Powered By Blogger

Sabtu, 05 Februari 2011

PENDIRI AREMA INGIN DAMAI SAMA BONEK DAN PERSIK

Malang (beritajatim.com) – Salah satu pendiri Arema benar-benar rindu akan perdamaian suporter di Jatim yang selama ini sering terlibat konflik. Khususnya, suporter dari tiga kota yakni Malang, Kediri dan Surabaya.

"Saya sudah rindu kedamaian, saya sangat setuju Persikmania, Bonek dan Aremania berdamai. Saya setuju ide Polresta Kediri yang ingin mempertemukan tiga suporter itu. Tapi, syratnya harus ditempat yang netral," kata pendiri Arema, Lucky Acub Zainal, yang karib disapa Sam Ikul itu kepada beritajatim.com, Selasa (1/2/2011), di rumahnya.

Selain itu, pihaknya juga berharap, agar pertemuan itu tidak hanya berbentuk nota damai bersifat secara tertulis. "Kata damai dari masing-masing suporter itu, harus berlandaskan dari hati masing-masing suporter. Betul-betul ada keinginan untuk damai. Tidak hanya sekedar pertemuan semata," jelasnya.

Kata damai itu, beber Sam Ikul, tidah harus saling peluk mesra, berangkulan satu sama lainnya. Saling menghormati dan tidak berbuat anarkis dan berbuat ulah yang merugikan banyak kalangan itu sudah lebih dari kata damai. "Saat ini tidak demikian. Dengan tegas, saya sangat setuju ide kepolisian Kota Kediri itu yang akan mendamaikan Persikmania, Bonek dan Aremania. Aremania harus siap hadir," katanya.

Lebih lanjut, Sam Ikul berharap, pertemuan tersebut harus didukung oleh semua pihak. Terutama pihak manajemen di masing-masing klub. "Kalau perlu, saya yang akan turun sendiri hadir ke pertemuan tersebut. Bahkan, saya siap turun menjelaskan kepada masyarakat di sekitar stasiun di Kediri," tegasnya.

Upaya untuk mendamaikan suporter, kata Sam Ikul, tidah hanya datang dari pihak kepolisian dan para suporter, namun juga ada upaya dari pihak manajemen. "Seharusnya, pihak manajemen harus selalu berupaya bagaimana masing-masing suporter berdamai. Karena bukan hal mustahil antar suporter itu bisa berdamai," katanya.

Kalau permusuhan antar suporter tidak segera diselesaikan, kata Sam Ikul, sangat berbahaya. Makanya, harus segera diselesaikan. Pertama jelasnya, harus dilakukan dialog, lalu peran aktif dari pemerintahan setempat. "Jangan sampai ada kata lha opo ketemu Bonek, lha opo ketemu Aremania, sikap dan perkataan demikian harus ditiadakan," katanya tegas.

Saat ini, cerita Sam Ikul, ulah para suporter sudah keterlaluan. Bukan hanya saling lembar dan saling ejek, tapi sudah saling bunuh, hal itulah yang sangat berbahaya. "Saya sudah kesel, capek mendengar dan melihat ulah suporter saat ini. Harus mulai membuka lembaran baru dengan komitmen damai," ajaknya.

Dia juga memberikan solusi, untuk mendamaikan suporter di Indonesia itu, cukup diambil tiga lintas. Yakni, Viking (Persib Bandung), Bonek (Persebaya 1927), dan Aremania (Arema Malang). "Kalau ketiganya sudah berdamai, suporter lainnya juga akan ikut berdamai. Ketiga suporter itu yang harus didamaikan," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Korwil Aremania Stasiun Kota Baru, Tembel, saat dihubungi beritajatim.com, menolak untuk berdamai dengan Persikmania, dan Bonekmania. Alasannya, pertemuan yang akan digagas pihak Kepolisian Kota Kediri itu tak akan mampu mendamaikan ketiga suporter itu.

"Yang jelas, Aremania menolak pertemuan itu. Dan lagi, ngapain ada bonek segala. Kasus pelemparan di Kediri itu bukan dengan bonek. Ngapain melibatkan bonek segala. Mari masing-masing suporter evaluasi diri. Persikmania harus banyak belajar ke Deltamania," ujarnya Tembel. [ain/kun]

Tidak ada komentar: