Powered By Blogger

Sabtu, 12 Maret 2011

Warga: Jangan Campuradukan Bola dan Politik

Jakarta: Prestasi tak kunjung didapat, Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sibuk mengurus jabatan. Para petinggi PSSI pun saling membentengi diri dari sanksi Badan Sepakbola Dunia atau FIFA. Aksi-aksi ini dilakoni terkait pencoretan Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI.

Nurdin pun membantah keras adanya surat dari FIFA tahun 2007 yang disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Swiss Djoko Susilo. Bantahan perihal penolakan pencalonan Nurdin sebagai ketua umum karena tersangkut kasus pidana.

Persoalan ini cukup membuat sejumlah masyarakat kurang bersimpati. "Bola-bola saja, jangan dicampuradukan dengan politik," tutur seorang warga di Jakarta, belum lama berselang.

Buntut dari kekisruhan ini, Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPPN) akan mengadakan Kongres Luar Biasa. Penyelenggaraan disepakati berlangsung pada 26 April mendatang di Solo, Jawa Tengah. KPPN merasa berhak menyelenggarakan kongres karena didukung 87 dari 100 anggota pemilik suara PSSI.

FIFA memberi tenggat waktu menggelar kongres pemilihan ketua umum baru hingga 30 April. Bila sebelumnya tim verifikasi memasukkan nama Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie, Komisi Banding menganulir keputusan tim verifikasi PSSI. Hasilnya empat nama calon yakni Nurdin, Nirwan, George Toisutta dan Arifin Panigoro pun gugur.

Belakangan muncul nama-nama baru. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan mantan pengurus PSSI Diza Rasyid Ali, digadang-gadang bakal meramaikan bursa calon ketua umum PSSI.

Siapapun sosok pucuk pimpinan PSSI, masyarakat ingin yang terbaik. "Intinya tahu persepakbolaan dan mengayomi," tutur seorang ibu, warga Jakarta perihal sosok calon ketua umum yang ideal

Tidak ada komentar: