lagu Turunkan Nurdin by Sayyidin

http://www.ziddu.com/download/13899250/Sayyidin-NurdinAliHentikanNurdinHalid.mp3.html

Polisi: Bonek Ternyata Ramah dan Simpatik

Lumajang (beritajatim.com) - Rombongan Bonek pendukung Persebaya usai melawat ke Pulai Bali untuk kembali ke Surabaya menumpang kereta api (KA) Sri Tanjung melewati Lumajang lancar dan aman. Bonek menumpang 3 gerbong KA Sri Tanjung mendapat pengawalan dari aparat kepolisian Polres Lumajang di setiap stasiun.

Informasi yang berhasil dihimpun, Bonek menumpang di 3 gerbong masuk ke Stasiun Jatiroto jam 10.30 WIB. Mereka terus dikawal 32 personil Polres Lumajang saat melewati stasiun Randuagung, Klakah dan Ranuyoso.

Selama melewati Lumajang, para Bonek yang dikenal pembuat onar, ternyata sangat ramah terhadap warga dan polisi. Mereka jauh dari kesan perusuh.

"Bonek ternyata sangat ramah dan simpatik. Sehingga kekhawatiran akan terjadi penjarahan, sama sekali tidak terbukti," kata Kapolsek Klakah, AKP Octa Panjaitan saat dihubungi, Senin (21/02/2011).

Dia menambahkan, ada 20 anggotanya yang dilibatkan dalam pengamana dan pengawal Bonek di stasiun Klakah dibantu 10 personil dari Koramil setempat. "Bonek yang naik kereta lewat Lumajang, aman dan lancar," tegasnya.

Hal senada disampaikan Kapolsek Randuagung, AKP Sidik. Menurutnya, pengamanan untuk Bonek di stasiun Randuagung juga berjalan aman dan lancar. Bahkan gesekan Bonek dengan warga yang dikhawatirkan, tidak terjadi sama sekali.

"Bonek sekarang dengan dulu beda, Bonek sekarang lebih dewasa dan simpatik," ungkapnya.