Powered By Blogger

Rabu, 26 Januari 2011

Aremania-Persikmania Pendam Dendam

Dua kelompok tim suporter sepakbola Aremania dan Persikmania sepakat untuk memendam dendam yang tumbuh sejak 2003 lalu.
Oleh:
Kamis, 10 Januari 2008 | 20:04 WIB
INILAH.COM, Kediri - Dua kelompok tim suporter sepakbola Aremania dan Persikmania sepakat untuk memendam dendam yang tumbuh sejak 2003 lalu.
Kesepakatan tersebut terjadi di Ruang Kilisuci, Balaikota Kediri, Jawa Timur, bertepatan dengan peringatan Tahun Baru 1429 Hijriyah, Kamis. Penandatanganan kesepakatan keamanan itu disaksikan Wakil Kepala Polresta Kediri, Kompol Agoes Irianto.
"Mudah-mudahan di Tahun Baru Hijriyah ini, antara kami dengan Persikmania ada perubahan pandangan. Kita sama-sama ingin mengubur masa lalu," kata salah satu Koordinator Aremania, Slamet.
Aremania sangat mendambakan terjadinya hubungan yang harmonis dengan Persikmania, tidak hanya menjelang putaran Babak Delapan Besar Ligina XIII di Stadion Brawijaya, Kediri, tapi berlangsung selamanya.
"Bagaimanapun juga, di kompetisi Super Liga nanti, Arema dengan Persik akan saling bertemu. Hubungan yang selama ini mengalami masalah, mari kita jalin lagi mulai dari sekarang," kata Asisten Manajer Arema, M Taufan menambahkan.
Demikian halnya dengan Koordinator Persikmania, Hendry Ego, yang menganggap sudah waktunya kedua kelompok suporter tim papan atas di Tanah Air itu, kembali menjalin rekonsiliasi.
Ia juga mengharapkan, suatu saat nanti, Persikmania bisa diterima dengan baik oleh Aremania, baik di Stadion Gajayana Malang maupun di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen.
"Kami menyadari, ada ikatan historis antara Persik dengan Arema. Sudah sepantasnya sejarah keikutsertaan Persik di pentas Ligina IX/2003 lalu kita kenang dengan mengubur dalam-dalam dendam yang selama ini terjadi," kata Ketua Yayasan Suporter Persik (YSP) itu menambahkan.
Dalam kesempatan itu, dua koordinator Aremania, Surtato dan Slamet menandatangani kontrak keamanan sebelum mereka datang ke Kediri untuk mendukung timnya bertanding melawan Persiwa Wamena, di ajang Babak Delapan Besar pada 16 Januari 2008 mendatang.
Ada enam poin yang harus ditaati Aremania saat bertandang ke Kediri, yakni kedatangannya harus selalu berada di bawah koordinasi pengurus Aremania dan tidak menginap serta mendirikan tenda di sekitar Kota Kediri; Aremania tidak diperkenankan membawa dan membunyikan petasan, kembang api, senjata tajam, benda keras, dan minuman keras.
Berikutnya, Aremania harus membawa tiket tanda masuk dan tidak melakukan keributan baik di dalam maupun di luar stadion; Aremania harus tetap menjaga ketertiban dan keamanan dengan tidak melakukan aktivitas mengamen, pemerasan, dan pengrusakan sarana umum dan harta benda warga selama berada di Kediri.
Aremania menerima kebijakan apapun yang diambil oleh Panpel Stadion Brawijaya. Mereka bersedia menerima sanksi hukum atas semua pelanggaran yang dilakukan selama Babak Delapan Besar berlangsung di Kediri.
Selain dari pihak Polresta Kediri, penandatanganan kontrak keamanan oleh Aremania disaksikan Ketua Panpel Stadion Brawijaya, Bambang Soemarjono dan Sekum Persik, Barnadi serta Ketua Umum Persik, HA Maschut.
Pada musim kompetisi Ligina IX/2003 lalu, Aremania membuat kerusuhan di Stadion Brawijaya, sehingga pertandingan antara Persik melawan Arema dihentikan dan dilanjutkan beberapa hari kemudian di Stadion AAU, Maguwoharjo, Sleman, DI Yogyakarta.
Setelah peristiwa itu terjadi, rivalitas antara Aremania dan Persikmania terus berlanjut, kendati kedua kesebelasan mereka sudah jarang bertemu, karena perbedaan wilayah kompetisi.
Wakil Kepala Polresta Kediri, Kompol Agoes Irianto meminta Aremania membuktikan diri sebagai tim yang pernah mendapatkan penghargaan dari PSSI sebagai kelompok suporter terbaik Ligina.

Tidak ada komentar: