Selasa, 06 September 2011
Seleksi Pemain Persik Kediri Tanpa Bintang
100 pemain mengikuti seleksi yang diselenggarakan Persik.
Sebanyak 100 pemain mengikuti seleksi yang
diselenggarakan Persik Kediri. Tetapi, di antara mereka tidak ada satu
pun pemain bintang.
"Mas Danilo (Danilo Fernando) memang sudah
berada di sini (Stadion Brawijaya Kota Kediri). Tetapi, tidak mengenakan
kostum serta tidak ikut dalam seleksi," ujar sekretaris umum Persik
Barnadi,Senin (5/9).
Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI Kota
Kediri itu menambahkan, 100 pemain yang mengikuti seleksi berasal dari
para pemain Persik (U-21), pemain Persik yang berlaga pada ajang Pekan
Olahraga Provinsi Jawa Timur (Porprov Jatim) III/2011, Deltras Sidoarjo,
Banjarmasin FC, Persema Malang, PSS Sleman, Persis Solo dan PSCS
Cilacap
Terpisah, pelatih Jaya Hartono mengaku telah memberikan
waktu selama 30 menit kepada mereka untuk menunjukkan skill individu
maupun tim. Mereka akan mengikuti seleksi selama kurang lebih satu
minggu. Tetapi, apabila dianggap tidak memenuhi kriteria, mereka bakal
langsung dieliminasi.
"Kita lihat kemampuan mereka bermain secara
individu maupun tim. Oleh karena itu, kita bagi dalam beberapa tim yang
kita pertandingkan. Ada beberapa di antara mereka yang tadi saya lihat
memiliki kemampuan di atas pemain lainnya," imbuh Jaya Hartono.
Seleksi
pemain yang berlangsung di Stadion Brawijaya, Kota Kediri, tersebut
disaksikan langsung oleh manajer Sunardi, dan beberapa orang pengurus.
Selain itu, seleksi juga ditonton oleh ratusan suporter fanatik Persik
dan beberapa masyarakat Kota Kediri
"Berapa pun jumlah yang bakal diambil,
pastinya satu tim. Kebutuhan kita sekitar 22 orang pemain. Empat di
antara mereka adalah pemain asing. Sesuai aturan, dalam satu tim,
diberikan kewenangan untuk merekrut tiga pemain non Asia, dan satu
pemain Asia," terang Jaya Hartono.
Muhammad Bonek Jaya Ramadhan Anak Pertama Fans Persebaya
Namun, kenekatan Muhammad Aris Margaricorela terbilang luar biasa. Untuk mengungkapkan epkspresi kecintaanya kepada Persebaya 1927, warga Kanginan Surabaya ini memberi nama anak pertamanya Muhammad Bonek Jaya Ramadhan.
Aris atau biasa disapa Gegek, mengaku sebagai bonek sejati. Kemana pun Persebaya bertanding, dia tidak pernah melewatkan kesempatan memberikan dukungan langsung dari pinggir lapangan. "Yang belum saya singgahi hanya dua pulau saja, yaitu Sulawesi dan Papua,” kata Gegek, seperti dikutip dari ligaprimer.co.id.
Sebagai bonek sejati, Aris juga tidak mau bergabung dengan kelompok suporter tertentu. Sebab Gegek mempunyai prinsip, mendukung Persebaya 1927 adalah bentuk ekspresi pribadi. Dari aktivitas mbonek itulah dia kemudian berkenalan dengan Tarina, istri yang baru memberinya satu anak. "Awal kenalannya di facebook. Kemudian berlanjut ketemu ketika ada rapat bonek Jabodetabek pada 2009," ungkapnya.
Usai menikah, kecintaan keduanya terhadap bola tidak juga luntur. Bahkan ketika hamil lima bulan, Gegek nekat mengajak istrinya nggandol kereta tangki ke Tangerang guna menyaksikan pertandingan Persebaya 1927 vs Tangerang Wolves di kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI). "Pulangnya kami sempat dilempari suporter Lamongan. Tapi alhamdulillah, saya, istri, dan calon bayi kami selamat,” kenang pria berperawakan kurus ini.
Anak pertama mereka akhirnya lahir pada 10 Agustus lalu. "Awalnya saya mengira anak saya perempuan. Sebab ketika di-USG kata dokter perempuan. Karena itu saya sempat menyiapkan nama Geisya Bonita Jaya. Nggak tahunya lahir laki-laki, dan akhirnya saya beri nama Muhammad Bonek Jaya Ramadhan,” urainya.
Pemberian nama Bonek itu, sambung Gegek, juga sebagai bentuk rasa syukur atas perjuangannya menyelamatkan diri dari lemparan suporter di Lamongan. "Kalau tidak saya kasih nama Bonek, perjuangan saya dan istri sepertinya akan sia-sia. Bonek juga sebagai simbol keberhasilan saya menyelamatkan calon pendukung Persebaya ini," cetus Gegek.
Langganan:
Postingan (Atom)