Powered By Blogger

Rabu, 22 Juni 2011

Woco.en ae

Ada yang menarik dari www.bonex-
cyber.web.id. Situs ini menyajikan jajak
pendapat tentang kemungkinan apakah Bonek
bisa berdamai dengan The Jak? Beberapa
persen menjawab tidak mungkin atau sulit.
Namun sebagian besar menjawab mungkin.
Saya pribadi, dengan mengacu sejarah Bonek
dan suporter sepakbola Indonesia, berani
mengatakan ITU SANGAT MUNGKIN TERJADI.
Dalam peta sepakbola Indonesia, sebenarnya
rivalitas tradisional kesebelasan antar kota ada
enam: Surabaya – Bandung – Semarang â
€“ Medan - Makassar – Jakarta. Rivalitas ini
tentu saja diiringi dengan rivalitas pendukung.
Namun, khusus untuk rivalitas pendukung,
sejarah panjang sepakbola Indonesia hanya
mencatat lima kota, yakni Surabaya –
Bandung – Semarang – Medan –
Makassar.
Sepakbola di empat kota ini sangat berurat dan
berakar. Surabaya punya Persebaya dan Niac
Mitra, Bandung punya Persib dan Bandung
Raya, Semarang punya PSIS, Medan punya
PSMS dan Medan Jaya, Makassar punya PSM
dan Makassar Utama.
Jakarta, kendati punya Persija dan Pelita Jaya,
dukungan suporter masih minim. Kota ini
terlalu heterogen. Setiap kali Persija bertanding
dengan salah satu kesebelasan dari empat kota
lainnya, maka bisa dipastikan Senayan bukan
milik mereka.
Rivalitas antar kesebelasan di tahun 1970 –
1980 hingga 1990-an ini begitu kental.
Suporter sepakbola Surabaya tentu masih
ingat bagaimana mereka tak pernah akur
dengan bobotoh Bandung. Arek Suroboyo
juga tak akur dengan Semarang. Setiap kali
lewat Semarang saat hendak ke Jakarta, kereta
api akan dilempari.
Bahkan dengan suporter PSIM Jogjakarta
sempat terjadi keributan, dan mengakibatkan
meninggalnya Suhermansyah, seorang
pecinta Persebaya. Ini catatan hitam yang
jangan sampai terulang lagi.
Dengan catatan begitu buruk, tak heran jika
ada keraguan, bisakah suporter berakur-akur
ria? Ketidakpercayaan suporter bisa saling akur
bahkan membuat final Ligina V antara
Persebaya dengan PSIS dipindahkan ke
Manado.
Tahun berganti. Generasi suporter berganti.
Keraguan itu terjawab sudah. Hari ini, Bonek
Surabaya bisa bergandeng tangan dengan
bobotoh Bandung. Bonek juga bisa
berdampingan dengan suporter Semarang.
Terakhir, bahkan ada kabar gembira, bahwa
suporter Makassar pun sempat berjabat
tangan saat pertandingan Persebaya versus
PSM di Tambaksari. Pertandingan berjalan
damai. Di Jogja pun, Brajamusti bergandengan
dengan Bonek.
Fenomena ini tentu sangat menggembirakan.
Inilah yang diharapkan kita semua. Maka,
janganlah heran jika saya bisa menyatakan
BONEK SANGAT MUNGKIN BERDAMAI
DENGAN THE JAK.
Apalagi secara tradisional sebenarnya Jakarta
tak punya sejarah panjang dalam dunia
suporter sepakbola sehingga harus
bermusuhan dengan Bonek. Dengan Bandung
dan Semarang yang musuh bebuyutan saja
Bonek bisa berdamai, mengapa dengan Jakarta
tidak? Kuncinya KEBESARAN HATI DUA PIHAK.
Dan sinyal positif muncul saat pertandingan
antara Deltras dengan Persija. The Jak
disambut hangat oleh Bonek dan Deltamania.
Di situs bonek.org sambutan hangat itu
muncul pula.
Bahkan, boleh saya nilai, hari ini, The Jak,
Viking, Persikmania, Deltamania, suporter
Semarang, dan suporter Medan adalah
suporter yang santun saat mengisi guest book
www.bonek.org. Mereka tidak provokatif dan
cenderung bersahabat kendati diprovokasi
pihak lain yang tak senang.
Bonek boleh saja disisihkan dalam acara
kumpul-kumpul antar suporter. NAMUN
FAKTANYA, TIDAK DIBUTUHKAN KUMPUL-
KUMPUL SEHINGGA BONEK BISA BERDAMAI
DENGAN SUPORTER LAIN.
Bagaimana dengan Aremania? Apakah
Aremania musuh Bonek? Hmm, dalam
sejarah sepakbola, Malang tak punya sejarah
panjang, apalagi untuk urusan suporter
sepakbola. Arema baru muncul tahun 1987,
Persema baru awal 1990-an muncul.Arema
juara saja baru tahun 1990-an.
Jadi, saya kira, Bonek sebenarnya sejak dulu
tidak pernah memperhitungkan Malang dalam
urusan suporter. Tidak ada alasan bagi Bonek
memulai permusuhan dengan Malang.
Ketemu dengan kesebelasan Malang di final
saja tidak pernah.
Loh, kok sekarang Bonek dianggap
bermusuhan dengan Aremania? Kalau untuk
yang satu ini, mungkin lebih baik tidak
bertanya kepada Bonek. Anda keliru bertanya
pada Bonek.
Loh, kok keliru? Jelas saja keliru, karena BONEK
SUDAH MEMBUKTIKAN DIRI BISA MENERIMA
AREMANIA DI GELORA TAHUN 1997, meski
tahun 1990-an ada pemain Persebaya
bernama Nurkiman yang diketapel oknum
suporter saat bermain di Malang hingga cacat.
Saat itu, tahun 1997, di gelora Tambaksari,
Aremania bisa bernyanyi-nyanyi, joget kanan-
kiri.
Pujian datang dari mana-mana terhadap
kebesaran hati Bonek ini, kendati selanjutnya
Bonek tak bisa datang ke Malang dan hari-hari
ini malah diprovokasi dengan sebutan Bodoh
dan Nekat oleh oknum yang mengaku-aku
Aremania (semoga saja memang oknum
seperti yang didengung-dengungkan jika ada
kerusuhan).
Lagipula, kenapa soal permusuhan dengan
Aremania, anda mesti tanya ke Bonek?
Cobalah tanya ke akar rumput Sakera
Pasuruan dan Persikmania kenapa mereka
belum bisa berdamai dengan Aremania.
Mungkin sekali waktu, anda lebih baik bertanya
kepada mereka.
BONEK SUDAH MEMBUKTIKAN DIRI BUKAN
PENDENDAM dan tidak ingin memprovokasi
siapapun. Maka, tanggal 30 Desember 2007,
saya berharap kedewasaan Bonek tetap
ditunjukkan. Bonek musim ini harus lebih baik.
HATI-HATI, JANGAN SAMPAI TERPROVOKASI
UNTUK ANARKIS.
TINGGAL SATU PERTANDINGAN, REK!
CIPTAKAN KEDAMAIAN.
Ada baiknya jika media massa mengingatkan
momen di mana Aremania bisa diterima
dengan damai di Gelora 10 November,
daripada mengingat-ingat peristiwa ***
Semper. ITU LEBIH MENYEJUKKAN, KAWAN!
Bonek tidak ingin gelar suporter terbaik.
Menjadi lebih baik itu sudah cukup. Gelar
suporter terbaik dari media massa? Silakan
saja dibungkus dan diambil kalau memang
Anda doyan. Di Gelora Tambaksari masih
banyak kok yang jualan lumpia empuk dan
maknyus, yang lebih enak dimakan dan
mengenyangkan.
NB: Siapapun boleh tidak setuju dengan artikel
ini. Namun, jika Anda hanya ingin menjawab
artikel ini dengan provokasi, caci maki dan
tanpa argumentasi historis yang panjang dan
dingin, akan percuma saja. Provokasi dan caci
maki terlalu murah untuk ditanggapi dan
hanya bikin capek. Terima kasih. Salam damai
untuk semua suporter Indonesia.
catatan ini mmg sudah agak lama tp yang
penting dr catatan ini kita bisa melakukan
kajian dan evaluasi diri utk masa dpn yg lebih
baik.

Tidak ada komentar: